Ch 5 : Tanpa kecanggungan

18 2 0
                                    

Di kantin kampus.

"Dan begitulah, hatiku terasa kosong. Sialan!" Keiji meringkuk di meja.
"Terkadang aku juga merasakannya. Anime romance terkadang meninggalkan bekas kekosongan setelah menontonnya sampai tamat." Ryuuji membalas setelah meminum es teh nya.
"Bukankah solusinya mudah? Cukup cari pacar yang baik. Heh." Kata Yoshio sambil menatap licik kedua temannya.
"Dasar bajingan tampan." Keiji membalas.

Ryuuji sedikit setuju dengan omongan Yoshio. Tampan kah? Yoshio adalah pria yang tampan, dia juga tinggi, tidak setinggi Ryuuji dan Keiji, tapi hampir sama. Mereka bertiga adalah pria dengan kategori tampan, tapi tidak populer. Ryuuji berpikir demikian.

"Kau juga tipe tampan, bodoh." Kata Ryuuji menatap Keiji.
"Fuck! Aku tahu. Kita bertiga adalah pria keren disini. Tapi kenapa keberuntungan kita tidak keren."
"Jangan masukkan aku, aku sudah punya pacar." Kata Yoshio.
"Bangsat! Aku ingin kencaaann!!! Menghabiskan waktu bersama para pria seperti kalian, aku merasakan hambar di perutku."
"Kenapa tidak mengajak teman perempuanmu? Aku yakin kau punya banyak kenalan." Ryuuji membalas.

Keiji melihat Ryuuji sebentar, memikirkan apa yang dikatakan temannya. Dan dia merasa itu ide bagus.

"Ryuuji, kau memang sahabatku. Jangan dapatkan pacar sampai aku kencan, bro." Keiji melingkarkan tangannya di leher Ryuuji dengan ceria.

"Geh."

'Tapi, pacar kah?'

Tiba-tiba wajah Chizuru terproyeksi di pikiran Ryuuji. Ryuuji terkekeh dalam hati. Terlalu cepat. Mereka bahkan baru bergaul selama beberapa hari. Apa jangan-jangan ini cinta pada pandangan pertama? Banyak yang bilang cinta pandangan pertama adalah cinta yang tidak murni karena hanya melihat dari penampilan fisiknya saja. Tapi peduli setan dengan itu. Good-looking adalah previlage.

Namun, begitu ia tetingat kemarahan Chizuru yang tidak jelas, Ryuuji menyingkirkan pikiran itu.

...

Pulang dari kuliah, Ryuuji menuju rumah sakit dengan sepeda motornya. Sebelum masuk rumah sakit dia membeli beberapa bunga di toko bunga di dekatnya.

"Aku bilang tidak usah membeli bunga setiap kali kau datang kesini, bocah."

Kakek Ryuuji, Shinjo Naoki, berkomentar sinis saat melihat cucunya masuk ke kamar membawa seikat bunga.

"Aku tahu kau akan mengatakan itu sepanjang waktu, lagipula ini untuk perawat."
"Ha??"
"Aku bilang ini untuk perawat. Ck ck. Aku merasa tidak enak dengan mereka karena merawat orang tua kaku dan cerewet sepertimu. Yah itu tidak bisa ditolong."
"Jika saja aku diizinkan untuk keluar dari tempat tidur sekarang, aku akan memukulmu dengan tongkat kendo."
"Hah?? Aku yakin kau bahkan tidak akan bisa menyentuhku sekarang jika kita sparing." Ryuuji berkata sambil meletakkan tasnya, mengambil kursi dan duduk di samping kasur.

"Ck. Cucu yang sombong. Kita lihat saja setelah aku diperbolehkan keluar dari sini." Naoki mencibir dengan seringaian penuh semangat.

"Heh, coba saja." Ryuuji juga membalas dengan seringai. Ia juga mengeluarkan buah-buahan dari tasnya dan meletakkannya di meja di dekatnya.

"Jadi di mana mereka?" Tanya Ryuuji dengan wajah datar.

Naoki menghela napas atas tanggapan cucunya.

"Mereka sibuk."
"Yah, itu agak disayangkan."

Ryuuji sebenarnya tidak terlalu ingin bertemu orang tuanya, kecuali ibunya. Karena ibunya menikah lagi, dia tidak terlalu nyaman dengan ayah barunya. Bukannya tidak suka, ia hanya tidak nyaman.

"Jadi bagaimana kuliahmu? Kau menikmatinya?" Tanya Naoki.

"Kau bisa mengatakannya seperti itu."
"Bagaimana?"
"Well, di beberapa titik aku menikmatinya, tugas dan kerja. Itu lancar. Hanya saja banyak klien yang menyebalkan yang tiba-tiba meminta revisi di saat sebagian besar hal sudah diselesaikan."
"Selain itu, pacar??"

My Good-looking NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang