Meet

355 49 3
                                    

“Apa kau benar-benar tak punya pacar, Saku-Chan?" Tenten dengan mulut menganga nya kembali menanyakan pertanyaan yang sama meski Sakura sudah berkali-kali bilang ‘tidak’. Sakura bahkan sampai jengah dengan pertanyaan Tenten yang tak berbobot. Memang apa salahnya jika ia tak pernah berpacaran? Apakah pacaran itu merupakan sebuah kewajiban?

Kebahagiaan kan bukan hanya melulu tentang cinta. Bahkan cinta membawa penyakit dan membuat orang-orang terluka. Seperti kisah cintanya saat ini.

Lagi-lagi Sakura harus diingatkan dengan kisah cinta nya yang bodoh. Kenapa sih disaat ia sudah merasa baikan.. ada saja orang yang mengingatkannya tentang pemuda itu!? Kemarin Mikoto dan sekarang Tenten. Besok siapa lagi? Sakura lelah… tolong hentikan semua ini, biarkan ia menjalani hidupnya dengan tenang tanpa ada kaitan dengan Sasuke.

“Kenapa kau tak pacaran, Saku? Apa kau tak sayang dengan wajah cantikmu ini?” Ucap Tenten sembari menangkupkan kedua tangannya pada wajah Sakura

“Kalau begitu carikan aku pacar”

Buughhh

Suara hentakan buku tersebut mengalihkan perhatian Sakura cs, terlihat seorang pemuda berambut raven yang saat ini sedang menggunakan kacamata palsu sedang menatap marah kearah mereka.

Seketika mata Sakura membelalak dan tangannta terangkat untuk menutup mulutnya yang kini terbuka lebar, tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Apakah benar pemuda yang saat ini berjalan kearahnya adalah Sasuke? Tapi kenapa pemuda itu bisa berada disini?

- Beberapa jam yang lalu

Sasuke kini sedang berada diruangan Kantor Direktur milik Itachi. Pemuda berparas tampan itu menyeringai sembari memegang sebuah dokumen berisikan sebuah proyek penting yang telah dikerjakan Itachi selama sebulan ditangan kanannya dan memegang secangkir kopi panas ditangan kirinya.

Itachi hanya memandangi Sasuke dengan pandangan bingung, heran mengapa Sasuke berada diruangannya dan mengapa dokumen miliknya bisa berada ditangan pemuda itu? Lalu untuk apa kopi itu?

Sepertinya tak mungkin adik tercinta yang selama ini tak pernah datang ke kantor kini datang dan membawakannya secangkir kopi.

“Katakan dimana Sakura”

Sakura? Mengapa anak ini malah menanyakan Sakura kepada dirinya?

“Kau pasti tahu dimana keberadaan gadis itu”

“Yahh, aku memang tahu… tapi kenapa kau bertanya?”

“Beritahu aku”

“Apa?”

“Beritahu aku dimana Sakura”

“Eee sepertinya aku tak bisa, kau tahu aku sudah berjanji dengan Sakura-Chan”

“Beritahu atau proyekmu akan hancur karena kopi ini”

“Hahahh… Silahkan saja, aku memiliki salinannya”

“Aku menghapus semuanya”

“Apaaa!?”

“Makanya.. beritahu aku sekarang!” Paksa Sasuke

“Tch dari siapa kau belajar picik begini”

“Tentu saja dari kau”

“Adik bangs*t”

Sasuke kemudian mengemudikan mobilnya dengan cepat menuju Tokyo. Kini ia telah mengetahui dimana keberadaan Sakura. Ia tak perduli meski harus menekan Itachi. Toh Sasuke tak pernah menjadi adik yang baik selama ini. Yang penting baginya hanyalah bertemu dengan Sakura dan meminta maaf atas segalanya.

Sampai saat ia melihat Sakura dan teman-temannya yang sedang bercanda ria memasuki sebuah perpustakaan, Sasuke segera menghentikan mobilnya dan mengikuti Sakura diam-diam hingga nanti Sakura sendirian, baru Sasuke akan meminta maaf padanya.

Niatnya sih begitu, namun kini yang ia lihat malah Sakura yang sedang meminta untuk dicarikan pacar kepada temannya. Bagaimana bisa gadis itu segera mencari pemuda lain begitu mereka berpisah?

