Ch 1 : Gadis Berkacamata

39 1 0
                                    

Hari ini adalah pagi yang cerah dan damai. Burung-burung berkicau di bawah udara yang cukup dingin. Tidak bisa terbayangkan apa yang bisa menghancurkan hari yang indah dan damai ini.

*ALARM*

Yah, sayang sekali kedamaian terkadang hanya berlangsung sementara.

Seorang pemuda sehat setengah telanjang dengan rambut acak-acakan sedang tertidur lelap di ranjangnya. Ia meraba-raba meja di sampingnya dan menemukan sebalok jam digital. Sayang sekali bahkan kedamaian benda matipun takkan berlangsung lama. Ia mencengkramnya dan melemparkannya dengan cukup keras ke sudut ruangan. Jam itu hancur.

Pemuda itu terlentang sekali lagi dan menikmati tidurnya.

*ALARM*

Ia merasakan kepalanya bergetar dan segera mencari sumber suara dan sumber getaran. Bingo. Pemuda itu menemukan balok lagi, itu handphonenya yang tergeletak tidak jauh dari kepalanya. Ia menggenggamnya, duduk dan sudah berada dalam posisi melempar. Dia berhenti di tengah jalan dan mematikan alarm ponselnya yang mengganggu telinganya. Dia melihat sekeliling.

"Kurasa aku harus membeli jam baru setelah ini."

Pemuda itu adalah Shinjo Ryuuji. Usia 20 tahun, yang sekarang sedang berada di tahun kedua kuliahnya jurusan animasi.

"Bagus sekali. Sakit kepala di hari Senin. Ugh."

Ryuuji menguap lebar sambil memijat pelipisnya saat dia perlahan turun dari kasurnya. Ia berjalan perlahan ke cermin di lemarinya dan berpose seperti pose stereotip binaragawan. Dilihat dari cermin, ia memiliki tubuh yang setinggi 191 cm dengan otot yang tidak terlalu sedikit atau menonjol. Wajahnya yang tertutup rambut hitamnya bisa dibilang wajah tampan dengan tipe tampan yang keren dan tegas.

"Hmmm. Nice Abs."

Ryuuji segera mengambil posisi push up dan melakukan push up selama 5 menit. Push up selesai, selanjutnya adalah sit up dan back up. Ia melakukan hal ini setiap pagi ditambah dengan lari pagi. Hanya saja karena kemarin dia begadang untuk menyelesaikan komisi ilustrasi dan tugas serta mendapatkan sakit kepala karenanya, dia tidak lari pagi hari ini.

Begitu dia selesai dengan olahraga paginya, Ryuuji yang sudah sedikit bertenaga segera melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Setelah mandi, Ryuuji yang hanya menggunakan handuk di tubuh bagian bawahnya membuka kulkas dan mengambil 2 dari 8 sandwich yang dia buat kemarin untuk sarapan. Tidak lupa juga ia mengambil susu untuk minumannya. Tidak perlu mengambil gelas, cukup minum langsung saja dari kotaknya.

Sarapan selesai, Ryuuji kemudian mengeringkan rambut panjang sebahunya, memakai sweater tipis hitam polos dan celana kargo yang juga berwarna hitam, keluar dari apartemennya dan sekarang sedang berjalan menuju kampus.

Sambil berjalan, ia memakai jam tangannya, mengikat rambutnya dan memakai kacamata. Bukan kacamata rabun jauh, itu hanya kacamata fashion.

Merogoh sakunya, Ryuuji sedikit mengernyit. Selesai dengan sakunya, ia membuka tas ranselnya yang berisi laptop, wireless mouse, iPad, buku catatan dan alat tulis. Ekspresinya menjadi lebih jelek.

"Sial. Aku melupakan dompetku."

Dia bergumam pelan dan mengutuk kelalaiannya dalam hati.

"Haish, lupakan. Sudah terlalu jauh untuk kembali."

Tas ranselnya sudah kembali ke posisi semula, di punggungnya. Ryuuji tidak terlalu memikirkan dompetnya, lagipula, saldo rekening dan dompet digitalnya masih sangat banyak.

"Oiii!!"

Melihat jauh kedepan, Ryuuji menyipitkan matanya. Ia melihat kedua sahabatnya mengangkat salah satu tangannya. Hisoka Keiji dan Moriyama Yoshio. Mereka berdiri sambil menunggunya.

My Good-looking NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang