Medicine

5.6K 216 2
                                    

Hallo, Anyeong, Kon'nichiwa...
Mind kembali bersama Lidya dan Zandy^^

.
.
.
kita langsung aja yuk...
.
.
.
enjoy guys!^^

__________________________________________________

Hari yang cerah untuk melakukan date yang entah sudah keberapa kali. Lidya dan Zandy sedang duduk berhadapan di salah satu meja yang tersedia dari sebuah jajanan kaki lima, menunggu pesanan mereka datang.

Tempat itu ada disebuah belokan dari jalan utama, bukan sebuah gang, itu jalanan yang bisa dilalui satu mobil dan dua motor jika mereka berjajar.

Sebuah stan makanan berupa mobil hasil modifikasi yang kini sedang Zandy dan Lidya kunjungi selalu berada disana. Walaupun tempat berjualan nya bukan di sebuah bangunan, mereka selalu hadir tiap hari menjelang sore disana, mobil itu seperti mini bus yang di modifikasi sedemikian rupa hingga menjadi tempat sang penjual untuk membuat pesanan.

Mereka menyediakan kursi dan meja dengan payung besar, ada 6 pasang meja dan kursi disana.

Tak lama mereka duduk seorang pelayan wanita datang menghampiri meja mereka, menanyakan pesanan dan menulisnya di buku kecil ditangannya.

Pesanan mereka datang tak lebih dari 20 menit. Zandy meletakkan gelas setelah meneguk isinya.

Gelas yang baru saja disinggirkan tak jauh dari lengannya tersentak oleh tangan orang yang melintas disamping mereka. Dan naas, isi juga gelasnya berhamburan di atas aspal.

Lidya dan Zandy terkejut langsung menoleh pada korban tak bersalah dari ayunan tangan  seseorang.

Dua orang yang adalah pelaku hanya menoleh sebentar lalu mengangkat bahu dan berbalik ingin meneruskan jalannya. "Hoi mas" panggil Zandy membalik tubuh duduknya, membuat dua orang pria dewasa yang tubuhnya sedikit berisi seperti atlet angkat besi itu menoleh tanpa respon hanya menatap Zandy bertanya namun terkesan menantang.

"Seengganya minta maaf udah rusakin barang orang kalo gak bisa ganti."

"Emang kalo gua minta maaf gelasnya bakal utuh lagi? Gua bukan gak bisa ganti, tapi gya gak mau ganti, salah lo duduk dipinggir jalan" jawabnya melipat tangan didepan dada.

Melihat itu Zandy memutar bola matanya, meja nya benar benar tidak menghalangi jalan. "Bener gue duduk pinggir jalan, kalo ditengah malah lebih ngalangin jalan. Lagian badan lo gak segede itu mas buat bisa di maklumin nabrak sana sini, jalannya masih lebar"

Pria yang menjatuhkan gelas Zandy terlihat marah, "Nantangin gua banget nih bocah"

Lidya yang sejak tadi memperhatikan, dengan khawatir meraih punggung tangan Zandy diatas meja, "Udah lah Zan" ucapnya mengelus punggung tangan itu supaya tidak memperpanjang masalah. "Maaf mas mas nya, lanjut jalan aja" Lidya beralih mengangguk pada dua pria yang mulai terlihat geram pada Zandy.

"Li, mereka yang salah kenapa kamu minta maaf?" tanya Zandy langsung menoleh dan mengercit pada Lidya.

"Halah bacot" kalimat itu beriringan dengan pekikan Lidya juga pukulan dipipi kanan Zandy. "Gak seneng bilang aja" ucap pria yang baru saja memukulnya.

Sweet Moment (Oneshoot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang