BAB 5 HATRED

1 2 0
                                    

Kiara bersiap merapikan buku bukunya, bersiap pulang dengan gembira karena dirinya baru saja menang kuis yang diberikan oleh dosennya. memang tidak ada hadiah, tapi menurutnya nilai kuliah yang terpenting dari yang lain.

Dikelasnya sepi, hanya tersisa Kiara yang sibuk dengan kegiatannya.

mata Kiara menatap jendela kelasnya dengan takut, Eliza,Nana dan Dewi berjalan angkuh kearahnya

segera ia mengambil ponsel dan mengirim pesan untuk Alkara agar secepatnya datang. karena sejujurnya hanya dia sekarang yang bisa membantu.

KIARA
al,mereka
datang

ALKARA
lo dimana?
KIARA
dikelas,Al
ALKARA
tenang aja nggak
usah panik!

"gue pikir lo tadi udah pulang, Kiara" ujar Eliza lembut

Kiara heran dengan sikap Eliza, dia bisa selembut ini dalam beberapa detik. dan kemudian dia bisa sekasar seperti kemarin.

"a,aku belum pulang El" ujarnya gugup

"gue sama temen temen minta maaf banget ya, Kiara. kemarin itu kita emang udah terlalu nyakitin lo. dan kita baru sadar kalau kita itu udah punya salah banyak ke elo. jadi, lo mau kan maafin kesalahan kita?"

Kiara menggeleng mengiyakan. rasa trauma bercampur dengan rasa bingung yang diciptakan Eliza membuatnya linglung

"lo nanti pulangnya bareng gue aja ya, gue bawa mobil. ntar gue anterin ke rumah lo" saran Eliza lagi

"aku anak kos El, dan kos aku deket, cuma dibelakang kampus. jadi aku bisa jalan aja"

"mmm yaudah kalau gitu, kita pergi dulu ya , lo ati ati pulangnya"

Eliza dan kedua temannya pergi meninggalkan Kiara yang masih kebingungan dengan sifat pembulynya.

rasanya seperti dunia berbalik 360 derajat, pembulynya berubah menjadi bidadari dan yang dibuly malah tetap sama saja, penakut dan pemalu.

Alkara datang menghampiri Kiara.

"mana?"

"mereka udah pergi"

"lo diapain?"

"aku nggak papa, tapi aneh aja gitu sama sifat mereka"

"kenapa? makin jahat?"

"enggak Al, mereka justru makin baik sama aku. bahkan tadi dia minta maaf ke aku"

"baguslah mereka nggak membangkang"

"maksud kamu?"

"tadi gue kasih mereka pelajaran, nggak kriminal kok. cuma gue banting"

"kamu banting mereka? kasihan Al"

"lo nggak usah kasihan ke mereka, mereka aja nggak kasihan sama lo" ujar Alkara menekankan.

Alkara menarik pergelangan tangan Kiara dengan kasar, kakinya tetap melangkah tanpa menghiraukan rintihan Kiara yang kesakitan.

tangan yang dipegang Alkara adalah luka lukanya yang dibuat Eliza, wajar jika ia merasa kesakitan. rasanya ditancap duri dan obat merah kembali hadir dan harus ia rasakan secara terpaksa.

Alkara berhenti di mobilnya dan melepas cengkraman tangannya pada Kiara.

"aw,,," rintih Kiara memegangi tangannya.

ALKIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang