Keesokkan di tengah malam, seperti biasa Karina pulang dalam kondisi mabuk.
Sekujur badannya berbau minuman alkohol. Dengan muka merah karna mabuk, dirinya berjalan gontai memasukki mansion.
"Karina, kamu kenapa?! Kamu mabuk la-" Tanya Winter dengan khawatir begitu menghampiri sang suami.
"Berisik!" Potong Karina sambil mendorong Winter agak kasar sampai tubuh mungil Winter terhempaskan ke samping menabrak dinding.
Seakan tidak menghiraukan sikap Karina barusan, Winter mengejar sang suami yang sudah di dalam kamarnya. Begitu dia di dalam, Karina sudah lebih dulu menghampirinya.
Sambil memasang senyuman jahat, sang suami pun mengeluarkan selembar kertas surat di hadapan Winter.
"Untukmu"
"Apa ini?"
"Baca saja" Suruh Karina.
Winter menerima surat itu. Dan begitu amplop suratnya terbuka, seketika kedua matanya melebar sempurna.
Surat gugatan cerai.
Yoo Jimin
Winter Kim."Karina, apa maksudnya ini?! Aku tidak mau bercerai denganmu! Aku tidak mau pisah denganmu! Aku-" Ucapan Winter langsung terhenti begitu Karina mendorongnya ke tempat tidur.
Syok atas apa yang dilakukan Karina, Winter membulatkan matanya. Dilihatnya Karina yang sekarang sudah berjalan menghampirinya sesudah dia mengunci pintu kamar.
Lalu disaat itulah Karina naik ke tempat tidur dan merangkak menghampiri Winter.
"Karina, apa yang kamu lakukan?!"
"Hei, kenapa bertanya? Selama kita menikah, kita belum pernah melakukannya kan, Winter?"
Dengan muka mabuk, Karina membelai lembut pipi Winter yang berada tepat di hadapan mukanya.
Bau alkohol seketika masuk di rongga penciuman Winter begitu Karina naik ke atas tubuhnya.
"Karina, kumohon jangan begini"
"Kenapa? Kan kita suami istri. Jadi sah sah saja kalau kita melakukan itu, kan?"
"Tapi kamu-"
"Diamlah, sialan!" Kemudian, Karina sudah kehilangan kesadaran. Dirinya langsung merobek paksa pakaian yang dikenakan Winter.
Winter yang diperlakukan begitu, seketika tambah syok. Dia meronta ronta mencoba lepas dari Karina. Tapi entah kenapa, kekuasaan Karina sekarang lebih mendominasi.
Karina mengunci kedua tangan Winter ke atas. Dengan memakai sebelah tangannya, Karina mencabut gesper yang dipakainya kemudian mengikatkan gesper itu di kedua tangan Winter dengan kencang.
Winter merintih sakit. Dan sekarang, dirinya cuma bisa berteriak sebisa mungkin meminta Karina untuk berhenti.
Sebal mendengar teriakkan Winter, Karina lantas langsung menampar Winter keras.
"Aku bilang diam, jalang sialan!"
Deg!
Winter terdiam. Ini pertama kalinya dirinya mendengar Karina menyebutnya Jalang. Perasaan sakit di hatinya semakin bertambah pada Karina. Karna sudah tidak tahan menahan betapa pedihnya sakit hatinya, Winter perlahan mulai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love
FanfictionKarna perjodohan yang diatur oleh orang tuanya, Winter mau tak mau harus menghadapi semua prilaku buruk Karina, sang Presiden Direktur Perusahaan M.Y Group yang dikenal akan semua sikap bejatnya di belakang kamera.