Setelah menghabiskan waktu seharian dengan Alviano, malam ini Azka habiskan waktunya dengan termenung di dalam kamarnya.
Jam menunjukkan pukul 01.12, namun itu tak membuat Azka bisa menutup matanya untuk mengarungi dunia mimpi.
Tatapan kosong dengan isi pikiran berkelana menerawang masa depan yg tak dapat di prediksi oleh manusia, dan hanyalah tuhan saja yg tau bagaimana kedepannya.
Suara dering telpon masuk menyadarkan Azka dari dunianya, dengan malas Azka melihat siap yg menghubunginya di jam seperti ini.
Jack, dia adalah tangan kanan Azka di perusahaan Beckham sekaligus orang kepercayaannya.
Nama itu lah yg tertera di layar handphonenya, dahi Azka mengkerut merasa bingung, karena biasanya Jack tidak pernah menghubunginya di jam seperti ini. Setelah terdiam sebentar, Azka pun mencoba mengangkat telpon dari Jack.
"Selamat malam nona, maaf mengganggu waktu beristirahat anda"ujar Jack saat sambungan telpon mereka terhubung.
"Ada apa?"tanya Azka yg terdengar dingin seperti biasanya.
"Saya ingin memberitahu informasi terbaru tentang Winged Red Star"jawab Jack.
Dahi Azka semakin mengerut tanda dirinya tak paham dengan yg dimaksud Jack saat ini.
"Informasi apa yg kau maksud Jack? Bukankan WRS baik baik saja?"ujar Azka.
"Maaf nona, apakah sembilan inti lainnya tidak memberitahu anda informasi WRS saat ini?"tanya Jack dengan nada yg terdengar bingung.
Azka terdiam sebentar "Tidak, mereka tak memberitahu apapun"jawabnya.
"Kurang lebih satu jam yg lalu, markas WRS di serang oleh beberapa anggota Phoenix"ujar Jack yg membuat tatapan Azka menajam dan memerah menahan emosi.
"Phoenix?"tanya Azka dengan suara rendah yg terdengar mengerikan bagi siapapun yg mendengarnya, begitu juga dengan Jack.
"I-iya nona, mereka mafia nomor 10 di dunia"gugup Jack.
Tut
Azka memutuskan sepihak sambungan telpon itu.
Prang!
Azka melempar dengan kuat handphonenya pada tembok hingga hancur tak berbentuk. Dengan amarah yg menguasai dirinya, Azka segera memakai jaket kebanggaan miliknya dan segera pergi dari mansion Nugraha dengan motor sportnya.
Dengan kecepatan tinggi, Azka akhirnya sampai di marka WRS yg nampak sangat berantakan. Setelah memarkirkan motonya dan melepas helm full face nya, Azka segera melangkahkan kakinya memasuki markas.
Tatapan Azka jatuh pada semua anggota dan sembilan inti yg tengah saling mengobati luka mereka satu sama lain, dan pemandangan itu semakin membuat emosi Azka memuncak.
Merasa ada aura yg tak mengenakan dari arah pintu, membuat semua orang di dalam markas menoleh bersamaan. Mereka terkejut sekaligus ketakutan saat pandangan mereka menangkap sosok Azka yg merupakan leader utama mereka.
"Apa yg terjadi?"tanya Azka dengan nada rendah.
"Kenapa ga ada yg ngabarin gue?!"tanya Azka.
Azka mengeram marah saat tak ada satupun yg menjawab pertanyaannya, semua orang di sana hanya diam dan menunduk.
Prang!
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVARO
Teen Fiction-Sequel Azka (Note: Agar kalian ga bingung sama jalannya cerita ini. Aku sarankan baca cerita Azka terlebih dahulu,karena banyak hal di cerita ini yg bersangkutan dengan cerita Azka sebelumnya. Terimakasih!!) ________________________________________...