Semalam setelah pulang dari acara gala dinner setibanya dirumah. Mirza memutuskan untuk langsung beristirahat, dia lelah sekali malam itu.
Keesokan paginya alarm handphone milik Mirza sejak tadi berbunyi terus, lelaki itu meraba mencari keberadaan ponselnya.
Dia membuka matanya setengah menyipit, lalu menggapai benda pipih itu dan langsung mematikan alarm.
"Hoaaammzzz..." lelaki itu menguap membuka mulutnya lebar-lebar. Selimut putih yang menutupi sebagian tubuhnya yang bertelanjang dada.
Mirza kalau tidur tak pernah memakai atasan, hanya bawahan seperti kolor warna hitam yang saat ini sedang dia pakai. Ini sudah menjadi kebiasaannya saat dia menetap di kota New York.
Mirza bangun setengah duduk, mencoba mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu, dia meraih benda persegi empat melihat jam di layar ponselnya.
Waktu telah menunjukkan pukul 05:30, rambut yang terlihat berantakan sehabis bangun tidur memberi kesan maskulin di rona wajahnya.
Mirza sudah merasa pulih sepenuhnya setelah beberapa hari berada di Indonesia, bahkan hari ini dia sudah siap untuk berangkat ke kantor MSE Media Group untuk kembali bekerja menggantikan posisi Mahesa-- papahnya, dengan jabatan barunya sebagai seorang CEO disana.
Mirza menyibak selimut tebal memperlihatkan perut sixpack nya yang terpahat begitu sempurna, dia bergeser sedikit ke tepian ranjang. Lalu berdiri berjalan melangkah ke arah kamar mandi dan berdiri di wastafel menghadap cermin.
Dia berdiri sebentar mematung memandangi wajahnya posisi setengah membungkuk dengan kedua tangan yang menopang pada bagian tepi wastafel.
Jemari tangannya bergerak mengurut dahinya perlahan, kemudian berdiri tegak meraih sikat gigi dan menekan isi kemasan mengeluarkan pasta dari dalam.
Cairan fluida yang bersifat padat itu kemudian ia keluarkan, lalu dia memindahkannya pada bulu sikat yang di pegang ke tangan kirinya, dia langsung memasukan batang sikat itu ke dalam mulut dan mulai menggosok giginya.
Pertemuan bulu sikat dengan gigi menciptakan suara gesekan yang terdengar nyaring memenuhi seisi ruangan. Dua menit kemudian dia telah selesai dari aktifitasnya dalam menyikat gigi dan beralih mencuci muka lalu meraih handuk untuk mengelap wajahnya.
Mirza melangkah kembali ke kamar, bersamaan dengan suara notifikasi masuk dari ponselnya. Dia meraih handphone mengecek pesan masuk dari seseorang.
"Good morning, kak!" sebuah ucapan dari Lintang melalui pesan singkat aplikasi hijau membuatnya senyum-senyum sendiri saat membacanya. Tahu bahwa Lintang yang mengirim Mirza buru-buru mengetik dan membalas pesan tersebut.
"Morning too, kau sudah bangun?" Mirza langsung menekan tombol kirim, sambil menunggu balasan dari gadis itu kakinya melangkah membuka lemari pakaian, memilih kemeja yang akan ia kenakan untuk pergi ke kantor hari ini.
CLING!
Suara tanda notifikasi kembali berbunyi pesan balasan dari gadis itu kembali dia buka.
"Tentu saja, bahkan aku bangun lebih awal darimu hehehe."
Netra cokelatnya membaca pesan balasan itu sambil menggelengkan kepala, diakhiri dengan senyuman. Gadis itu berhasil mengembalikan suasana mood nya pagi ini.
Ternyata seperti ini rasanya, saat bangun tidur diucapkan selamat pagi dari seseorang yang spesial. Selama ini dia tidak pernah mendapatkan ucapan greeting dari siapapun.
"Sekarang kau lagi apa?" Mirza kembali membalas pesan Lintang. Tak perlu menunggu waktu lama, Lintang langsung membalas pesan dari Mirza.
"Lagi siap-siap mau sarapan, lalu setelah itu langsung berangkat kuliah. Kau sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPAS SENJA [ON GOING]
عاطفيةLelaki itu hanya menangis dalam diam. Siapa yang tidak bisa menahan air mata saat seorang perempuan yang dicintainya menikah dengan pria lain. Damar mencintai Lintang, tapi tidak tahu dengan Lintang sendiri. Saat pengakuan cinta malah menjadi cinta...