Kiara terbangun karena suara dering ponselnya yang terus berbunyi, matanya yang masih buram mencoba mendekte nama yang tertaut.
ALKARA
Kiara mengerutkan kening, ia bingung harus menjawab atau tidak. tapi rasa tidak enaknya keluar, apalagi hp yang ia pegang pemberian dari sang penelpon
dengan sangat terpaksa Kiara menggeser tombol panggilan ke atas dan menerima teriakan keras Alkara, membuat Kiara menjauhkan telinganya dari ponsel
"Kemana aja sih lo! mati? lama banget angkat telfon gue"
Kiara diam tak membalas membuat amarah Alkara bertambah
"bisu lo? atau tuli? gue ngomong nggak lo dengerin. awas ya lo, nanti gue hukum lo di kampus. enak aja ngebangkang sama gue"
Kiara yang mendengarnya hanya tersenyum sinis sambil mengangkat satu alisnya ke atas.
"kamu siapa aku?" tanyanya lembut
ucapan itu berhasil membuat Alkara diam beberapa saat, hingga akhirnya ia kembali berbicara.
"gue udah bilang kalau gue itu pengganti kakak lo, jadi lo harus nurut sama gue!!"
"kemarin kamu kemana?"
"maksud lo apa?"
"aku pulang sendiri, sedangkan kamu enak ngopi sama temen temen kamu"
"salah lo sendiri nggak nurut sama kakak lo"
"terserah"
"lo berani sekarang sama gue? inget ya!! kalau kita ketemu, lo gue kasih hukuman. atau kalau lo ngebantah suruhan gue, malah gue tambah hukuman lo"
"yaudah iya" ujar Kiara singkat, sebenarnya dia bisa saja menolak. tapi karena ia berasa berhutang nyawa pada Alkara, ia terpaksa mengiyakan. apalagi jika ia terus berdebat dengannya pasti yang salah tetap Kiara juga.
"nanti gue jemput lo, siang ini ada kelas kan lo?"
"kok kamu tahu?"
"nurut aja,"
Alkara mematikan telefon secara sepihak, sedangkan Kiara langsung bersiap untuk bersih bersih.
"hish tuh cewek kenapa sih? suka banget buat gue salting" desis Alkara memandangi foto Kiara yang sengaja ia ambil ketika di rumah sakit.
Alkara mulai mencintai sosok Kiara, tapi ucapannya bertolak belakang dengan hatinya yang terus bergemuruh menyebut nama Kiara.
ketika asik asiknya halu menjadi pacar Kiara, tiba tiba suara bel dari luar rumah Alkara berbunyi. membuatnya berdiri dan menghampiri jendela besar yang ada di samping meja belajar.
Terlihat Roni dan Axel yang berada di bawah, Alkara mengambil nafas pelan dan turun ke bawah untuk membukakan pintu untuk kedua sahabatnya.
"ngapain lo berdua kesini?" ujar Alkara kecut
"yaelah, bestie kok gitu sama kita sih? kita kan niatnya baik. mau nemenin lo dirumah. bokap lo pasti diluar kota kan?" tebak Roni dengan melangkahkan kakinya masuk meski tanpa izin sang pemilik rumah.
Axel membututinya dari belakang, diikuti Alkara yang memasang muka datarnya.
Roni berbaring di sofa hitam Alkara tanpa dosa, kakinya diulurkan ke meja yang berwarna hitam pula.
"lo seenaknya banget sih!! turunin nggak kaki lo" Alkara menatap tajam ke arah Roni, sedangkan Axel sibuk dengan ponselnya sendiri
"iya iya Al!"
"gimana tuh cewek keadaannya?" tanya Axel membuka topik setelah Roni terduduk dengan sopan
"aman, dia juga udah pulang"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKIARA
Teen FictionPenderitaan Kiara yang selalu diganggu dengan kejahilan teman sekampusnya berakhir setelah dirinya bertemu Alkara Mahendra. Laki laki tampan yang memiliki dua pendirian, cuek dan sayang. semenjak itu Kiara menjadi gadis yang berbeda, dia mulai mele...