PDF promo sampai hari ini ya. Besok harga sudah normal 50 rb. Yang pgn harga promo cus wa ke nomor aku atau kak putri ya
Happy reading
Kiano Alexander, pria berusia 27 tahun itu malam ini tampak begitu menawan. Mengenakan kemeja garis-garis berwarna navy membuatnya terlihat semakin terlihat tampan. Malam ini, ia menghadiri acara reuni SMA, dan ia di tunjuk salah satu guru untuk menjadi ketua panitia.
Selain karena dirinya dulu mantan ketua OSIS, Kiano juga berkontribusi besar dalam urusan pendanaan. Bersama Devano, Rafi dan Romi tentu saja. Ketika tahun ini kepanitiaan reuni di pegang olehnya, jumlah peserta yang mengatakan akan hadir bertambah berkali-kali lipat, terutama para wanita. Semua itu tak lepas dari pesona dirinya dan para teman-teman se-geng nya yang terkenal kala sekolah dulu. Terutama kini, mereka berempat masih lajang, para wanita itu pasti bersemangat untuk uji keberuntungan.
Suasana pesta malam ini sangat meriah. Dekorasi sangat mewah dan makanan-makanan mahal tersaji di atas meja. Dan semua pembiayaan cukup di tanggung mereka berempat, karena berapapun biayanya, tidak masalah untuk mereka.
Setelah memberikan sambutan mewakili para peserta reuni dan berbincang sebentar dengan para guru, Kiano duduk bersama teman-temannya. Mereka berbincang ringan tentang bisnis dan kadang-kadang membicarakan rumah sakit, mengingat dari mereka berempat, hanya Devano yang berprofesi sebagai dokter.
Para wanita silih berganti menyapa mereka, baik yang belum menikah, ataupun yang sudah menikah. Mereka semua berlomba-lomba pamer kesuksesan dan baik Kiano maupun ketiga temannya ingin tertawa mendengarnya. Bicara apa mereka itu, benar-benar pamer pada orang yang salah.
Di tengah acara, netra Kiano terfokus pada seorang wanita. Ia sedikit ingat dulu wanita itu memang seangkatannya. Tapi, Kiano tidak kenal dan tidak tahu siapa namanya. Wanita itu terlihat mondar-mandir, mungkin mencari teman satu kelasnya.
Sembari berbincang dengan teman-temannya, netranya tidak lepas dari wanita seksi itu. Sepertinya wanita itu cukup berkelas melihat pakaiannya. Tapi tidak dengan tingkahnya.
Wanita itu duduk di pojok sambil sesekali menguap cukup lebar dan kurang sopan menurut Kiano. Setelah lama memperhatikan, tiba saatnya acara ramah tamah. Dan netra Kiano tetap fokus pada satu wanita yang mondar mandir di sekitar meja makan.
Kiano ingin tertawa setengah mati melihat wanita itu makan seperti orang yang satu bulan tidak makan. Terus mengitari meja dan mencicipi setiap menu. Tingkahnya sangat kontras dengan pakaian mahalnya.
Dan tawa Kiano akhirnya meledak ketika melihat perempuan itu menguap setelah makan kekenyangan. Membuat ketiga temannya heran dan mengikuti arah pandang Kiano.
"Ada yang lucu?" Tanya Romi sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Wanita itu, kalian tahu siapa namanya?" Kiano malah balik bertanya.
Mereka berempat seketika mengikuti arah pandang Kiano. Mereka melihat perempuan yang saat ini sedang menguap lebar sambil memijit-mijit tengkuknya. Seperti mengantuk berat.
"Waktu sekolah aku sering melihatnya. Dulu, tubuhnya sedikit gendut, sekarang jadi seksi begitu. Ia sering tidur di perpustakaan. Itu kata anak-anak perpus dulu. Tapi, namanya siapa, aku juga kurang tahu. Tidak cantik, maka aku tidak kenal." Seloroh Rafi. Memandang penuh minat pada wanita seksi itu.
Mereka memperhatikan wanita itu yang sepertinya akan pulang. Namun, beberapa saat kemudian, wanita itu berjumpa dengan Vania dan teman-temannya. Mereka berempat heran, sejak kapan Vania mau berteman dengan siswi yang tidak populer.
Vania membawa wanita itu ke meja yang sama dengannya. Dan karena cukup penasaran, Kiano mengirimkan pesan pada Vania agar datang ke meja mereka. Wanita yang pernah menjadi teman one night stand-nya itu begitu sumringah dan segera berjalan menuju ke mejanya.
"Kau memanggil Vania?" Tanya Devano sambil menyesap minumannya.
"Kau tahu, apa kau sekarang berubah menjadi cenayang?"
"Hanya menebak, sepertinya wanita itu begitu senang dan secepatnya berjalan ke meja kita."
"Aku hanya ingin bertanya sesuatu,"
"Bertanya pada Vania, kau ingin tidur dengannya lagi?" Tanya Romi, sedikit heran. Pasalnya, Kiano terlihat muak setelah tidur satu malam dengan Vania.
Kiano menggeleng, tidak menjawab apapun pertanyaan ketiga temannya. Dan ketiga orang itu, semakin penasaran dengan tujuan Kiano memanggil si centil Vania.
Vania tiba di hadapan mereka dan langsung duduk di samping Kiano. Wanita itu menatap Kiano dengan tatapan memuja, dan Kiano tidak merespon apapun, hanya memperhatikan Vania yang malam ini terlihat sangat seksi dan glamour. Namun begitu, Kiano tidak berminat sama sekali karena tidak menyukai performa wanita itu di atas ranjang.
"Kau memanggilku, ada apa?" Tanya Vania dengan suara manjanya.
"Hanya ingin menanyakan sesuatu,"
"Apa itu?"
"Wanita itu, yang berpakaian merah maroon. Dia teman seangkatan kita?"
Vania melirik sekilas, dan sorot matanya langsung menunjukkan ketidaksukaan saat mendapati, memang Bella lah wanita yang di tanyakan oleh Kiano. Jadi pria itu kemari untuk menanyakan tentang Bella, bukan tentangnya.
"Iya, dia dulu anak beasiswa. Memangnya ada apa?" Jawab Vania sedikit ketus.
"Siapa namanya?"
"Bella,"
"Dia sudah menikah?"
"Perempuan miskin itu, maksudku kau menanyakan perempuan lusuh itu sudah menikah atau belum?" Vania semakin tidak suka. Ia mulai muak saat Kiano terus menanyakan tentang wanita miskin sekaligus musuh bebuyutannya itu.
"Iya, jawab saja,"
"Setahuku belum. Dia perempuan miskin pengangguran yang menggelikan. Entah bagaimana dulu wanita itu bisa satu sekolah dengan kita,"
"Aku menginginkannya malam ini,"
Mendengar ucapan Kiano, Romi yang tengah meminum segelas anggur, sontak menyemburkan minumannya. Devano dan Rafi seketika mengumpst karena terkena semburan Romi. Mereka semua kaget bukan main.
Kiano menginginkan perempuan yang bahkan belum di kenalnya. Perempuan itu terlihat tidak modis dan kampungan meskipun memakai pakaian bagus. Astagaaa, apa yang di lihat Kiano dari perempuan seperti itu.
"Lalu kenapa kau bicara denganku. Bicara sendiri padanya, dan aku jamin, wanita norak itu akan memukulimu. Melihat bagaimana sombongnya wanita itu, sepertinya kau akan kesulitan,"
Vania tersenyum miring mengejek Kiano. Tapi di dalam hati, sejujurnya ia menyumpahi Bella. Bagaimana mungkin wanita kampung itu bahkan membuat seorang Kiano Alexander tertarik padanya. Bahkan, wanita itu tidak berusaha menarik perhatian Kiano sama sekali. Berbeda dengan dirinya dulu yang harus bersusah payah untuk menarik pria itu untuk tidur dengannya.
"500 juta, lakukan sesuai keinginanku,"
Vania kaget, tidak menyangka dengan permintaan Kiano. Pun dengan ketiga teman Kiano yang lainnya. Mereka tidak habis pikir dengan otak Kiano yang tiba-tiba ingin meniduri gadis asing yang bahkan tidak tertarik padanya.
"Kenapa diam, mau tidak mau kau harus melakukannya. Aku tahu usaha travelmu sedang bermasalah karena penggelapan uang yang di lakukan karyawanmu. Dan juga, kau tidak mungkin membatalkan acara liburanmu ke Hongkong bukan, setidaknya uang itu cukup untuk membantumu."
Vania termenung sejenak. Memang apa yang dikatakan kiano benar semua. Perusahaan travelnya sedikit bermasalah, dan ia tidak mungkin membatalkan perjalanan liburannya dengan teman-temannya. Bisa malu setengah mati Vania Jika ia ketahuan kesulitan keuangan hanya sekedar untuk jalan-jalan.
"Ingat Vania, aku tidak pernah memberikan pilihan pada tawaranku. Jadi, jangan coba bermain-main denganku," ucapan mengintimidasi Kiano membuat nyali Vania menciut seketika. Meskipun kesal, akhirnya Vania mengangguk.
"Baiklah. Lakukan sesuai keinginanmu. Aku akan membantumu."
Jawaban mantab Vania membuat Kiano yang tengah meneguk minuman anggurnya tersenyum miring. Sudah ia duga, dengan sedikit intimidasi, Vania tidak akan berani menolaknya.
Dan Kiano harus mempersiapkan staminanya. Sepertinya, malam ini ia tidak akan tidur karena harus lembur dengan gadis norak yang tiba-tiba menarik perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After One Night Stand (TAMAT)
Romance21+ Bertahun-tahun, Bella tidak pernah menghadiri reuni SMA yang di adakan oleh alumninya. Bukan apa-apa, selain karena dulu tidak memiliki teman dekat, Bella juga malu dengan kondisinya. Pernah satu kali Bella hadir, mereka hanya pamer kesuksesan m...