BAB 4 HERO FOR KIARA

2 2 0
                                    

Alkara berjalan menyusuri koridor kampus dengan wajah tidak bersahabat, melewati satu persatu ruangan hingga langkahnya terhenti di salah satu kelas.

Ia berdiri didepan pintu menunggu dosen yang sedang mengajar berpamitan, emosinya sangat berapi api, ia sangat ingin membalaskan apa yang dialami oleh Kiara, gadis yang baru saja dikenalnya.

tak lama kemudian, Eliza dan teman temannya keluar kelas. mereka seakan takut ketika melihat keberadaan Alkara yang tiba tiba menarik tangan Eliza kasar.

"Al!! lo kok kasar sih?" sentak nana tak terima

"diem lo, emang lo bertiga punya hati?. enggak kan? ikut gue sekarang,!!"
Alkara melepas cengkraman tangan Eliza dengan keras, membuatnya merintih memegang tangannya yang memerah.

Mereka bertiga mengikuti langkah Alkara dengan tampang was was, ingatannya kembali kepada saat ketika Kiara pingsan.

Alkara memasuki gudang belakang sekolah yang sudah jarang dipakai, diikuti ketiga gadis yang berjalan menunduk dibelakangnya. tak lupa ia juga menutup pintunya kembali sebelum menatap wajah mangsanya garang.

Alkara melangkah mendekati Eliza yang tampak memundurkan langkahnya ke belakang.

"eh,,pembully emang punya rasa takut? kok gue baru tahu ya" Alkara menarik dagu Eliza agar mereka bisa saling menatap "gue ingetin ke lo, kalau sampe gue denger lo berulah lagi, habis lo ditangan gue"

"Al!! sada! , lo diracuni apa aja sih sama tuh cupu" tegas Eliza sebelum Alkara membantingnya ke meja yang berserakan.

"untung lo cewek, kalau nggak udah gue bunuh lo dari tadi"

"Al, kasihan Eliza. dia kesakitan bahkan sampe nggak bisa berdiri gitu"

"heh rasa kasihan lo baru muncul ya?"
"sekarang kayaknya akan ada ronde ke dua dan ketiga" ujar Alkara sinis, kemudian melangkah ke arah Nana dan Dewi

"Akh,, lepasin. sakit...."
Alkara mencengkram kerah baju Nana dan Dewi hingga membuatnya serasa melayang diudara.

"gue belum puas,gue pingin lo semua tunduk ke aturan main gue"

"kita bakalan tunduk sama lo, tapi lepasin kita Al"

Alkara membanting keduanya didekat Eliza, pandangannya sangat senang melihat ketiganya merasakan sakit yang meluruh.

"awas lo bertiga!! gue mau lo semua turuti semua perintah gue. tanpa penolakan"

"oh, ada satu lagi. ini titah pertama gue sebagai bos kalian."

Alkara melangkah mendekat dan berjongkok di hadapan ketiga gadis yang sedang merintih itu

"lo harus minta maaf ke Kiara, kalau nggak, lo bertiga gue bunuh"

Alkara berlalu keluar ruangan dengan puas, sedangkan Eliza,Nana dan Dewi mencoba beranjak berdiri dengan susah payah

"baru kali ini gue dikasarin sama cowok,"

"bukan lo aja kali Na, gue juga pertama kali"

"gue pingin kasih pembalasan buat si cupu, berani beraninya dia buat gue lemah kayak gini!!"

"lo nggak kapok El? gue nyerah deh kalau berurusan sama tuh cewek. trauma banget gue"

"gue juga ikut Nana, kaki gue sakit banget gara gara terbang tadi, lagian lo nggak kapok?"

" tidak ada kata kapok sebelum gue bunuh tuh cupu. seenaknya aja dia lolos dari gue, mulai sekarang gue bakalan main halus untuk nyingkirin si lonte itu dari bumi ini.. lo berdua nggak usah ikut campur urusan gue dengan Kiara. nanti selesai kelas kita temui tuh cewek, kita pura pura minta maaf ke dia biar Alkara menganggapnya benar. dan setelah itu baru permainan baru akan dimulai"
Eliza tersenyum sinis dengan wajahnya yang mulus.

"lo buang kita El?" tanya Dewi heran

"untuk sementara aja, gue nggak mau ngelibatin lo berdua dengan masalah gue sama si cupu. cukup gue aja yang main, lo berdua jadi penontonnya aja"

Nana dan Dewi tersenyum lega mendengar penjelasan Eliza, pikirannya bersyukur karena mesin ATM berjalannya tidak jadi memecatnya sebagai konsumen setia.

#--------------#
Alkara memasuki ruang kelasnya dengan sangar, beberapa kaum hawa sampai berteriak karena melihat wajah Alkara dengan jelas.

Laki laki tertampan seantero kampus ini, sangat arogan. tapi ia menutupinya dengan sikap kulkas yang ia miliki.

pandangannya tertuju pada Roni,Axel dan beberapa temannya yang terduduk diatas kursi.

"baru pulang lo Al?" tanya Axel penasaran

"kepo banget lo, gimana kemaren? kok nggak ada yang ngasih kabar ke gue?"

"aman bestie, lo kan udah percayakan semua ditangan gue. jadi pasti beres lah"

"aman dari mane Ron? lo aja nggak bantuin gue waktu ngelawan anak anak jelek itu dan lo malah asik asikan ngobrol sama tetangga yang menonton"

"itu kan juga berantem beb axel"

"beda man, gue main fisik lo main omongan"

"axel, nggak usah ngegas lah. sensi amat sih"

"bukannya sensi Ron,,, lo itu udah nggak bantuin eh malah meninggikan harga diri sendiri. padahal kan gue yang pisahin mereka"

"tutup mulut lo berdua" alkara menengahi perdebatan kedua sahabatnya. ia duduk di kursi samping Roni. kemudian membuka tas hitamnya dan mengeluarkan kotak hp yang dijanjikannya untuk Roni

"nih janji gue"
ujarnya memberikan balas janjinya

"oh my god!! Alkara Mahendra!! lo beneran ganti hp gue?? yaampun gue terhura bestie boleh peluk nggak?" Roni memasang tangannya untuk memeluk Alkara

Alkara menjauh seolah takut badan sucinya disentuh Roni yang sudah kegirangan kekurangan obat.

"lo apa apaan sih jijik banget gue, udah lo coba tuh hp. gue baru beli semalem"

Axel memasang raut wajah cemberut melihat Roni diberikan hp baru oleh Alkara

"lo kenapa xel?"

"lo nggak adil Al!! masa yang dikasih Roni doang. gue nggak? kan gue juga sahabat lo"

"jadi maksudnya lo cemburu sama Roni?"

"yeyyy abang Axel cemburu sama gue" maki Roni kesenengan

"bisa diem nggak kalian berdua Roni,Axel!!"

"gue semalem udah was was kalau axel pasti cemburu kalau tidak dikasih sesuatu yang sama kayak Roni. mangkanya gue beliin juga buat lo xel"

Alkara mengeluarkan sekotak hp lagi pada Axel yang tersenyum tak percaya

"lo serius kasih gue ini al?"

"hmm"

"makasih banyak ya All, gue nggk nyesel udah temenan sama lo"

"lo temenan sama gue cuma mau hp?"

"iya tuh si axel, temenannya sama orang yang berduit doang" celetuk Roni menambahkan

"bukan gitu maksud gue,Al. lo kan udah sering banget ngasih kita barang barang yang pasti mahal harganya, tapi lo nggak pernah perhitungan sama kita mangkanya kita salut sama lo"

"yaudah sih, tuh langsung lo pakek. udah gue isi kartu juga plus kuota unlimitied"

"yaampun makasih banyak ya All lo emang the best banget!!"

"nggak usah muji muji, sekarang ceritain semua kejadian kemaren yang gue nggak tau"

"jadi begini Al....." Axel mulai menceritakan peristiwa kemarin sore, tentang anak anak jalanan yang secara tiba tiba merusak markas mereka dengan sembarangan.

motifnya hanya satu, karena Alkara. mereka ingin melumpuhkan Alkara yang sebelumnya mengganggu kegiatan anak jalanan yang sering mencopet di jalanan.

karena tidak terima, mereka membuntuti Alkara dan sampai di markasnya

berharap kemarin mereka bisa memberi pembalasan untuk Alkara, tapi tidak jadi dan malah kalah melawan Axel dan teman temannya yang lain, kecuali Roni yang sibuk bergosip dengan tetangga yang bertanya tanya apa yang terjadi.

ALKIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang