MI - 14

1.3K 86 12
                                    

Maya tidak bisa tidur, semalaman ia gelisah menanti balasan dari Indra. Ia juga bolak balik melakukan panggilan telepon pada kekasihnya itu tapi tetap saja, hanya suara operator yang terdengar.

Indra terus memeluk Fitri. Entah mengapa semenjak Fitri menyerahkan semuanya untuk dirinya, rasa sayang tumbuh subur di hatinya. Aku nggak akan pernah lepasin kamu, Fit. Terlebih..... Indra memejamkan mata sembari kembali mengecup puncak kepala Fitri hangat.

"Eehhh mau ke mana?" Tanya Indra saat merasakan ada pergerakan. Fitri melepaskan diri dari pelukan Indra dan beranjak bangun.

"Pengen ke toilet." Jawab Fitri dengan suara khas orang bangun tidur.

"Bisa?"

"Bisa."

"Hati-hati." Ucap Indra.

"Iya." Sahut Fitri. "Aa mau ke mana?" Tanya Fitri kemudian saat melihat Indra juga beranjak bangun.

"Anterin kamu ke toilet."

"Masya Allah, toilet nya juga di situ. Ngapain dianterin?!" Fitri terbelalak.

"Ayo."

Benar saja Indra menunggu di depan toilet sampai Fitri selesai. Indra bahkan memapah Fitri kembali ke tempat tidur.

"Siapa?"

"Teh Yuli."

"Tumben." Seloroh Indra, tidak biasanya kakaknya itu bangun tengah malam begini. Fitri hanya bisa angkat bahu.

"Halo, Teh." Sapa Fitri.

"Fit, maaf ganggu."

"Nggak apa-apa, Teh. Ada apa, Teh?"

"Ada Indra nggak di situ?"

"Ada. Sebentar." Ujar Fitri sembari menyerahkan ponselnya pada Indra.

"Iya, Teh."

"Baca WA teteh."

Indra kembali menyalakan ponsel yang ia nonaktifkan. Banyak pesan dari Maya, Neni terakhir Yuli yang mengabarkan Maya syok dan masuk rumah sakit.

Tidak lama kemudian panggilan suara dari Neni masuk, Indra menarik nafas panjang sebelum ia menerima panggilan tersebut.

"Aa berantem sama teteh? Ada masalah apa? Emang nggak bisa diomongin baik-baik dulu. Konflik dalam suatu hubungan itu biasa, A." Ujar Neni tanpa jeda. Khawatir Indra tiba-tiba menghindar dengan memutuskan sambungan telepon.

"Maafin Indra."

"Nggak usah minta maaf sama Mama. Aa omongin ya sama Teteh. Kalau emang Teteh ada salah, tolong dimaafin. Kalau ada yang nggak berkenan di Aa, kasih tau aja biar Teteh bisa ngoreksi diri. Teteh ngedrop lho, A. Tadi Teteh mendadak pingsan. Sekarang lagi ditangani dokter di IGD."

"Tapi kondisi Maya....?" Indra langsung menyadari sesuatu bertepatan dengan Fitri yang merasa tidak nyaman, Indra segera menggenggam tangan Fitri.

"Semoga nggak apa-apa." Ucap Neni penuh pengharapan. Indra pun segera mengakhiri panggilan suara itu.

"Fit...." Lirih Indra. Fitri menggeleng dengan senyum sangat tipis.

"Udah aku bilang, lebih baik kita....."

"Please." Indra menggeleng. Kode yang meminta Fitri tidak melanjutkan kalimatnya.

"Kita itu awalnya nggak bener." Ujar Fitri lesu.

"Makanya akhirnya harus bener." Timpal Indra.

"Jawab deh, tau Maya sakit gini kamu juga khawatir kan?!"

Mantan IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang