9. Taman Kenangan.

142 29 17
                                    

assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Halo para readers ku semuaa

Apa kabar nihh?? Baik? Gak baik? Atau... Biasa aja?

Hehehe

Besok yang sekolahnya libur angkat tangan?? ✋

Yang besok puasa Rajab angkat tangan ✋

Yang mau puasa tapi haidl seperti saya angkat ✋

Tumben sekali saya update awal wkwkwkw

Spam 💐 banyak banyakk

Happy reading


Chapter 9. Taman Kenangan.

Pria itu pun mulai berani menatap ke arah Alina dia pun menunduk kembali dan tersenyum tipis.sedangkan jantung Alina tidak aman karena berdetak 10 kali lipat dari biasanya.

Dia adalah Gus Fathan.

Pertemuan tak terduga antara Gus Fathan dan Alina yang membuat hati Gus Fathan berbunga-bunga. Sama halnya dengan Alina walaupun pikiran mereka berbeda tetapi tak bisa di pungkiri betapa grogi nya dia dan jantungnya yang berdetak tak karuan.

"Saya permisi, assalamu'alaikum." Gus Fathan pun pergi.

"Wa'alaikumsalam." Ucap Alina menatap kepergian Gus Fathan.

"Jantung aku aman kan?" Menolongnya dengan memegangi dadanya.

"Gilak, ganteng banget." Alina kembali meminum jus mangga nya tadi.

"Siapa ya nama dia?, Kayaknya aku pernah ketemu deh."

"Tapi di mana? Dan... Kapan?"

"Ck! Alina bodoh! Kenapa gak tanya namanya tadi!!" Kesal nya pada diri sendiri.

"Alina!" Panggil Adeline membuat Alina menoleh ke arahnya.

"Ayo, kita ke taman!" Ajak nya.

Dengan malas Alina pun berdiri dan pergi ke arah Adeline dan Geo, lalu mereka pun keluar dari cafe itu.

"Kita naik mobil atau jalan kaki ke tamannya?" Tanya Geo.

"Jalan kaki aja bub, nggak jauh juga kok." Jawab Adeline.

"Tapi temen kamu?"

"Sans aja, aku ikut kok... Dari belakang." Ucap Alina.

"Oh, oke." Lalu mereka pun berjalan dengan Geo dan Adeline berjalan bergandengan tangan di depan dan Alina yang berjalan malas beberapa meter di belakang mereka.

"PERMISI KAK!" Panggil seseorang yang cukup keras dari belakang membuat Alina menoleh. Terlihat anak kecil dengan pakaian yang sudah banyak robekan robekan kecil, bisa di bilang sudah tidak layak pakai.

Anak itu pun berlari menuju ke arah Alina dan berhenti di sana dengan nafas tersengal-sengal, "Huh!, Huh.. huh.."

"Huh... Kak... Huh... Ini... Ada... Huh... Huh... Ada-"

"Bentar bentar, tarik nafas..... Hembusin..... Tarik nafas.... Hembusin...." Instruksi Alina di ikuti oleh anak itu.

"Oke, sekarang mau ngomong apa?" Tanya Alina, sekarang dia sudah tidak peduli dimana Geo dan Adeline berada.

MASYAALLAH LAUHUL MAHFUDZ KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang