MI - 3

1.8K 114 9
                                    

Kondisi Laila beberapa hari ini mendadak kembali menurun. Fitri dan Yuli bahu membahu menjaga Laila di rumah sakit.

"Fit..." Lirih Laila. Fitri serta merta mendekat.

"Iya, Bu." Sahut Fitri lembut.

"Kalau Ibu nggak sempat gendong cucu dari kamu sama Indra. Nanti tolong bawa cucu ibu ke makam ibu aja ya?!" Pinta Laila, Fitri menggeleng.

"Ibu ngomong apa sih?!" Protes Fitri, pilu.

"Janji ya, Fit?!" Tuntut Laila. Yuli memberi kode agar Fitri tidak membantah. Fitri pun mengangguk kecil.

"I-ya." Sahut Fitri terbata.

"Yul. Jaga adik-adik kamu ya?!" Pinta Laila kemudian pada putri sulungnya.

"Ya, Bu. Tapi insyaallah Ibu bakal sehat lagi. Jangan ngomong macem-macem, jangan banyak pikiran." Ujar Yuli. Fitri mengangguk cepat, setuju dengan ucapan kakak iparnya.

"Iya, Bu. Bener kata Teh Yuli." Timpal Fitri, Laila hanya mampu tersenyum simpul.

"Ibu mau tidur dulu." Lirih Laila. Yuli dan Fitri mengangguk, keduanya mengendap-endap keluar ruang perawatan Laila.

"Fit...."

"Teh, Indra udah dikasih tahu lagi?" Tanya Fitri to the point. Ia khawatir waktu ibunya tidak lama lagi. Kalau urusan umur kan nggak ada yang tahu, batin Fitri.

"Sama Teteh udah kemarin. Kamu?"

"Semalam. Tapi cuma dibaca, nggak direspon."

"Kebiasaan tuh anak." Gerutu Yuli.

"Yuli?!" Neni menyapa Yuli.

"Tante."

"Siapa yang sakit? Ibu?" Neni memastikan.

"Iya, Ibu drop lagi."

"Duuh sama, Maya juga tiba-tiba drop. Kangen kali ya sama si Aa." Seloroh Neni begitu saja.

"Semoga Maya cepet pulih. Nanti deh kita jenguk. Maya di rawat di ruang apa, Tan?" Tanya Yuli basa-basi, ingin segera mengakhiri percakapan dengan Neni karena ada ucapan Neni yang mengganjal.

"103." Jawab Neni.

"Ohh iya." Sahut Yuli. Dan benar saja, Neni segera berlalu. Sepeninggal Neni Yuli menoleh ke arah adik iparnya itu. "Fit?!"

"Kenapa, Teh?"

"Maksudnya itu, apa? Indra belum putus sama Maya?" Tanya Yuli dengan kerutan di dahi.

"Fitri nggak tau, Teh." Mendengar itu Yuli hanya bisa geleng-geleng kepala. "Teh, Fitri ada meeting dulu sama klien. Nggak apa-apa kan kalau Fitri tinggal dulu?"

"Nggak apa-apa."

"Ya udah, Fitri berangkat dulu ya?"

"Hati-hati, Fit."

"Iya, Teh." Sahut Fitri sembari beranjak pergi meninggalkan Yuli yang tidak habis pikir dengan rumah tangga adik dan iparnya kini.

***

"Pengen ada stall jajanan kekiniannya."

"Baik nanti kita fasilitasi." Angguk Fitri.

"Berapa kira-kira budgetnya?"

"Paling nanti saya share ke ke ibu ya."

"Ditunggu secepatnya."

"Baik, Bu."

Selepas kliennya pergi, Fitri sibuk browsing dessert catering di kotanya. Hampir lelah mencari yang cocok sampai akhirnya dia menemukan satu akun. Yes nemu. Sorak Fitri dalam hati. Fitri segera mengirimi akun tersebut pesan, meminta kontak untuk informasi lebih lanjut.

Mantan IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang