BAB 64

2.8K 109 1
                                    

Kia ikut beranjak dari kursi dan berlari menyusul Marco. Ia tidak bisa diam begitu saja saat Marco dengan mudah bisa membuatnya kalah seperti ini. Kia berlari hingga berdiri tepat di depan Marco, ia meretangkan tangan agar Marco tidak bisa pergi.

"Kamu kira aku nggak bisa melaporkan kamu atas penculikkan itu? Bisa Marco, kamu bakalan membusuk dipenjara."

"Lakukan saja, dan kamu akan melihat Vina terkubur dalam tanah."

Marco berucap dengan nada tekanan disetiap kata, ia hanya bercanda tidak mungkin Marco membunuh Vina. Ia hanya mau melihat sampai mana wanita ini berani untuk melawannya.

Kia membeku, ia tau bagaimana kejamnya keluarga Marco. Mereka bahkan bisa lepas dari hukum, kakek dari Marco saja tidak masuk penjara setelah membunuh Gea.

"Takut?" tanya Marco disertai kekehan mengejeknya. "Makanya nggak usah sok ngelawan."

"Jahat kamu."

"Jelas, ini semua juga akibat dari kamu sendiri," balas Marco.

"Apa kamu masih benci sama aku karena kematian Gea?" tanya Kia sambil menatap Marco dengan tajam. Sudah cukup selama ini Kia salalu disalahkan atas kematian seseorang. Kia tau masalah Marco membencinya karena Gea karena mantan mertuanya yang mengatakan semuanya. Dan sekarang Kia ingin memastikannya.

Tatapan Marco semakin tajam saat nama kekasihnya kembali disebut. Rasa geram ingin mencekik wanita ini membuat Marco mengempalkan tangannya.

"Kamu tau dia meninggal karena kakek kamu bukan aku, seharusnya kamu marahnya sama kakek kamu bukan sama aku," lanjut Kia dengan lantang. Gila bahkan Kia tidak tau masalah Marco dengan kakeknya dan bagaimana bisa pria itu menuduhnya.

"Tapi dia juga sudah meninggal," balas Marco manaikan nada suaranya. Kia tau maksud dari ucapan Marco barusan. Tentu saja dengan kematian kakek Marco yang terjadi setelah dua bulan kematian Gea.

"Kakek kamu meninggal dan Gea yang juga sudah meninggal. Mereka sudah pergi, kenapa kamu nggak ikut bunuh aku aja, aku capek Marco." Kia berteriak. "Aku capek terus disalahkan bahkan aku sendiri tidak tau jelas siapa itu Gea."

"Kamu yang salah jangan sok tidak membuat kesalahan sedikit pun. Kamu kira aku nggak bisa bunuh kamu? Bisa! Tapi nggak akan semudah itu aku bakalan buat kamu menderita terlebih dahulu."

Kia terduduk lemah di aspal, rasanya tidak sanggup untuk menompang tubuhnya sendiri. "Apa salah aku? Bahkan aku tidak pernah berbicara dengan Gea." Kia tidak perduli dengan beberapa orang yang menatap ke arahnya dan Marco dengan raut penasaran.

"Andai saja kamu tidak pernah menerima perjodohan ini, Gea tidak akan meninggal."

"Tapi kamu tau sendiri aku tidak bisa menolak." Kia emang dipaksa saat itu untuk menikah dengan Marco. Bukan sekali dua kali Kia meminta untuk tidak dijodohkan tapi tantenya malah mengancam akan menjualnya. Hal itu membuat Kia takut, saat itu Kia berpikir lebih baik ia menikah dengan satu orang dari pada nantinya akan dinikmati oleh banyak orang.

"Kamu bisa kabur kan?"

"Aku tidak bisa, aku tidak punya pekerjaan saat itu."

"Wanita bodoh."

Kia hanya bisa menunduk, dan Marco emang benar ia emang bodoh. Seharusnya Kia tidak usah perduli jika hidupnya tidak jelas dari pada akan mendapat siksaan seperti ini.

Kakek Marco sangat marah saat itu saat Gea masih memperjuangkan Marco makanya saat itu kakek Marco langsung melakukan aksi kejinya. Awalnya Kia sendiri heran kenapa kakek Marco memilih dirinya yang miskin, padahal Gea lebih segala-galanya. Dan ternyata kakek Marco tidak merestui hubungan mereka karena kakek Gea dulu memiliki hubungan yang buruk dengan kakek Marco.

Bad Husband |END|✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang