Part 2

16.1K 318 5
                                    

Promo PDF cuma sampai tanggal 25 Desember ya. Yang minat segera chat aku. Atau bisa juga ke karya karsa, di sana juga promo tapi harganya beda ya sama beli di aku.

Happy reading 🥰

Rasanya Bella sangat lega karena perjuangannya malam ini tidak sia-sia. Akhirnya ia menemukan gerombolan cabe-cabean yang sedari tadi ia cari. Percuma ia susah payah membeli pakaian baru meskipun bekas, dan capek-capek naik taksi datang ke acara ini jika tidak bertemu mereka berlima. Bella benar-benar ingin menuntaskan dendamnya malam ini.

Bella berjalan menuju mereka berlima dan tersenyum manis. Dagunya terangkat tinggi, menunjukkan bagaimana sekarang ia telah menjadi wanita mapan. Tentu saja mapan dalam versinya, karena sesungguhnya, ia bahkan belum mulai bekerja.

"Hai, kalian dari mana, aku tidak melihat kalian sedari tadi, dan juga, aku belum ingin pulang, aku hanya ingin ke toilet sebentar,"

Vania tersenyum mengejek. Memperhatikan penampilan gadis kampung itu. Si miskin yang sedikit angkuh dan menyebalkan. Dulu, Vania punya dendam pribadi yang tidak di ketahui Bella. Seorang teman sekelas yang begitu disukai Vania, mengatakan bahwa ia menyukai Bella dari kelas sebelah.

Vania kesal bukan main. Bahkan pria itu lebih menyukai Bella, kenapa jadi suka pada Bella, benar-benar menjatuhkan harga diri seorang Vania. Dulu, ia tidak punya kesempatan merudung Bella karena setelah mengetahui kenyataan itu,  mereka lulus setelahnya.

Dan lima tahun lalu, ia mulai merudung wanita itu. Vania kehilangan jejak Bella karena wanita itu pergi sebelum acara selesai. Dan kini, Vania benar-benar akan merudung Bella hingga kemanapun perempuan itu pergi.

"Kami sedari tadi berkumpul dengan para guru dan alumni yang lain. Kau ingat Kiano, mantan ketua OSIS dulu dan teman satu gengnya, kami sedari tadi bersama mereka." Jawab Mia dengan bangga, wanita pirang yang sedari tadi berdiri di belakang Vania.

"Ooohhh, kurasa tadi aku kurang memperhatikan," ucap Bella acuh. Tidak ingin mendengarkan segala sesuatu tentang Kiano atau siapalah itu, yang jelas ia hanya ingin pamer kesuksesan malam ini.

"Dan mungkin karena tidak ada yang memperhatikanmu," imbuh Lusi. Kacung Vania setelah Mia yang sedari tadi memandang sinis pada Bella. Bella hanya tersenyum manis. Mengabaikan hatinya yang ingin sekali meninju wanita triplek itu.

"Oh ya, mari bergabung. Kita bisa mengobrol sama-sama agar suasana lebih hangat."

Ajak Vania dengan senyum miring. Dan Bella segera mengangguk. Meskipun tahu ia akan di bully, memang ini saat yang Bella nanti. Ia akan membalas bullyan Vania and the geng. Bella bercita-cita mematahkan segala kesombongan mereka dengan pekerjaan menterengnya.

Mereka berenam duduk di meja bundar seperti yang lainnya. Vania tampak angkuh, melambaikan tangannya pada para alumni, menunjukkan pada Bella, bawah wanita itu cukup berkuasa di ruangan ini. Vania bahkan berdiri untuk menyapa Kiano, Devano dan anggota geng mereka yang berkumpul malam ini.

"Kau bertahun-tahun tidak datang, kemana saja?" Tanya Tasya, kacung Vania yang lainnya. Vania belum juga kembali dan masih mengobrol dengan Devano. Jadi Tasya mengambil inisiatif untuk membully Bella terlebih dahulu.

"Aku di rumah, tidak kemana-mana," jawab Bella sambil menyeruput orange jus di hadapannya.

"Kau masih pengangguran di usiamu?" Larissa menimbrung, dari tadi ia belum ikut membully Bella, musuh bebuyutan Vania.

Bella meletakkan gelas jusnya di meja. Ia tersenyum menatap keempat orang bodoh itu. Mereka tidak sadar, pertanyaan-pertanyaan itulah yang di nanti Bella sejak tadi.

"Aku sudah bekerja. Sebagai sekretaris di sebuah perusahaan besar. Candrawinata corp, kalian pasti sudah mendengar nama itu,"

Mereka berempat sontak menyemburkan minuman mereka mendengar perkataan Bella. Dan Bella, langsung berjingkrak-jingkrak dalam hati karena reaksi mereka sesuai dengan keinginannya.

After One Night Stand (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang