23.Bagian Dari Masalalu

92 3 0
                                    

Siang ini cuaca terlihat mendung, matahari yg biasanya bersinarpun kini bersembunyi di balik awan tebal, seakan takut untuk menunjukan dirinya.

"Aaargghhh!!!"teriakan kesakitan itu menggema di tengah hutan lebat yg jauh dari jangkauan manusia.

Seorang pria dengan banyak luka di tubuhnya nampak mengerang kesakitan saat dua orang pria lainnya mencambuk tubuhnya.

"S-saya m-mohon shh... Hentikan!"pinta pria tersebut seraya menatap seorang wanita yg duduk tenang di kursi kayu tak jauh darinya.

Wanita yg merasa terpanggil pun mengangkat telapak tangan kanannya sebagai kode untuk menghentikan cambukkan dari dua pria tadi.

"Ada apa tuan? Bukankah anda menginginkan ini?"ujar si wanita seraya membuka topeng emas yg sedari awal menghalangi wajah cantiknya.

Wanita tersebut tidak lain adalah Azka Rayne Victor, istri dari seorang Alviano serta ibu dari Elvaro dan Axelio. Azka merupakan seorang wanita karir yg meneruskan bisnis keluarga Beckham yg tak lain adalah keluarga pihak ibunya.

Azka memegang dan bertanggungjawab pada beberapa cabang perusahaan milik keluarga Beckham, termasuk sebuah organisasi mafia terbesar di dunia yg di dirikan oleh Aktam Beckham yg tak lain kakeknya sendiri. Dan saat ini organisasi mafia tersebut berada dalam kepemimpinan Azka.

"S-saya mohon jangan bunuh saya"ujar si pria seraya bersujud tepat di depan kaki Azka.

"Ahhh ini benar benar menyebalkan bukan Jack?"ujar Azka seraya menatap pria yg senantiasa berdiri di sampingnya.

"Huft, kita sudah banyak membuang waktu di sini Q"ujar Jack seraya menghela nafasnya.

'Q' merupakan panggilan khusus untuk Azka di dalam organisasi mafia yg dia pimpin. Sedangkan Jack, dia merupakan tangan kanan Azka yg selalu setia dan mengabdi pada Azka dan keluarga Beckham.

"Jika begitu, segera akhiri ini semua Jack"ujar Azka seraya berdiri dan melangkah meninggalkan Jack yg kembali menghela nafas.

Dor!

Sebuah peluru menembus tepat pada jantung pria tadi, dan pelakunya tak lain adalah Jack.

"Selalu seperti ini"lirih Jack seraya mengingat sosok Azka yg tak pernah berubah sedari dulu, Jack pun hanya dapat menatap nanar punggung Azka yg perlahan menghilang dari pandangannya.

"Kalian berdua! Bereskan mayat ini dan jangan sampai meninggalkan jejak sedikitpun!"perintah Jack kepada dua dari beberapa orang disana.

Dengan segera Jack menyusul Azka yg entah kemana perginya, setelah sebelumnya memastikan semuanya aman.

Tak jauh dari tempat tadi, nampak Azka yg tengah menatap sebuah gedung 3 lantai yg berdiri kokoh di depannya, dengan sebuah gerbang besar yg nampak dijaga ketat.

"Anda selalu membuat saya khawatir, tidak bisakah anda menunggu saya selesai dulu?"ujar Jack yg kini berada di samping kanan Azka dan ikut menatap pada gedung yg sama dengan yg Azka lihat.

"Lebih baik kau khawatirkan dirimu sendiri"ujar Azka yg nampak tak peduli dengan apa yg di katakan Jack.

Lagi dan lagi Jack menghela nafasnya, Azka ini memang tak pernah berubah dari sejak dulu selalu keras kepala persis dengan kakeknya dulu.

Tanpa banyak bicara, Azka melangkahkan kakinya mendekat ke arah gedung yg tadi menjadi objek pandangannya yg tentu saja di damping oleh Jack.

"Siapa kalian?" ujar salah satu penjaga yg berjaga di depan gerbang, seraya menodongkan senjata api yg dia miliki ke arah Azka dan Jack.

"Tenanglah, kami tamu yg di tunggu oleh tuan mu" ujar Jack seraya mnunjukkan sebuah kartu akses yg biasa di pergunakan untuk memasuki kawasan wilayah tertentu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang