Siang itu di sebuah taman bermain anak anak, terdapat seorang anak kecil yang terlihat bangga memamerkan kepada teman temannya kipas angin listrik yang dia buat sendiri hasil jerih payah keringatnya.
Walau masih dalam pengawasan orang tua disaat dirinya membuat kipas angin itu, dia tetap merasa bangga dan senang karna akhirnya usaha dirinya belajar tentang ilmu fisika secara privat tidak sia sia.
"Teman teman, lihat ini. Aku menamai ini, Y.J wind storm. Bagaimana? Keren, kan?"
"Huh? Apanya yang Y.J wind storm? Itu terlihat seperti miniatur kincir angin yang dipungut dari tempat sampah"
"Hahahahaha! Dia benar. Lebih mirip seperti itu"
"Oh, lihat ini. Apa ini stik es krim? Jelek sekali"
"Hahahahaha!"
Karna hasil karyanya diejek oleh teman temannya, anak kecil yang terlahir dalam keluarga kaya tersebut pun pergi dengan keadaan sedih.
Anak kecil itu berlari sampai di gang kecil yang tak jauh dari taman bermain. Disana, dia jongkok dan meringkuk sedih karna tidak ada yang menghargai usahanya dan mau berteman dengannya walau dia punya karya.
"Kata appa dan eomma, kita akan dihormati dan didekati jika punya karya. Tapi...kenapa mereka justru malah semakin mengejekku walau aku sudah punya karya?"
"Hei"
Anak kecil itu mengangkat mukanya dan nampaklah sesosok gadis kecil berkulit putih susu dengan senyuman manis di wajahnya.
"Kamu membuat itu sendiri?"
"Mau apa kamu kesini? Mau mengejekku seperti mereka?"
"Tentu saja. Benda itu jelek"
"Tch! Sudah kudug-"
"Maka dari itu, kamu harus membuatnya lebih bagus lagi"
"Hah?"
Gadis kecil itu berjongkok di hadapan si anak kecil lalu mengambil kipas angin listrik buatannya.
"Maksudku lihatlah ini. Kamu memakai gagang kipasnya dari botol bekas usang yang sudah penyok? Ampun deh"
Gadis kecil itu memungut sebatang kayu kecil yang ada di sekitar mereka. Kemudian menggantikan gagang kipasnya dengan batang kayu kecil itu.
"Pakai ini. Kalau begini kan kipas buatanmu akan jadi tambah kuat. Dan lihatlah. Tampilannya juga berubah"
Anak kecil tersebut dengan polosnya menatap kagum kipas angin listrik buatannya. Dan tak lama setelah itu, si gadis kecil mulai menekan tombol 'on' di kipas anginnya.
"Hm...lumayan walau angin yang keluar hanya sedikit"
Tak lama setelah itu, gadis kecil tersebut mulai merogoh kantung tas strawberry yang dia bawa lalu mengambil dompetnya kemudian memberikan anak kecil itu beberapa lembar uang.
"Aku beli ini setengah harga. Lain kali kalau mau membuat sesuatu yang mau disukai orang lain, buatlah sebagus mungkin"
"Aku pulang dulu, ya. Eommaku sudah memanggil. Bye!" Gadis kecil itu pergi meninggalkan si anak kecil tersebut.
Dan tanpa disadari, anak kecil itu perlahan mulai mengembangkan senyumnya begitu menerima sikap baik dari si gadis kecil.
*****
Beberapa hari setelahnya, gadis kecil dan si anak kecil itu telah sering sering bertemu dikarnakan gadis kecil yang dia temui hari itu merupakan anak pindahan dari kota seberang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love
FanficKarna perjodohan yang diatur oleh orang tuanya, Winter mau tak mau harus menghadapi semua prilaku buruk Karina, sang Presiden Direktur Perusahaan M.Y Group yang dikenal akan semua sikap bejatnya di belakang kamera.