Buughhh

Sasuke kemudian menghentakkan buku keatas meja dan berjalan mendekat kearah gadis itu

“S-Sasuke-Kun” Cicit Sakura

“Hn, ini aku… Ayo kita pulang” Ajak Sasuke sembari menarik lengan Sakura untuk pergi. Sakura kemudian mengentakkan lengan Sasuke dan menatap pemuda itu dengan tajam.

“Kau saja yang pulang, aku takkan ikut denganmu” Jawab Sakura dengan seluruh keberaniannya

“Kenapa?”

“Tentu saja karena tak mau, aku juga muak denganmu. Kau selalu seenaknya, Sasuke. kau memaksaku, mencaciku, mengusirku, dan kini apa? Kau ingin aku pulang denganmu!? Mimpi saja!”

Sakura” Ucap Sasuke dengan penuh penekanan, saat ini ia merasa sangat kesal dengan Sakura dan hanya ingin menyeret gadis itu pergi dari sini. Ia merasa tak suka karena Sakura dikelilingi pria seperti ini. Padahal selama ini Sasuke terus merenungi kesalahannya, tapi Sakura malah enak-enakan bermain bersama para pria!? Yang benar saja!

“Kau tak berhak mengaturku Sasuke-kun, kita tak memiliki hubungan dan aku bahkan ragu untuk menyebutmu sebagai teman!”

“Aku—kauu—“

“Tak bisa mengelak eh?“

"....."

“Aku salah” Ungkap Sasuke setelah berdiam diri sejenak

“Apa?”

“Aku salah,  maafkan aku”

“Sasuke-kun, kau kena—“

“Aku sangat merindukanmu, rasanya aku bisa gila karena tak bisa melihatmu”Sasuke mencengkram bahu Sakura dan menatap kebawah. Rasanya ia tak lagi bisa menatap kedalam bola mata sejernih air danau itu, terlalu banyak kesalahan yang sudah ia lakukan pada Sakura. Ia juga tahu bahwa takkan semudah itu untuk Sakura memaafkan dirinya.

Namun tetap saja, Sasuke ingin berusaha. Ia ingin Sakura kembali bersamanya, melewati hari-hari bersamanya, bercanda bersama, dan tertawa bersama yang selama ini tak pernah ia lakukan dengan baik.

Sakura dengan pelan melepaskan cengkraman Sasuke pada bahunya dan menatap pemuda itu sendu. Satu sisi Sakura bahagia, akhirnya ia mengetahui perasaan Sasuke dan bahwa selama ini usahanya untuk mendapatkan hati Sasuke tak sia-sia. Namun di sisi lainnya, ia takut pemuda yang sangat dicintainya itu berpaling. Ia sudah merasakan perasaan terluka berkali-kali. Bahkan disaat terakhir, pemuda itulah yang paling menyakiti hatinya. Ia tak ingin kembali merasakan sakit itu, saat ini Sakura sudah cukup bahagia dengan Sasori dan teman-teman barunya.

“Gomen, Sasuke-kun.. Ini bukan karena aku membencimu, tapi karena aku sudah bahagia disini. Bukan berarti aku tak bahagia selama bersamamu dan keluargamu, aku bahagia.. Sangat. Hanya saja, beberapa kali hatiku terluka, Sasuke-kun. Aku takut untuk kembali, aku hanya ingin menikmati kehidupanku saat ini.. disini, dan bukan bersamamu” Sakura menatap Tenten dan dengan sigap gadis itu mengerti dan membawa Sakura untuk pergi

“Aha-hahah…eumm Sepertinya suasana saat ini tak baik, jadi… kami akan pamit membawa Sakura pergi. Permisiiiii” Ucap Tenten dan berlari dengan menarik Sakura dan Neji hingga keluar perpustakaan

Sasuke tak mencegat kepergian Sakura sama sekali, ia hanya menatap 4 orang yang sedang berlari meninggalkan dirinya dalam keheningan. Seketika Sasuke berpikir, bila Sakura tak mau kembali, maka dia yang akan datang.

“Tunggu saja Sakura”







Haaaaaaaaa'iiiii

Owarimashitaaaaaaaa

Arigatou neee yang sudah mau menungguu eheee

Menurut kalian apa nih yang akan dilakukan Sasuke?

Tunggu chapter selanjutnyaa yaaa

Matta konto na
Arigatouu

Tetanggaku Yang MenyebalkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang