8.Bantuan Datang

233 14 0
                                    

Malam ini suasana di markas BL terlihat sangat ramai dikarenakan seluruh anggota BL yg baru saja selesai melaksanakan BakSos (Bakti Sosial) kurang lebih 1 jam yg lalu.

Jam menunjukkan pukul 19.42, pada malam minggu ini mereka habiskan untuk mengobrol, bernyanyi dan bahkan menari. Bukan hanya anggota BL yg ada di markas, di sana juga terdapat kelima inti BL yg tengah asik bernyanyi dan bermain gitar, ralat-hanya Gian yg bernyanyi dan memainkan gitar, sedangkan yg lainnya hanya menjadi penikmat saja.

'Tak tahu bagaimana
Aku tanpa dirimu
Tak pernah terbayangkan
Sepi merindu

'Kumohon padamu
Tetaplah kau di sampingku
Hilangkan ragu
Semua yang kan menggangu
Kucinta padamu kasihku

'Biarkan cita yang jadi saksinya
Kita kan slalu bersama huwo
Merangkai di setiap kisah semua
Dengan dirimu untuk selamanya

'Tak tahu bagaimana
Aku tanpa dirimu
Tak pernah terbayangkan
Sepi merindu

'Kumohon padamu
Tetaplah kau di sampingku
Hilangkan ragu
Semua yang kan menggangu
Kucinta padamu kasihku

'Bila rindu pun melanda terhadapku
Terasa hati gelisah
Bila rindu pun melanda terhadapku
Terasa hati gelisah

Suara Gian terdengar merdu menyapa telinga semua pendengarnya, lagu yg di bawakan gian berjudul 'Seperti Kisah - Rizky Febian'.

Biasanya malam minggu seperti ini selalu Gian habiskan bersama Keisha-pacarnya. Tapi kali ini dia habiskan bersama teman temannya, karena tadi sore Keisha memberi taunya bahwa malam ini dia akan menghabiskan waktunya dengan ketiga temannya di Mall dan tentu saja Gian menyetujuinya selagi itu bisa membuat Keisha senang. Gian bukanlah tipe kekasih yg overprotektif pada pasangannya, bagi Gian selagi itu masih di batas wajar maka Gian akan membiarkannya, tapi jika itu sudah berada di luar batas maka Gian tidak akan segan segan untuk menegur dan membatasi kegiatan Keisha.

"Kalian ngerasa aneh ga sih?"ujar Rafa tiba tiba yg membuat keempat temannya menatap kearahnya.

"Aneh apanya?"tanya Dalfa seraya menyuapkan keripik kentang kedalam mulutnya.

"Udah lama sejak balapan terakhir waktu itu, si Fino kaga pernah nampak lagi di jalanan"ucap Rafa "Awalnya gue ga sadar, tapi kalo di pikir pikir setelah balapan itu gue cuman liat anggota Digmars aja yg keliaran di jalanan, sedangkan si Fino kaga pernah keliatan"terus Rafa.

"Lah iya juga ya, tuh curut kaga pernah nampak"ucap Dalfa yg baru sadar.

"Entahlah, tapi yg pasti kita harus tetap waspada"timpal Gian seraya menyimpan gitar yg semula berada di pangkuannya kini disandarkan pada kaki meja yg berada di depannya.

Elvaro melirik pada Anta yg juga tengah meliriknya, kedua cowok itu tampak sedang membicarakan sesuatu lewat tatapan mata mereka. Elvaro menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa yg tengah dirinya dan teman temannya duduki, kepala Elvaro menengadah dengan mata yg terpejam seakan tengah mencoba menenangkan pikirannya.

"Apa yg kalian berdua sembunyikan?" selidik Gian seraya menatap Elvaro dan Anta.

Elvaro dan Anta mengernyitkan dahi mereka mendengar perkataan Gian, Rafa dan Dalfa pun ikut menatap kearah Elvaro dan Anta.

"Apa yg kalian sembunyikan dari kita kita?" ucap Gian mengulang pertanyaannya.

"Gue ga paham maksud pertanyaan lo"jawab Anta yg terlihat santai.

"Kalian bisa membodohi orang lain, tapi itu ga akan bisa terjadi ke gue"ucap Gian seraya menatap dalam manik mata Elvaro dan Anta bergantian. Gian adalah orang yg bisa di bilang paling peka dalam merasakan keadaan sekitarnya, Gian akan cukup mudah mengetahui orang yg mencoba membohonginya sehingga membuat siapapun kesulitan menyembunyikan kebenaran darinya.

ELVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang