Chapter : 10

1.5K 133 9
                                    

Puas lo pada?! Gw double up.

Flashback on.

Tepat di hari Kim Minjeong meninggal dunia, semuanya bersedih karna merasa kehilangan sosok teman, sahabat, keluarga, saudari, dan juga seorang anak mereka.

Di samping peti matinya, terdapat sosok Tiffany yang sedang menangis kencang sambil memukul mukul dada sang suami di pelukkan Taeyeon

"Our baby, Tae...hiks...our baby...hiks..."

"Okay, okay. Sudahlah, okay? Jangan membuat Winter sedih karna melihat air matamu. Aku juga tidak rela ini semua terjadi. Tapi yang namanya takdir, sama sekali tidak bisa dirubah. Mungkin kita semua menyayangi Winter. Namun tuhan di atas sana jauh lebih menyayanginya"

"Saya sungguh turut berduka cita atas meninggalnya putri kamu, Kim"

"Terima kasih, Jeongyeon-ssi. Ya, begitulah takdir hidup dan mati. Semuanya sudah direncanakan oleh tuhan. Kita yang hanyalah manusia biasa, tidak bisa menentang keputusannya"

"Iya, kamu benar. Dan saya mewakili keluarga saya, ingin mengatakan maaf sebesar besarnya kepada kalian. Coba saja saat itu anak saya, Karina tidak bermain layangan di sekitar rumah kalian. Sudah pastinya kejadian ini tidak akan terjadi"

"Jangan menyalahkan anak kalian karna kematian anak saya. Karna sudah saya bilang. Kematian anak saya adalah takdir tuhan yang tidak bisa ditentang"

"Ah, mendengar kamu berbicara begitu saya merasa jadi semakin tidak enak"

"Sudahlah, lupakan saja semua itu. Jangan merasa tidak enak pada saya"

"Eum...atas semua yang sudah terjadi sekarang, apa rencana kalian selanjutnya?"

"Kami berencana untuk pindah ke Amerika untuk beberapa waktu. Tiffany bilang, dia mau memakamkan Winter disana agar dirinya bisa mengurus makam Winter"

"Oh, kalau begitu hubungi saya jika kalian perlu bantuan untuk pergi kesana. Saya siap menanggung biaya tiketnya"

"Ah, saya rasa tidak-"

"Terima kasih atas tawarannya. Kami akan menerimanya"

"Tiff, apa yang kamu katakan?"

"Tae, Winter mati itu dikarnakan ulah anak mereka. Kenapa kamu malah tidak membiarkan mereka mengganti rugi atas kematian anak kita? Kita sudah cukup menderita kehilangan Winter. Dan apa sekarang kita harus membiarkan mereka tidak menggantinya? Bahkan untuk biaya tiket saja masih belum cukup buat kita"

"Tiff, kamu-"

"Apa yang dikatakan oleh istri kamu memang benar adanya, Kim. Sebagai pihak yang menjadi penyebab semua ini terjadi, kami harus bertanggung jawab. Jangan anggap kami seperti pelaku tabrak lari yang sesudah menabrak, langsung kabur begitu saja. Kami sekeluarga, pasti akan menanggung semua kerugian kalian berapapun jumlahnya. Itu saja yang bisa saya sampaikan. Saya izin pamit dulu karna di depan, istri dan anak saya sudah menunggu. Permisi"

Selepas kepergian Jeongyeon, Taeyeon pun menatap sang istri untuk meminta penjelasan.

"Tiff, apa maksud kamu tadi? Mereka tidak bersalah"

"Mereka salah, Tae! Apa kamu tidak dengar apa yang dia katakan tadi? Dia akan bertanggung jawab atas kematian Winter. Jadi sebagai pihak korban, kami harus menerima pertanggung jawaban mereka"

"Iya sih, tapi-"

Brooottttt~

Suara kentut yang begitu nyaring menggema di seluruh isi rumah duka. Para tamu saling melihat satu sama lain dan bertanya tanya asal suara kentut itu.

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang