MI - 7

1.6K 91 16
                                    

Hari ini Maya diperbolehkan pulang. Harusnya Maya senang tapi semenjak tadi raut wajahnya tetap saja datar. Sebenarnya Maya hanya terkena DBD, tapi entah mengapa terkesan Maya sakit parah. Kemungkinan karena selama ini Maya tidak pernah sakit yang mengharuskan dia opname seperti sekarang.

Neni yang menyadari Maya murung itu segera mengambil langkah. Ia segera bergegas menuju ruang perawatan Laila. Dan saat hendak mengetuk pintu, pintu itu tiba-tiba terbuka.

"Aa...?! Ya Allah, Alhamdulillah." Ucap Neni lega.

"Kenapa, Ma?" Tanya Indra kebingungan mendapati sikap histeris mamanya Maya.

"Mama cariin dari kemarin. Aa kapan pulang? Itu si Teteh nanyain terus. Kangen kali ya ke Aa." Seloroh Neni tanpa jeda. "Sampai Teh Yuli aja kayaknya bosen liat Mama kemarin." Tambahnya tepat saat Yuli berdiri di belakang Indra. Yuli tersenyum simpul.

"Udah sana, temuin dulu Maya." Titah Yuli. Ia tidak ingin Laila yang tengah kedatangan sahabatnya, tahu dan mendengar obrolan Indra dan Neni.

"Iya, Teh. Indra ke sana dulu."

"Iya."

***

"Teh, test food nya jam satu." Keke mengingatkan.

"Oke. Tapi aku jalan sekarang ya?!"

"Mau ke rumah sakit dulu ya?!" Tanya Keke memastikan.

"Iya."

"Ibu mertua Teteh belum baikan juga?"

"Gimana ya?" Fitri tampak bingung menjelaskan. Bukan tidak membaik tapi memang kondisi ibu mertuanya itu turun naik, labil.

"Ya udah mudah-mudahan Ibu Laila cepet sembuh, cepet pulang ke rumah, cepet pulih." Doa Keke.

"Aamiin. Makasih, Ke." Ucap Fitri yang lalu diangguki Keke. "Kalau gitu aku pergi dulu ya."

"Iya." Sahut Keke sembari mengantar sang bos sampai lobi kantor.

***

Bola mata Maya berbinar melihat sosok yang ia rindu berdiri di ambang pintu ruang perawatan. Maya segera melambaikan tangan meminta Indra segera mendekat.

"Hmmm yang liburan, nggak ngajak-ngajak." Selorohnya.

"Gimana mau ngajak ya, A?! Tetehnya sakit. Makanya jangan sakit." Neni ikut bersuara.

"Iya, Mama." Sahut Maya.

"Ya udah Mama beresin administrasinya dulu ya." Pamit Neni. "A, titip Teteh ya?!" Ujarnya kemudian, Indra hanya bisa mengangguk lemah.

"Gimana liburan kemarin? Seru? Sendirian?" Cerca Maya.

"Seru."

"Ke mana aja?"

"Keliling kota Bandung aja."

"Mana oleh-oleh buat aku?"

"Ada, di Teh Yuli."

"Waaahh asyik." Itulah Maya, Indra baru sepatah dua patah kata, dia sudah sepuluh patah kata. Indra kalah telak jika berbicara dengan Maya.

"May...." Indra menggenggam tangan Maya. Maya tiba-tiba membisu, tatapnya terpaku pada bola mata Indra, tubuhnya membeku. "Aku mau ngomong." Lirih Indra yang membuat wajah Maya memerah seketika.

"Ihh masa sekarang?"

"Iya."

"Kenapa nggak nanti pas di rumah, nggak ada kesan romantis-romantisnya Aa mah?!" Protes Maya manja.

Hah nggak ada kesan romantis-romantisnya?! Mau putus emang harus ada kesan romantisnya?? Batin Indra dengan dahi berkerut.

"Teh Fitri?!" Seru Neni saat melihat Fitri tengah berjalan melewatinya.

Mantan IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang