Di antara debar-debar bayang semu
Aku menemukanmu, bak kenangan lama yang lalu lalang terhempas masa yang telah usangDirimu adalah puisi yang telah lama menghilang. Lembaran kertasnya kosong tanpa pena. Tapi tintanya berceceran dengan buih-buih berbagai kenangan
Entah . .
Aku ini candu atau merinduBerbagai bait doa ku panjatkan kepadamu. Agar aku bisa menemui sebuah titik temu.
🌷🌷🌷🌷
"Arunika?" wajah tegasnya seketika tertegun saat melihat wanita yang di hadapannya saat ini mirip sekali dengan seseorang yang berada di masa lalunya.Di dalam lift yang tenang, Mirza dan gadis itu saling menatap dengan sedikit kebingungan dan penasaran yang sama.
Mirza melangkah memasuki lift keduanya saling tertegun menatap menciptakan hening, disatu sisi Lintang masih bingung dengan lelaki yang ada di hadapannya saat ini.
"Apa benar kau adalah Arunika?" tanya Mirza sekali lagi meyakinkan diri bahwa dia tidak salah orang.
"I ... Iya, k-kau ini siapa?" Lintang kembali bertanya agak sedikit ragu dan terkejut jika orang itu mengetahui namanya. Ada secercah harapan terlihat di wajah Mirza saat itu.
Tanpa aba-aba, Mirza langsung menarik gadis itu dan memeluknya erat jatuh dalam dekapannya. Iya, dia yakin sekali bahwa wanita itu adalah Arunika yang selama ini dia cari.
Lintang sontak kaget bukan kepalang atas sikap perlakuan lelaki itu kepadanya. Mirza seperti punuk merindukan bulan, dia benar-benar merasa seperti setengah jiwanya kembali. Mirza sedikit melonggarkan pelukannya.
"Kau pasti tidak percaya ini?" katanya, sungguh excited.
"Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu."
"Kau pernah bersekolah di SMA Galapagos kan?"
Lintang semakin dibuat tambah bingung dengan lelaki itu, bagaimana bisa dia tahu tentang dirinya yang pernah bersekolah di SMA yang dimaksud.
"Darimana kau tahu bahwa aku pernah bersekolah disana?" Lintang menatap nanar mata Mirza.
"Aku semakin yakin bahwa kau memang benar Arunika yang selama ini aku cari. Kau sungguh tak mengenal ku?"
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Iya, bahkan hampir setiap hari. Kita selalu menghabiskan waktu bersama di kantin sekolah. Kau ingat?"
"Apa kau juga pernah bersekolah di tempat yang sama denganku?"
Mirza mengangguk, "iya aku salah satu alumni di sekolah itu." Lintang mencoba untuk mengingat-ingat kembali memori lama tentang sekolahnya mengingat satu persatu teman-temannya saat di SMA dulu.
Namun rasanya begitu sulit bagi Lintang untuk mengingat itu semua, yang ada justru kepalanya makin pusing dengan semua teka-teki ini.
Mirza menggulung kemeja putihnya, dan menunjukan sesuatu pada gadis itu suatu benda yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.
"Look at this!" seraya menunjukan benda pipih itu. Kedua bola mata Lintang mengarah ke suatu benda yang ditunjukan olehnya.
"Do you remember me?" tambahnya.
Lintang mengernyitkan dahi sedikit membuka mulutnya setengah terkejut, menunjukan mimik muka yang tak percaya. Sepertinya dia sudah bisa mulai mengenal siapa sosok lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPAS SENJA [ON GOING]
RomanceLelaki itu hanya menangis dalam diam. Siapa yang tidak bisa menahan air mata saat seorang perempuan yang dicintainya menikah dengan pria lain. Damar mencintai Lintang, tapi tidak tahu dengan Lintang sendiri. Saat pengakuan cinta malah menjadi cinta...