MI - 17

2.8K 87 26
                                    

"Perasaan tadi di kafe ada yang janji nggak bakal ada aksi mogok dideketin, kok bau-baunya malah...."

"Malah apa, Aa?" Potong Fitri cepat.

"Dusta." Cetus Indra.

"Siapa yang dusta?"

"Yang janjilah."

"Aku lagi nggak ngadain aksi apa-apa, aku cuma mau bikin rules kerjaan buat Keke aja. Kan nanti selama seminggu dia harus kerja sendiri."

"Lama?" Tanya Indra.

"Hmmmm.... Lumayan." Jawab Fitri sembari menempelkan punggung di sandaran sofa. Tangannya sibuk mengetik pesan singkat.

"Aaaaaaaaaaa...." Indra mulai menguap dan berbaring dengan menjadikan paha Fitri sebagai bantal.

"Ngantuk? Tidur sana di kamar."

"Nggak ahh, enak di sini." Tolak Indra. Fitri geleng-geleng kepala sembari menyambungkan panggilan suara pada Keke.

Di tempat lain ada Maya tengah memeluk guling dengan sangat erat. Baru saja airmata mulai berhenti menetes tiba-tiba tadi dia harus melihat langsung Indra dan Fitri. Hatinya belum bisa menerima kenyataan jika Indra kini milik yang lain. Kamu itu harusnya sama aku, A. Sama aku. Jerit Maya tanpa suara sembari memeluk guling. Malam itu pun terlintas dalam ingatan. Malam yang tidak mungkin ia lupa begitu saja.

***

Pagi ini Fitri disibukkan dengan persiapan dirinya meninggalkan 3party selama sepekan. Keke mengangguk-angguk paham dengan arahan Fitri.

"Nanti kalau ada apa-apa, langsung kabari aku aja ya?!" Ujar Fitri.

"Siap." Keke mengacungkan jempol.

"Ngomong-ngomong aku liat sekarang event yang pake catering mulai banyak ya?!" Fitri memastikan.

"Iya, Teh. Alhamdulillah."

"Gimana sama Ko Tristan. Lancar?"

"Lancar tapi sekarang Ko Tristan jarang turun tangan."

"Udah jadi bos."

"Sepertinya."

"Ya udah aku duluan ya?!" Pamit Fitri.

"Mau ke mana, Teh?"

"Janji makan siang sama A Indra."

"Cieeee...." Goda Keke.

"Apa?!" Tantang Fitri. Keke nyengir. "Ya udah ahh aku berangkat dulu ya?!"

"Siap."

"Ehh, Bu. Itu bukannya Indra ya?! Calon mantunya Ibu Neni." Tunjuk seorang ibu hampir paruh baya sembari menunjuk seorang laki-laki yang tengah menemani seorang perempuan berbelanja di supermarket.

"Mana?" Tanya temannya.

"Itu?!"

"Iya." Angguk temannya itu.

"Kok sama perempuan lain ya?!"

"Jangan-jangan selingkuh."

"Bukannya tahun depan mau tunangan sama putrinya Bu Neni ya?" Ia memastikan.

"Nggak tahu putus ya?!"

"Padahal Bu Neni udah heboh ya."

"Iya calon mantu yang sering dibangga-banggain kalau lagi pengajian ya. Soleh, baik, mapan."

"Iya katanya tiap bulan emang suka transfer ya. Dan kalau Bu Neni minta apapun pasti dikasih."

"Jengah kali ya si calon. Baru juga jadi calon berasa wajib setoran."

Mantan IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang