"Jadi, aku kencan hari Sabtu lalu."
"Uhuk uhuk!!!"Naoki yang sedang duduk dan makan dengan tenang di kasur rumah sakit kaget dan hampir tersedak. Ryuuji panik dan menghentikan mengupas apel yang diperuntukan untuk kakeknya. Ia langsung berdiri dari tempat duduknya dan memeriksa apakah kakeknya baik-baik saja.
"Oi oi oi, hati-hati orang tua!!"
Naoki dengan santai mengulurkan tangan kanannya ke arah Ryuuji untuk mengisyaratkan tidak perlu khawatir, dan tangan kirinya memegang gelas untuk minum.
Melihat penanganan kejutan yang santai dan tenang dari kakeknya, Ryuuji paham dan duduk di kursinya lagi. Ia menghela napas lega.
"Fyuh, lain kali hati-hati kakek! Kau mengejutkanku."
Ryuuji mengelus dadanya dan melanjutkan mengupas apel. Naoki selesai dengan minum air dan meletakkan gelasnya.
"Bocah sialan. Justru kau yang mengagetkanku."
Naoki melanjutkan memakan makanannya. Ryuuji hanya melihat kakeknya dan mengangkat bahu.
"Siapa?"
"Siapa apanya?"
"Tentu saja calon cucu menantuku."Saat itu, Naoki merasakan perasaan yang tidak enak.
*Syiingg
Secara reflek, Naoki dengan cepat menjauhkan badannya dari Ryuuji. Pisau yang digunakan untuk mengupas apel tiba-tiba berdenging. Beruntung jari Ryuuji tidak menjadi korbannya.
"Woi!!!! Pisauu pisau!!!"
Ryuuji sadar dan melihat kakeknya menjauh. Ia memeriksa jari-jarinya untuk memastikan apakah mereka masih terpasang dengan benar di tangannya. Begitu selesai memastikan sepuluh jarinya utuh tanpa luka, Ryuuji menghela napas dan meletakkan pisau beserta apel yang dikupasnya di meja. Melihat ini, Naoki kembali ke posisi semula dan menatap cucunya dengan intens.
"Aku bertanya lagi. Siapa bagaimana? Siapa yang kau maksud, kakek?"
"Ahem, calon cucu menantuku. Pasangan kencanmu."Ryuuji hanya terdiam dan menghela napas sambil merilekskan tubuhnya.
"Ini gadis yang kuceritakan terakhir kali. Ichinose Chizuru."
"Wohhh!! Akhirnya kau maju dengan agresif nak."
"Ya. Tapi juga tidak. Sebenarnya aku hanya ingin keluar bersamanya untuk meminta maaf. Tapi..."Ryuuji berhenti sejenak.
"Apa?? Jangan berhenti di tengah-tengah cerita, sialan."
Mulut kasar Naoki memang sulit diatur.
"Tapi, aku malah terbawa suasana dan lupa untuk meminta maaf."
"Dan? Kencannya tidak lancar?"
"Well, bagaimana aku mengatakannya? Sebaliknya itu sangat lancar sehingga membuatku lupa untuk meminta maaf."
"Jadi? Bagaimana?? Selesaikan dulu!!!"
"Akhirnya saat kami pulang, dia meminta maaf duluan."
"Fuiyooo, jadi kalian berbaikan sekarang?"
"Ya."
"Baguslah, aku bisa segera melihat cucu menantuku yang cantik. Hehehe. Ah, dan juga seorang cicit."Melihat respon positif kakeknya dan bagaimana ia mengharapkan seorang calon cucu menantunya, Ryuuji senang dalam hatinya, tapi juga menghela napas karenanya.
"Jangan terlalu berharap, orang tua."
Kalimat Ryuuji menghancurkan kesenangan Naoki dalam sekejap mata. Ia langsung menoleh ke arah cucunya dan menyipitkan matanya. Namun kemudian perlahan bibirnya melengkung keatas. Perasaan Ryuuji tidak enak dengan kelakuan kakeknya. Perubahan ekspresi Naoki juga terlihat, ekspresi mengejek. Tangan Naoki dengan cepat menutup mulutnya sendiri dan bertingkah seolah menahan tawanya.
"Pfftttt, ada apa ini? Kau ditolak di kencan pertama setelah permintaan maafnya? Ahah. Ahahahaa!!"
Ya, setelah itu, Naoki tertawa terbahak-bahak. Ekspresi kesal muncul di wajah Ryuuji. Hal ini cukup sering dialami Ryuuji. Sifat kakeknya memang selalu begini, sangat random. Beruntung dia sudah terbiasa dengan kerandom-an kakeknya. Jadi dia bisa dengan mudah menenangkan diri. Jujur saja sifat kakeknya mengingatkannya dengan Keiji.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Good-looking Neighbor
FanfictionChizuru X Male OC Bisa lah bantu follow dan baca. Kalian tau lah yak, banyak yang ngga terlalu suka sama MC nya Kanokari, Kazuya. Dan gua adalah salah satu dari banyak orang itu. Jadi yah, gua bikin fanfic buat kepuasan gua. Penulisannya cukup amati...