Kawaii

242 36 5
                                    

Saat ini Sakura tengah dilanda kebingungan yang parah, tiba-tiba seorang wanita paruh baya mendatangi rumahnya dan mengaku sebagai Ibu kandungnya.

Baiklah, ia memang tidak tahu wajah Ibu kandungnya seperti apa karena memang wanita itu tidak pernah mengunjunginya. Tapi dilihat bagaimanapun, ia dan wanita ini tidak memiliki sedikitpun kemiripan.

Lihatlah seberapa besar oppai nya, dan lihat punya Sakura… Tidak mungkin wanita ini Ibunya, jika benar pasti setidaknya Sakura akan punya setengah saja dari ukuran wanita ini. Benar, ‘kan?

“Kau pasti bingung.. Ini salahku karena tak pernah mengunjungimu, tetapi aku punya alasan untuk itu” Lalu Tsunade pun menceritakan kembali kisahnya pada Sakura

Sembari menceritakannya, tak luput air mata terus membasahi wajah cantik wanita paruh baya itu. Senju Jiraiya kemudian menyerahkan bukti DNA, surat perjanjian antara Senju dan Haruno, serta foto yang memperlihatkan Sakura yang masih bayi sedang digendong oleh Tsunade yang tersenyum melihat kearah kamera.

“Apa sekarang kau bisa percaya, Sakura-Chan?” Tanya Pria paruh baya berhelai putih itu dengan Lembut

Setetes... Dua tetes… kemudian air mata Sakura mengalir deras bak air terjun, ia benar-benar mengira bahwa tak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkannya. Ia kira bahwa ia merupakan kesalahan besar dari orangtua nya, maka dari itu ia dibuang… Ia kira akan selamanya sendiri dan hidup bersembunyi dari orangtua nya… Ia kira akan selamanya begitu karena… tak ada tempat untuknya.

Tetapi ternyata tidak begitu, ia memiliki Ibu yang telah berjuang keras untuk tetap hidup dan melindunginya. Ibu yang berjuang meski hanya untuk melihatnya sekali saja. Ibu yang sangat menyayangi dan akan selalu bersama dirinya. Sakura tersenyum… kini ia yakin takkan sendirian lagi.

Menghapus air matanya, Sakura kemudian memeluk Tsunade dengan erat dan memanggilnya Ibu. Selama ini Sakura sangat merindukan kehadiran ibu di kehidupannya, ia ingin merasakan pelukan hangat dari orang yang telah melahirkannya. Meski terlambat, akhirnya Sakura dapat merasakannya. Rasa nyaman dan hangat yang dikeluarkan oleh tubuh Tsunade membuatnya semakin ingin meneteskan air mata.

.

.

Tepat disaat Sakura selesai mengemas semua barangnya untuk pindah, disanalah Sasori melihatnya dengan tatapan sendu, pemuda berparas tampan itu kemudian menghampirinya dan memeluk tubuh mungil Sakura dengan sangat erat. Enggan melepas gadis itu pergi bersama Tsunade. Namun, bagaimanapun Sasori harus menghormati pilihan Sakura untuk tinggal bersama Ibu kandungnya.

Sasori sadar bahwa ia juga bukanlah kakak yang baik untuk Sakura, ia terus disibukkan oleh pekerjaannya di Kantor dan meninggalkan Sakura sendirian. Meski tak pernah mengeluh, Sasori tahu bahwa Sakura kesepian. Ditambah lagi kemungkinan orangtuanya akan datang dan menemukan Sakura. Inilah alasan utama Sasori mengizinkan Tsunade untuk membawa Sakura pergi. Yahhh, meski wanita itu tak pernah benar-benar meminta izinnya.

Setelah Sasori melepas pelukannya, Sakura memberikan senyum terbaiknya dan berjanji akan sering mengunjungi Sasori pada hari liburnya. Pemuda itu kemudian mengangguk dan membalas senyuman Sakura. Baru saja hendak melangkah masuk kedalam mobil, Sakura merasakan tubuhnya limbung akibat lengannya yang ditarik oleh Sasuke. Pemuda itu menatapnya seperti hendak menangis. Hampir saja Sakura menyemburkan tawa melihat ekspresi tak biasa pemuda itu. Okay, yang tadi malam mungkin dapat Sakura maklumi karena pemuda itu tengah sakit dan perubahan emosi itu memang wajar.

Tapi 'kan saat ini Tubuh Sasuke sudah kembali fit. Lalu apa-apaan dengan wajah merah dan iris onyx yang berkaca-kaca ini?

“Kau benar-benar akan pergi?”Tanya nya dengan suara berat, menggenggam tangan Sakura lebih erat

“Aa, begitulah” Balas Sakura, sebenarnya hatinya sudah terasa sangat geli dengan situasi saat ini

Sasuke belum tahu bahwa tujuan kepergiannya adalah untuk kembali ke Konoha dan bukannya New york. Sebenarnya Sakura tahu apa yang dipikirkan oleh Sasuke, namun ia enggan merusak suasana rare yang kemungkinannya tidak akan pernah terjadi lagi dengan mengatakan kebenaran. Biarlah ia menikmati ekspresi wajah Sasuke, toh pemuda itu akan tahu besok ketika ia kembali masuk ke Sekolah, hihi.

“Jika aku memintamu untuk tinggal… Apakah kau tetap akan pergi?”

“Aa”Susah payah Sakura menahan tawanya, suaranya pun sudah terdengar bergetar. Ia benar-benar takkan dapat bertahan jika Sasuke terus menyerangnya dengan wajah imut seperti ini. Kami-Sama… Tolong bantu Sakura untuk bertahan.

“Sakura… Aku benar-benar mencintaimu hingga tak dapat tertahan. Jika kau pergi, aku… aku benar-benar akan merasa sendirian” Kini tumpah sudah air mata yang telah ditahan Sasuke sejak tadi. Biarlah orang mengatakannya pria cengeng atau apapun itu… ia hanya ingin Sakura tahu perasaannya saat ini. Dirasakannya tangan kecil Sakura menyentuh pergelangan tangan dan melepaskan genggamannya dengan pelan. Gadis itu tersenyum.

“Sasuke-kun… Arigatou”Setelahnya Sakura memasuki mobil dan meninggalkan Sasuke yang masih termangu

Disisi lain, Mikoto dengan ponselnya yang sedari tadi merekam kejadian rare antara Sasuke dan Sakura itu tengah tersenyum geli dan menggerakkan jarinya untuk mengirimkan video berdurasi 5 menit tersebut ke dalam grup chat Uchiha Family.

Tak lama balasan berupa sticker wajah fugaku yang tengah menepuk jidat datang dari kepala keluarga Uchiha, sedangkan Itachi dan Sakura hanya membalasnya dengan kikikan dan tawa. Ya.. Sakura dan keluarga Uchiha memang memiliki grup tersendiri tanpa Sasuke. Hal ini memang sengaja mereka lakukan karena saat itu Sakura yang pergi ke Tokyo tak ingin memiliki sedikitpun komunikasi dengan Sasuke.

‘Sakura.. Memangnya kamu mau pergi kemana, nak?’ Tanya Fugaku dalam chat

‘Tidak kemana-mana Ji-San, Sepertinya Sasuke-kun salah paham mengira Saku-Chan akan pindah ke New York’ Balas Sakura

‘Ahahahah… Otoutou no baka! Bisa-bisanya dia tak mengonfirmasi dulu tujuanmu’ Balas Itachi masih dengan tawa gelinya

‘Sudah, nanti pokoknya kita pura-pura tidak tahu saja Sakura pindah ke konoha ya’ Kali ini Mikoto yang membalas yang kemudian segera disetujui oleh Semuanya

Disisi lain, Sakura masih saja memutar kembali video yang dikirimkan oleh Mikoto dan meng-captured semua bagian dimana wajah Sasuke berlinang oleh air mata. Ia masih tidak percaya dengan yang dialaminya hari ini.

Pertama, Sasuke yang menangis dan mengungkapkan bahwa ia merindukan Sakura. Kedua, permintaan tak masuk akal Sasuke untuk mengajaknya tinggal satu rumah. Dan kali ini, pemuda itu kembali menangis sembari menyatakan cinta nya pada Sakura. Sungguh, hal ini harus ia abadikan selamanya.

“Hontou… Sasuke-kun mecha-mecha kawaii desu ne" gumam Sakura

.

.

.

.

Owari daaa~
Matta Konto na Minna
Arigatou^^

Tetanggaku Yang MenyebalkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang