Suka, Suka Banget.

749 47 14
                                    

Peringatan!
Dichapter ini gue yang bercerita, dan ada unsur dewasa, cukup banyak, bukan dikit.
.
.
Jadi kalo ada yang masih dibawah umur, jangan dengerin cerita gue ya.
Sana kalian keluar dulu, balik lagi kalo udah cukup pantas dengerin cerita gue
.
.

Dan bagi kalian yang gak suka dengan isinya, kalian bisa skip aja sih atau tolong keluar aja dari cerita ini, gak perlu melakukan tindakan lebih lanjut.
.
.
.
Hope you like it! And Happy Reading^^

_____________________________________________

Hari ini gue gugup banget, setelah antar Papa Mama ke bandara pagi tadi, gue baru sadar, kalo perginya mereka bikin gue sama Lidya officially tinggal berdua dirumah. Hanya berdua. Dengan status baru.

Wah jantung gue kenceng banget, pas tadi parkirin mobil, dan Lidya turun duluan, gue gak bisa ngendaliin senyum. Apalagi momen ini bakal ada sampe minggu depan, sebelum kita juga mulai aktif kuliah lagi. Jadi suasana pengantin barunya gak ketutup kesibukan.

Gak ada kegiatan yang pasti hari ini, kita cuma bersantai saja dirumah. Lidya asyik nonton drama korea yang dia tunda lanjut berapa lama gue gak tau, katanya baru mood lagi buat nonton. Sedangkan gue lagi asyik meluk dia yang nontonnya berbaring disofa ruang tengah.

Gue gak tau dia nonton drama apa, tapi kayaknya serius banget, sampai gak sadar dirinya lapar.

"Li, kamu lapar gak?" gue menengadah, dia natap gue sambil mikir, "Tadi sih engga, kamu nanya, jadi lapar."

Gue ketawa, benerkan dia gak sadar dirinya lapar, "Gofut yuk? Aku lapar banget. Bentar aku-" gue mau ambil handphone, tapi dia tahan. "Aku masakin aja. Kamu mau apa? Eh tapi liat bahannya dulu."

"Tadi aku ambil minum, kulkas kosong, gofut aja." gue bangkit, ambil handphone, Lidya juga bangun, dia langsung menuju dapur.

Gue tau apa yang kita mau, jadi langsung saja pesan tanpa jawaban pasti dari Lidya. Selesai pesan makanan, gue tertarik liat tv, karna suara yang gue denger. Ternyata drama romantis.

Kayaknya bakal adegan kissing, tapi handphone gue bunyi, ada pesan masuk dari driver yang bakal antar, gue jawab dan Lidya balik dari dapur

"Yah lupa pause. Mana remote-nya?" ucapnya, gue masih balas pesan gak jawabin dia, beberapa saat dia sudah gak heboh cari benda itu.

Gue melihat tv sudah ada di adegan kissing, menoleh ke Lidya, istri gue keliatan fokus sambil tersenyum gemas ke kedua pemain yang lagi beradu bibir, gue lebih tertarik nontonin dia.

Lihat dia jilat bibirnya sendiri, bikin otak gue yang sudah lepas dari police line mikir kemana-mana. "Oh, belajarnya dari drama..." kalimat gue cuma dibalas lirikan, "Pantes jago, langsung visual gitu materinya."

Lidya gak jawab, tapi bisa gue lihat pipinya merespon. Ide jahil gue muncul buat godain, tapi, "Aku-"

"Kamu jadinya beli apa? Bener dikulkas udah gak ada bahan yang sisa, jadi gofut aja deh." dia motong omongan gue cepet, kayak gak mau denger apa yang sebelumnya mau gue omongin dan mendekat untuk melihat handphone gue yang sudah dalam keadaan mati.

Gue beneran mau ketawa, soalnya dia jadi waspada banget, tapi gue tahan. Nyalain lagi handphone itu, gue kasih lihat apa saja yang gue beli, "Kemarin kamu bilang mau ini, aku jadi kepengen juga, yaudah beli ini aja, lagian deket gak bakal lama sampenya." kata gue, Lidya mengangguk setelah membaca semua pesanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet Moment (Oneshoot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang