Chapter : 12

1.5K 144 12
                                    

Di kediaman keluarga Kim, sosok Winter sekarang sudah akan membereskan pakaian pakaiannya serta barang barang pribadinya yang masih berada di dalam koper.

Ketika sedang mengeluarkan satu persatu barang barangnya, Winter merasa ada yang kurang.

Lantas untuk mengetahui barang yang kurang tersebut, dia mencoba mengingat ingat. Barang apa yang mungkin dia tidak masukkan saat mau kabur dari mansion tadi.

Beberapa saat setelahnya, dirinya membulatkan mata kaget. Dia baru teringat jika buku catatan hariannya masih tertinggal di mansion dan tidak dimasukkan karna tidak fokus saat memasukkan barang.

"Duh, bagaimana ini? Buku harianku masih tertinggal" Winter yang panik, mencoba berpikir bagaimana caranya dia kembali ke mansion guna bisa mengambil buku hariannya itu.

"Jangan sampai Karina menemukan buku itu"

"Aku harus mengambilnya! Baiklah. Semoga nanti dia belum pulang. Toh biasanya dia pulang suka tengah malam. Dan ini masih belum waktunya dia pulang"

Selepas bergelut dengan pikirannya sendiri, Winter akhirnya memutuskan untuk pergi kembali ke mansionnya.

Di perjalanan menuju mansion, Winter tidak henti hentinya berharap semoga nanti dia tidak melihat Karina di mansion.

Dan begitu dia sampai, ketakutan yang dia harapkan tidak terjadi justru terjadi. Tatapannya lurus ke depan menatap sosok Karina yang sekarang terlihat ada di dalam kamarnya.

Kunci mobil miliknya pun mulai terjatuh karna saking tidak sangkanya melihat sosok Karina yang sekarang sudah menatapnya balik sambil di tangannya memegang sebuah buku catatan harian yang mau dia ambil.

Kunci mobil miliknya pun mulai terjatuh karna saking tidak sangkanya melihat sosok Karina yang sekarang sudah menatapnya balik sambil di tangannya memegang sebuah buku catatan harian yang mau dia ambil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa saat setelahnya, Winter bergerak cepat memungut kunci mobilnya dan pergi meninggalkan kawasan kamarnya.

Melihat Winter yang kabur itu, langsung membuat Karina mengejarnya.

"Winter, berhenti!"

"Kumohon berhenti, Winter! Dan ayo kita bicara berdua!"

Winter menulikan telinganya. Dia sama sekali tidak memperdulikan teriakkan Karina yang sudah berkali kali meneriakki namanya.

"Winter, kubilang berhenti!"

Winter mendadak berhenti sebentar begitu dia di halaman mansion. Perutnya entah kenapa mendadak terasa mual sekarang.

"Akh!" Winter memejamkan matanya sambil memegang perutnya kala rasa mualnya malah semakin bertambah.

Karina yang baru saja tiba di halaman mansion, seketika kaget melihat Winter yang sepertinya sedang menahan sakit di perutnya.

"Winter! Winter, kamu kenapa? Kamu sakit?!" Panik Karina yang mencoba untuk mendekati Winter.

Winter dengan cepat, langsung menepis tangan Karina kemudian kembali melanjutkan kaburnya. Namun tiba tiba saja, Winter kembali berhenti lalu langsung memuntahkan isi perutnya.

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang