Malam dears. Mau ngasih pengumuman. After One Night Stand sudah ada PDF nya ya. Harga promo 45rb sampai tanggal 25 Desember 2002. Setelahnya harga normal 50 rb.
Yang minat bisa menghubungi nomer saya
082216211114Tersedia juga per part di aplikasi karya karsa
Happy reading 🥰
Seorang gadis pertengahan dua puluhan turun dari sebuah taksi yang membawanya ke sebuah hotel mewah di pusat kota. Setelah membayar taksi, gadis itu merapikan sedikit pakaiannya agar tidak terlihat kusut saat berada di hadapan teman-temannya. Jangan sampai para orang-orang rempong itu mengejeknya kali ini. Cukup lima tahun yang lalu, kali ini, Bella berniat meninggikan dagunya di hadapan teman-temannya yang suka pamer itu.
Isabella Maria Haris, nama panjang gadis itu. Berusia dua puluh tujuh tahun. Mantan pengangguran yang sekarang sudah di terima bekerja di Candrawinata corp, sebagai sekretaris direktur utama.
Ya, setidaknya itu yang saat ini bisa ia banggakan di hadapan para manusia nyinyir yang kemungkinan saat ini sudah berkumpul di ballroom hotel mewah ini. Bekerja sebagai sekretaris direktur utama Candrawinata corp. Pasti mereka semua akan melongo mendengarnya, ia yang diejek selama ini, akhirnya bisa meninggikan dagu dan sedikit menyombongkan diri, hehehe. Membayangkannya saja, Bella sudah sangat bahagia.
Ia berjalan anggun memasuki hotel. Malam ini, ia memakai gaun merk Gucci yang ia beli di online shop. Tapi, jangan salah, Bella tidak sekaya itu untuk membeli yang asli, ia membeli baju bekas yang di impor dari luar negeri. Dalam hal ini, jangan sampai mereka semua tahu.
Untungnya Bella punya sedikit tabungan untuk membeli baju bekas. Kalau tidak, ia benar-benar tidak punya muka untuk datang ke acara ini. Dan syukurlah, malam ini ayahnya tidak rewel, jadi bisa di tinggal dengan sang ibu.
Sejak Bella lulus kuliah, sang ayah yang di terlilit hutang judi, tiba-tiba terkena stroke dan harus duduk di kursi roda. Sejak saat itu, ibunya banting tulang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga kaya. Sedangkan Bella, tidak bisa bekerja karena mengurus sang ayah.
Tapi setahun belakangan, ibunya juga sudah sakit-sakitan karena kelelahan. Bella pusing tujuh keliling, bagaimana mereka bertiga bisa makan kalau tidak bekerja semua.
Akhirnya dengan modal nekat dan ijazah S1 yang tidak murni hasil pemikirannya, Bella melamar di berbagai perusahaan dan akhirnya di terima di Candrawinata corp. Entah bagaimana bisa Bella diterima, ia tidak mau berpikir, yang penting ia dapat pekerjaan yang bisa menghidupi keluarganya, dan juga, bisa ia pamerkan pada teman-temannya.
Setelah berjalan beberapa saat dan sampai di ballroom, Bella di kejutkan oleh suasana ballroom yang sudah sangat ramai. Dekorasi acara juga sangat mewah. Memang sudah bertahun-tahun Bella tidak menghadiri acara ini, tapi lima tahun lalu tidak semewah ini.
Lagi pula, ini hanya acara reuni, bukan pernikahan, jadi menurut Bella yang punya budget terbatas, uang sebanyak itu hanya keluar sia-sia. Sayang sekali.
Bella masuk ke ballroom sambil celingukan kesana kemari, sepertinya tidak ada kenalannya. Hanya ada beberapa siswi yang dulu satu kelas dengannya, tapi tidak saling mengenal.
Maklum saja, dulu Bella bukan siswi populer. Selain dulu belum bisa berdandan dan punya tubuh sedikit tambun, Bella juga tidak begitu pintar. Bahkan tak jarang, ia ketiduran saat mata pelajaran yang tidak ia sukai. Seperti matematika, bahasa Inggris, dan turunan-turunan mereka yang membuat otak mengebul.
Bella mulai lelah berkeliling, dan miris, tidak ada yang menyapanya, mungkin karena tidak begitu kenal. Mereka duduk di meja bundar membentuk geng-geng seperti waktu sekolah dulu. Dan nasib Bella juga masih seperti dulu, tidak punya teman satu geng, dan sering tidur di perpustakaan.
Sepertinya acara sebentar lagi di mulai. Bella terduduk di pojok ruangan sendirian sambil meminum jus jeruknya. Mungkin memang nasibnya tidak di takdirkan untuk pamer, jadi ia tidak di pertemukan dengan orang-orang rempong yang dulu waktu reuni sering mengejeknya.
Sebenarnya Bella punya satu teman dekat, dulu satu bangku. Tidak begitu dekat juga sebenarnya, karena gadis itu sangat pendiam meskipun punya otak encer. Namanya Airin. Tapi semenjak lulus, gadis itu menghilang tanpa jejak, entah kemana, Bella tidak tahu dan tidak ingin tahu.
Bella cukup berhutang budi pada Airin. Dengan kapasitas otaknya dan kebiasaannya yang tukang tidur di kelas, apalah Bella seandainya Airin tidak terbaik hati membantunya. Meskipun sedikit pelit contekan, nyatanya ia bisa lebih faham di jelaskan Airin dari pada penjelasan sang guru.
Acara dimulai dan para panitia acara memberikan sambutan. Basa-basi berlangsung cukup lama dan membuat Bella sedikit mengantuk. Ia sudah menguap beberapa kali. Sesekali ia memperhatikan panggung, saat ini yang berpidato adalah perwakilan siswa, kalau tidak salah dia dulu ketua OSIS. Namanya kalau tidak salah Kiano Alexander C. Dulu Bella tidak sengaja sempat melihat nama di seragamnya. C siapa, Bella tidak tahu dan tidak ingin tahu. Mereka bukan teman satu kelas, jadi tidak kenal.
Dulu, kelas dibedakan berdasarkan status. Bella masuk dengan program beasiswa, jadi satu kelas dengan para anak-anak miskin. Kasarnya begitu, hehehe. Entah bagaimana Bella bisa di terima lewat program beasiswa, hanya kebetulan waktu ujian dia berhasil menyontek, jadi nilainya bisa bagus. Sedikit keberuntungan di antara tumpukan nasib sialnya.
Acara sambutan masih berlangsung dan saat ini mantan kepala sekolah dulu yang berpidato. Mewakili para guru. Dan tampaknya ia sangat senang karena para siswa VIP nya dulu sudah sukses. Tentu saja banyak yang sukses, mereka anak orang kaya. Jadi tidak perlu memikirkan uang makan besok dari mana.
Bella menoleh ke sembarang arah. Sepertinya para siswa beasiswa sedikit yang hadir. Atau mereka tidak di undang. Tapi mustahil, buktinya ia di undang. Apa siswa-siswi malang itu juga mendapat bullyan seperti dirinya dulu. Mungkin saja, buktinya teman satu kelasnya hanya beberapa yang hadir, dan itupun mereka yang kelihatan sukses saja.
Bella bosan. Ia mengantuk berat karena tidak ada lawan bicara dan sedari tadi mendengar pidato seperti lagu pengantar tidur. Sia-sia sudah ia harus mengeluarkan uang untuk membeli baju bekas ini. Tahu begini, ia bisa menghemat uangnya untuk membeli baju kantor.
Sialan memang mereka.
Acara sambutan selesai, dan saatnya acara ramah tamah. Hidangan-hidangan mewah di suguhkan dan Bella bingung mau makan yang mana. Semua enak di matanya karena makanan mahal yang jauh dari jangkauan uangnya.
Bella mondar-mandir makan sesuka hati. Toh, tidak ada yang memperhatikannya, jadinya tidak perlu malu terus menerus makan. Setelah kenyang dan tambah mengantuk. Bella berniat pulang.
Ia meletakkan piring bekas makannya, dan bersiap untuk pulang. Tapi ketika ia hampir sampai di pintu ballroom, sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Hai Bella, kau dari mana saja, kenapa akan pulang sekarang. Acara kan belum selesai."
Bella menoleh, dan ia langsung tersenyum lebar begitu melihat siapa yang menyapanya. Vania dan teman-teman satu gengnya. Anak kelas sebelah. Wanita-wanita rempong yang saat reuni 5 tahun lalu mengejeknya habis-habisan.
Oh yes, akhirnya. Ia menemukan yang ia cari sedari tadi. Sekarang waktunya balas dendam. Rasa ngantuk Bella hilang seketika. Sekarang waktunya meninggikan dagu, bukan tidur. Mereka semua harus tahu, bahwa sekarang ia bukan pengangguran lagi, dan sukses menjadi sekretaris direktur utama Chandrawinata corp. Meskipun sebenarnya ia baru mulai bekerja besok. Tapi mereka tidak perlu tahu, yang jelas, malam ini, ia harus pamer sesuai cita-cita awalnya ketika memutuskan datang ke acara membosankan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
After One Night Stand (TAMAT)
Romance21+ Bertahun-tahun, Bella tidak pernah menghadiri reuni SMA yang di adakan oleh alumninya. Bukan apa-apa, selain karena dulu tidak memiliki teman dekat, Bella juga malu dengan kondisinya. Pernah satu kali Bella hadir, mereka hanya pamer kesuksesan m...