3. Hari Santri

260 47 3
                                    

Assalamualaikum semuaaaa

Siapa yang nungguin update??

bila ada yang masih salah dalam penulisannya mohon di tandai yaa

Siapa yang mau tau visual Gus Fathan??

Hehehe

Happy reading bestiee

Chapter 3. Hari Santri

"Wa'alaikumsalam"

Sambungan telepon pun terputus Fathan menaruh handphone nya di sampingnya lalu menatap langit langit kamarnya. "saya sudah pulang, yaa zawjatiii" ucap Gus Fathan tersenyum.

Tok! Tok! Tok!

"Assalamu'alaikum Kakak!" Panggil seseorang dari luar mengetuk pintu, lalu Gus Fathan pun membuka pintunya.

"Wa'alaikumsalam, ada apa Huma?" Tanya Gus Fathan.

"Anu..., Umi manggil kakak katanya di suruh turun buat makan" ucap Humaira.

"Oh ya udah, nanti kakak nyusul" ucap Gus Fathan, lalu Huma pun mengangguk dan turun.

-

Di bawah tepatnya di meja makan semua keluarga sudah berkumpul, karena saking banyaknya keluarga jadi ada yang makan di ruang tamu, juga ada yang menggelar karpet.

"Huma, dimana kakak mu?" Tanya Umi Fatima, setelah Humaira turun.

"Kakak akan segera turun umi" ucap Huma dan benar saja Gus Fathan pun turun.

"Ayo Huma, ngapain di sini?" Tanya Gus Fathan, karena Humaira masih berada di tangga terakhir.

"Oh iya kakak, ayo"

"Assalamu'alaikum semua, maaf saya terlambat" ucap Gus Fathan.

"Tidak apa apa, sini duduk di sini" ucap salah satu wanita, dia juga bibi dari Gus Fathan.

Lalu Gus Fathan pun duduk di tempat yang di siapkan bibinya, dan ternyata dia berhadapan dengan sepupu yang bukan mahramnya, Nur itulah namanya.

Lalu dengan cepat Gus Fathan menunduk di ikuti oleh wanita yang berada di depannya.

"Assalamu'alaikum Gus" ucap Nur.

"Wa'alaikumsalam" jawab Gus Fathan datar.

"Ayo kita mulai makan, nak Fathan kamu pimpin doanya ya" ucap Bude, masih ingatkan budenya Fathan?.

"Hm, baik bude" lalu Gus Fathan pun memimpin doa sebelum makan.

"Aamiinn" ucap mereka.

"Ayo, mari makan" ucap Umi Fatima

Mereka pun mulai makan tetapi saat Gus Fathan hendak mengambil nasi, tiba-tiba pirinya di ambil oleh Nur membuat Gus Fathan sedikit tersentak.

"Biar saya ambilkan Gus.." ucap Nur sopan.

Seketika ekspresi wajah Gus Fathan pun berubah menjadi tidak suka "tidak perlu Nur, saya bisa sendiri. Lagi pula kamu bukan istri saya, jadi kamu tidak berhak atas itu semua" ketus Gus Fathan. Dari dulu Gus Fathan tidak terlalu akrab dengan Nur membuat hubungan mereka tidak terlalu baik.

MASYAALLAH LAUHUL MAHFUDZ KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang