BAB 65

3.2K 132 4
                                    

Setelah pertemuannya dengan Adam, Kia yakin jika Adam sudah membatalkan pengajuan untuk mengambil hak asuh Vina. Kia ingin segera berhenti berhubungan dengan Marco. Kalau masalah Vina, Kia akan mencari cara agar bisa melihat anaknya.

Sudah banyak cara yang Kia pikirkan agar bisa bertemu dengan Vina, tapi tidak ada cara yang bisa membuatnya bisa memegang Vina. Mungkin hanya bisa memandang Vina dari kejauhan, tidak ada kemajuan sedikit pun. Tapi mau bagaimana lagi tidak mungkin Kia bisa membiarkan Vina dan Sankara disakiti oleh Marco.

Saat menekan bell yang terletak di samping pagar yang menjulang tinggi. Tidak mau menunggu lagi, Kia hanya ingin menyelesaikan masalah ini. Makanya pagi-pagi begini Kia sudah berada di rumah Marco.

Tidak lama seorang pria bertubuh tegap ke membuka pintu pagar, lalu melirik Kia yang gugup sebenarnya. Karena Kia sendiri tidak yakin bisa izinkan masuk, jika tidak diizinkan masuk baru Kia akan menghubungi Marco. 

"Cari siapa Mbak?"

"Marco."

"Oh, tuan Marco sedang di luar, sebentar lagi akan kembali. Apa Mbak sudah mengatakan kepada Tuan Marco jika hendak kemari?"

"Sudah." Kia berbohong jika berkata jujur Kia pasti tidak diizinkan masuk.

"Maaf, siapa nama anda?" tanya pengawal itu.

"Kia."

"Kalau begitu mari masuk."

Pengawal itu emang sudah diberi izin oleh Marco agar membiarkan wanita bernama Kia untuk masuk ke rumahnya. Tapi pengawal itu sendiri tidak tau apa alasan tuannya membiarkan Kia masuk.

Dengan canggung Kia masuk, selama ini Kia kira Marco akan memperingati semua orang di rumahnya agar tidak memberi izin Kia untuk masuk ke rumahnya seperti kejadian  di rumah mantan mertuanya dulu. Dan lagi pengawal ini percaya saja apa yang dikatakan Kia.

Rumah yang tidak kalah mewah dengan tempat ia tinggali dengan Marco saat masih memiliki hubungan suami istri. Tapi percuma jika tinggal di rumah besar tapi hanya tekanan batin saja yang dirasa hampir setiap hari.

Saat masuk ke dalam, Kia sedikit tersentak melihat Sankara yang sekarang sedang memeluk Vina erat. Apa ini? Bukannya sekarang Sankara sedang disekap.

"Mama," Vina berlari kencang menuju Kia.

Kia menangis kencang saat anak kecil kesayangannya ini masih mengingat Kia padahal sudah ditinggal berbulan-bulan.

Jika sudah berpelukkan seperti ini Kia jadi merasa menyesal karena tidak bisa mendapatkan hal asuh Vina. Rasa ingin selalu memeluk dan manjaga Vina membuat Kia hancur rasanya, karena pada kenyataannya ia tidak bisa melakukannya. Ia hanya bisa menjaga anaknya dari kejauhan.

Vina melingkarkan tangannya disekitaran leher Kia lalu memeluknya erat.

"Tante, Mamanya Vina?" tanya Sankara penasaran.

"Iya."

"Wah Tante, anak Tante cantik banget, lucu terus baik lagi. Nggak cengeng kayak Abi." Sankara tidak menyangka bahwa Kia adalah orangtua dari Vina, jika tau Sankara akan berprilaku baik dengan Kia.

Kia hanya bisa tersenyum pelan, sekarang sangat banyak pertanyaan yang ingin Kia tanyakan kepada Sankara.

"Kenapa bisa disini?" Kok tidak minta pulang? Nggak kangen mama sama ayah? Om Marco jahat nggak?"

"Ih Tante ni tanyanya satu-satu."

"Om Marco jahat?"

"Nggak, biasa aja." Menurut Sankara, Marco tidak jahat karena tidak pernah marah tapi juga tidak baik karena Marco terkesan tidak perduli padanya. Tapi apa perduli Sankara, ia hanya ingin bermain dengan Vina.

Bad Husband |END|✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang