BAB 57

3.1K 154 4
                                    

"Mama." Sankara berlari dengan cepat ke arah Dellia yang sedang menyiram tanaman.

Sankara merentangkan tangannya lebar, Dellia ikut melebarkan tangannya juga. Hingga Sankara jatuh kepelukan Dellia, ia langsung memeluk tubuh Sankara dengan erat. Dellia mencium pipi Sankara erat. 

"Gimana ngajinya?" tanya Dellia sambil mengelus pipi Sankara.

"Seru banget Ma, Abangkan udah sering ngaji sama Mama jadi nggak susah lagi tadi ngikut ustadznya. Tau nggak Ma? Tadi Abang dipuji sama ustadznya katanya Abang udah pandai ngajinya." 

Dellia mengangguk pelan. Memang setiap selesai magrib Dellia selalu meluangkan waktunya untuk mengajari anak-anaknya mengaji. Jadi untuk tahapan mengaji pertama Sankara sudah lancar.

"Wah anak Mama hebat, jadi jangan malas ya ngajinya." Seperti kebanyakan anak kecil lainnya yang terkadang tidak mau belajar. Tapi terkadang Sankara akan sangat rajin.

"Nah Abi mau nggak nanti dipuji sama Ustadz?"

Abimayu awalnya tampak bingung, wajahnya tampak sedang berpikir. "Mau," jawab Abimayu.

Dellia terkekeh pelan. "Kalau mau nanti malam kita belajar ngaji ya?"

Abimayu yang berdiri di samping Dellia hanya mengangguk pelan dengan mainan robot yang ada ditangannya. Dellia hanya tersenyum kecil, Abimayu masih kecil jadi wajar saja jika belum terlalu bisa diatur. Karena dipikiran anaknya itu hanya suka bermain.

Dellia tidak akan lelah untuk mengajar Abimayu mengaji walau terkadang sangat susah menyuruh anaknya untuk fokus pada iqranya. Sebagai orangtua Dellia sadar bahwa tempat belajar anak pertama kali ya di rumah. Dan Dellia ingin menjadi orangtua yang berguna bagi anak-anaknya.

"Yaudah ayo masuk," ucap Dellia.

Sankara langsung masuk dengan berlari, Abimayu pun ikut berlari mengikuti Sankara.

"Mandi dulu Mas." Dellia menuju Adam yang sedari tadi hanya memperhatikan Dellia yang berinteraksi dengan anaknya.

"Iya." 

Adam masuk dengan Dellia yang memeluk pinggang Adam erat.

Dellia mengantar Adam sampai ke kamar setelahnya melayani suaminya, Dellia langsung menuju ke arah kedua anaknya dan duduk di atas karpet samping Abimayu.

Abimayu dan Sankara tidak bermain karena sekarang mereka hanya asik menonton kartun. 

"Mama tadi aku ketemu teman baru loh, namanya Sisil."

"Oh iya? Abang suka main sama teman baru?" Dellia menjawab antusias dan mengelus rambut Sankara.

"Suka, tapi Sankara lebih suka main sama cowok karena bisa main robot."

"Nah enak dong berarti main sama adik Abi." 

"Nggak, Abi nakal." 

Dellia terkekeh. Menurutnya saudara sekandung memang seperti itu padahal mereka saling menyayangi. 

"Nggak boleh gitu sama Abi." Dellia mencium pipi Sankara gemas.

Abimayu yang melihat itu jadi cemberut, ia berjalan dengan pelan ke arah Dellia lalu mendorong kepala Sankara agar menjauh dari Dellia.

Sankara marah dan langsung membalas Abimayu. Kedua anak yang umurnya berbeda dua tahun itu saling mendorong. Dellia mencoba memisahkan keduanya walaupun agak susah karena Sankara sudah besar.

"Huaa." Abimayu menangis dengan keras. 

Dellia langsung membawa Abimayu kepangkuannya dan mengusap wajah Abimayu. Sankara cemberut dan ikut memajukan bibirnya dengan mata yang berkaca-kaca, siap menangis.

Bad Husband |END|✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang