Chapter 37 : Kalopsia

2.4K 272 35
                                    

Kalopsia : khayalan tentang hal-hal yang lebih indah dari kenyataan dari hal itu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalopsia : khayalan tentang hal-hal yang lebih indah dari kenyataan dari hal itu sendiri.

----

Arm duduk bersama Porsche dan porchay, ia masih di rumah Porsche sejak dua jam yang lalu. Ia cukup syok setelah melihat kondisi Pete, arm sedang berpikir bagaimana dan apa yang akan ia lakukan sekarang. Di lain sisi ia ingin Pete kembali pada Vegas dan Venice, namun di lain sisi arm tidak yakin bahwa Pete mau bertemu dengan Vegas dan juga Venice karena kondisinya. Porsche menceritakan bagaimana kondisi Pete pada arm berharap arm mengerti dengan dirinya bahwa ia sengaja menyembunyikan ini semua dari vegas.

Salah satu kaca jendela depan rumah Porsche pecah karena kemarahan pete, porchay sempat terluka namun sudah di obati oleh Porsche. Mereka juga sudah membersihkan sisa sisa kekacauan tadi dan membuang pecahan kaca sejauh mungkin agar tidak melukai pete.

Pete POV

Mimpi buruk? Itu sudah menjadi makanan sehari hari ku dan itu sangat mengganggu, aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali aku bisa tertidur dengan nyenyak. Aku terbangun dan melihat sekitar, ternyata aku sedang berada di kamar. Aku bangkit dari tempat tidur dan menapakkan kakiku di lantai, aku sedikit terkejut merasakan kakiku yang sangat sakit. Saat aku melihat, ternyata kakiku sudah penuh dengan perban dan darah menembus perban putih itu hingga membuat kain perban itu menjadi berwarna merah.

Perlahan aku mulai berdiri dan menahan rasa sakit yang ada di kaki karena aku ingin pergi keluar dari kamar, entahlah hanya saja di kamar ini aku merasa sesak. Aku melangkahkan kakiku dengan perlahan, membuka pintu lalu berjalan menuju ruang tengah. Namun tiba-tiba aku menghentikan langkah kakiku saat aku melihat orang itu, arm? Kenapa dia ada disini. Apakah dia datang bersama vegas? Tidak, aku belum bisa bertemu dengan vegas. Aku belum sanggup melihat wajahnya, saat aku ingin pergi aku malah menabrak meja yang ada di belakang ku dan membuat vas bunga disana jatuh.

Seketika arm, Porsche dan porchay langsung melihat ke arahku. Aku langsung berlari keluar dari rumah, sungguh aku benar-benar tidak sanggup untuk bertemu dengan vegas. Hatiku masih belum bisa menerima ini semua, aku berlari dengan sekuat tenaga. Melupakan rasa. Sakit yang ada di kaki ku, untuk saat ini aku hanya ingin pergi. Pergi sejauh yang aku bisa.

Vegas, maafkan aku. Hatiku belum bisa bertemu denganmu, aku belum mengokohkan hatiku. Aku takut, hati ku bisa kembali goyah dan pikiran ku bisa kembali kosong. Aku tidak mau berada di dekat mu, karena aku tidak mau kau terluka karena ku. Rasa takut masih menghantui hatiku, rasa bersalah masih menyelimuti diriku. Berlari, terus berlari, melarikan diri dari ini semua adalah tujuan ku sekarang. Berulang kali aku ingin mengakhiri hidupku, hidupku terasa sangat amat tidak berguna, namun Porsche selalu menggagalkan itu dan berkata bahwa aku tidak sendirian. Nyatanya apa? Aku tetap sendiri, berada dalam kesunyian tiada akhir, tergulung dalam ombak hitam dan terlilit pada rantai kekecewaan.

Author POV

Saat pete tidak sengaja menjatuhkan vas bunga, arm, Porsche dan porchay langsung melihat ke arah pete. Pete terlihat sangat kaget dan tiba tiba ia berlari pergi meninggalkan rumah, dengan cepat mereka langsung menyusul Pete yang lari ke dalam hutan. Pete terlihat sangat ketakutan dan terus berlari tanpa memperdulikan luka yang ada di kakinya, Porsche berlari sekuat tenaga namun karena kakinya yang sedikit luka karena kaca tadi membuat langkahnya pelan. Arm berlari mendahului Porsche dan akhirnya ia berhasil memegang tangan pete,

HIM (VegasPete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang