Happy Reading....
Hamparan rumput hijau dan bunga-bunga menghiasi sekeliling taman menambah keindahannya. Angin halus berhembus pelan menerpa wajah, mengusak helaian surai berwarna hitam. Ia melihat sosok yang dirindukan, berdiri tegak dengan jarak satu meter dihadapannya. Dia terlihat cantik dengan pakaian serba putih, sudut bibirnya terangkat menampilkan senyum manis yang sangat dirindukan.
"Lama tak bertemu" sapanya
"Aku merindukan mu, Haechan" ucap Mark
"Aku tahu, kau selalu merindukan ku, kau selalu mengatakan itu jika aku menemui mu" jawab Haechan dengan tawa kecil.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Haechan.
"Sangat sulit menjalani hidup tanpa mu, aku perlu seseorang untuk bersandar di saat aku lelah, aku perlu seseorang untuk kujadikan rumah berpulang. Dan seseorang itu adalah dirimu" jelasnya.
"Tapi aku tidak bisa melakukan itu semua untuk mu, kumohon carilah penggantiku. Jadikan ia tempat mu bersandar disaat lelah, jadikan ia rumah untuk mu pulang" ucap Haechan.
"Aku bahkan tidak berniat menggantikan posisi mu dalam hatiku, aku hanya menginginkan mu. Tidak bisakah kau kembali pada pelukan ku?" tanya Mark.
Haechan hanya tersenyum sebagai jawaban, tentu saja jawabannya adalah tidak. Tempatnya bukan disana lagi, ia sudah memiliki tempat disini, tempat dimana ia tidak akan pernah merasakan sakit lagi.
"Kau mungkin akan bertemu dengan ku, tapi dia bukanlah diriku. Waktu ku habis, sampai jumpa di kehidupan selanjutnya. Aku mencintaimu, Mark Jung"
Angin berhembus kencang, menerbangkan serpihan-serpihan kecil dari tubuh yang perlahan menghilang dari hadapan Mark. Ia berusaha meraih sosok itu, tapi sayang ia tak dapat meraihnya. Sosok itu menghilang terbawa angin.
"Tidak.. Jangan pergi.. Kumohon" lirih nya
"Mark, bangun! Hei, Mark bangun ini bubu" panggil Taeyong saat melihat putra sulungnya bermimpi sampai mengigau seperti ini.
Mark langsung membuka matanya, menatap sekeliling ruangan yang ternyata adalah kamarnya, bukan hamparan lapang indah yang ia lihat. Mimpi itu lagi.
"Mark, kau baik-baik saja?" tanya Taeyong dengan raut wajah khawatir.
Mark bangun dari tidurnya dan langsung memeluk Taeyong, ia menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Taeyong.
"Kau memimpikan Haechan lagi?" tanya Taeyong
"Aku sangat merindukannya, Bu" ucap Mark.
"Bubu tahu. Ambilah cuti dan kunjungi dia, Bubu rasa Haechan juga merindukanmu, jangan lupa kunjungi juga Johnny. Yuta bilang, Johnny sudah mulai membaik" jelas Taeyong.
Mark melepas pelukannya, menatap Taeyong dengan rasa senang karena ayah dari kekasihnya itu sudah mulai ada peningkatan.
"Bernakah? Syukurlah kalau begitu, aku akan mengunjungi paman Johnny setelah mengunjungi Haechan" ucap Mark
"Pergilah mandi, Bubu sudah siapkan sarapan untuk mu" ucap Taeyong.
Setelahnya Mark beranjak dari kasurnya dan pergi menuju kamar mandi, meninggalkan Taeyong yang menatap sedih ke arah putra sulungnya.
"Sampai kapan kau seperti ini, Mark"
.
.
.
Di meja makan, Taeyong mengambilkan putranya makanan. Ia sengaja berkunjung ke apartemen milik Mark dan membuatkan sarapan untuk putra sulungnya. Terkadang juga Taeyong datang hanya untuk mengisi kulkas Mark dan mengganti bahan yang busuk dan kadaluarsa dengan yang baru. Mark, lebih suka membeli makanan cepat saji ketimbang memasak, maka dari itu Taeyong sering berkunjung hanya sekedar memaksakan makanan atau membawa makanan untuk Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] After You Go 「MarkHyuck」
FanfictionSquel dari cerita Perfect [baca Perfect dulu baru lanjut kesini, biar alurnya nyambung] Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Mark Jung untuk melupakan sosok Seo Haechan dalam hatinya. Tak terbesit sedikitpun niat untuk menggantikan bahkan...