Part 27

10.3K 283 20
                                    

Dengan kaki sedikit gemetar, Lasmi menginjakkan kakinya di hotel Hadiwijaya grub. Ia langsung menuju restoran setelah bertanya pada resepsionis. Lasmi di bantu oleh seorang pelayan karena Sigit ternyata memesan meja VIP untuknya.

Sejujurnya, Lasmi terpaksa datang ke tempat ini. Ia tidak ingin Sigit datang ke kontrakannya dan mengobrak-abrik rumahnya. Apalagi melihat keadaan Haris yang menyedihkan, Lasmi takut Sigit langsung membunuh Haris saat itu juga.

Sejak dulu, Sigit sangat terobsesi padanya. Pria itu menggunakan segala cara untuk mendapatkannya. Termasuk mempengaruhi keluarga Lasmi agar menerima lamaran pria itu. Sigit tidak ragu menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Termasuk mengurung Lasmi berhari-hari di vilanya, dan memperkosa Lasmi setiap hari.

Lasmi memohon dan bersujud agar di lepaskan. Lasmi mencintai Haris, ia tersiksa hidup dengan Sigit berhari-hari seperti terpenjara. Bahkan Lasmi mengancam akan bunuh diri.

Sigit akhirnya melepaskannya karena mengingat kenangan masa kecil mereka yang tumbuh bersama. Masa-masa di mana mereka belum mengenal cinta. Masa-masa di mana Sigit berjanji untuk selalu ada dan melindunginya. Sebelum Lasmi masuk SMA dan akhirnya mengenal Haris.

Sebelum melepaskannya, Sigit mengambil sumpah agar Lasmi bahagia. Jika ia menderita, Sigit tidak akan ragu untuk membunuh Haris. Dan Lasmi sangat takut sekarang. Sigit tahu ia menderita dan kesusahan. Lasmi takut Sigit berbuat nekat dan menghancurkan keluarga kecilnya. Bagaimanapun juga, Lasmi sangat mencintai Haris. Ia tidak mau terjadi apa-apa pada suaminya itu.

"Kau sudah lama?"

Lasmi yang sedari tadi menunduk segera mendongak saat menyadari suara berat seseorang yang ada di hadapannya. Hati Lasmi berdebar-debar menatap wajah datar Sigit yang cukup menakutkan.

Sigit masih tetap tampan seperti dulu meski kini sudah berusia lebih dari setengah abad. Aura wajah tegas pria itu membuat Lasmi takut. Lasmi sangat mengenal Sigit karena mereka tumbuh besar bersama. Mereka bahkan di jodohkan atas inisiatif orang tua Sigit. Dan, Lasmi menolaknya.

"Belum, Mas. Aku juga baru sampai." Jawab Lasmi kemudian. Sigit mengangguk, kemudian duduk di seberang Lasmi.

Beberapa menit, mereka saling diam hingga seorang pelayan menyajikan menu pesanan mereka. Lasmi termenung, semua menu-menu ini adalah makanan favoritnya. Ia tidak menyangka, Sigit masih ingat hal-hal sepele tentang dirinya.

"Makanlah, aku sudah memesannya tadi sebelum ke sini agar kau tidak menunggu lama."

Lasmi mengangguk, kemudian mulai memakan steak daging setengah matang favoritnya. Meskipun dagingnya sangat empuk dan enak, tapi terasa sangat alot di mulut Lasmi.

"Bagaimana keadaanmu, apa semakin buruk?" Tanya Sigit sarkas. Terselip nada geram dalam pertanyaannya. Lasmi yang menyadari itu meneguk ludah. Takut jika ia salah menjawab, Sigit akan semakin murka.

"Baik, Mas. Aku baik-baik saja."

Sigit mengangguk kaku, kemudian mereka saling diam dan memakan makanan masing-masing. Lasmi menatap Sigit untuk beberapa saat, tiba-tiba ketakutan memenuhi seluruh sel tubuhnya. Bagaimana jika Sigit tahu Bella adalah putrinya? Pria itu pasti akan marah besar jika tahu putrinya selama ini hidup sulit bersama ia dan Haris.

"Bagaimana keadaan suamimu, dia belum mati juga?"

Lasmi terhenyak. Ia menatap Sigit dengan tatapan sayu. Tidak menyangka pertanyaan menyakitkan itu akan keluar dari pria yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri.

"Dia menjalani terapi setiap minggu, Mas. Bella mengundang terapis untuk membantunya."

"Dia tidak malu menjadi benalu untuk putrinya sendiri? Menjijikkan. Kau dan putrimu menderita karenanya. Kenapa kau tidak membunuhnya saja, malah mengorbankan putrimu untuk menutupi utang-utang judinya. Ibu macam apa kau ini,"

Lasmi meneguk ludah sekali lagi. Sigit sangat marah padanya dan Haris karena membiarkan Bella kesusahan. Bagaimana jika Sigit tahu Bella putrinya, Lasmi takut pria itu akan membunuhnya dan Haris karena terlalu marah.

"Maaf, Mas. Aku dan mas Haris memang salah. Tapi, aku dan Bella tidak mungkin meninggalkan mas Haris sendirian dengan kondisi seperti itu. Siapa yang akan merawatnya?"

Sigit meletakkan sendoknya dengan kasar hingga terdengar suara sendok itu berdenting dengan piring. Ia menatap tajam pada wanita di hadapannya itu. Wanita bodoh yang akhirnya menderita karena mengejar cinta. Dan sekarang, wanita itu membiarkan anaknya sendiri banting tulang untuk merawat pria yang tidak berguna dan menambah beban hidup mereka.

"Dia berani berjudi dengan keadaannya, berarti dia harus menanggung resikonya sendiri. Kenapa harus kau dan putrimu yang menderita. Harusnya kau berikan dia pada para rentenir agar di jadikan hidangan para lintah darat itu."

"Mas, dia suamiku."

"Suami tidak berguna, tidak sepantasnya di urus, bahkan sampai mengorbankan putri sendiri. Andai Bella tidak melunasi utang-utang Haris, aku yakin putrimu akan dijadikan pelacur oleh para lintah darat itu."

Lasmi menangis menggugu di hadapan Sigit. Memang benar apa kata pria itu. Ia dan Haris adalah beban bagi Bella. Dan mendengar bagaimana Sigit begitu menghawatirkan Bella, bahkan ketika pria itu tidak tahu Bella adalah putrinya, Lasmi jadi semakin takut.

Bagaimana jika Sigit tahu semuanya? Bagaimana nasib Haris?
Sigit pasti akan mengambil Bella darinya, suka atau tidak.

"Mas, aku ke toilet dulu."

Lasmi akhirnya menyingkir dari Sigit untuk menenangkan ketakutannya. Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Bagaimana ia dan Haris bisa hidup jika bela diambil darinya. Bella pertama hati mereka. Sigit tidak boleh mengambilnya.

Cukup lama Lasmi berada di wastafel toilet dan hanya menatap wajahnya yang menyedihkan. Ia sudah mengorbankan banyak hal demi cintanya pada Haris. Dan sekarang, Lasmi merasa semuanya benar-benar salah. Ia benar-benar merasa bersalah pada Bella.

Putrinya seharusnya hidup berkecukupan karena ayah  kandungnya sangat kaya. Tapi, sekarang Bella justru banting tulang membiayai hidupnya dan Haris yang semakin hari semakin berat. Lasmi tidak tahu harus bagaimana. Ia ingin menangis keras karena frustasi.

Lasmi mengusap air matanya lalu keluar dari toilet. Sudah lama ia berada di kamar mandi, ia juga ingin pamit pulang. Bella pasti mencarinya karena tidak ada di rumah saat putrinya pulang kantor.

Namun, begitu keluar dari toilet, jantung Lasmi seakan keluar dari tempatnya ketika tiba-tiba ada tangan besar menariknya kasar dan membenturkan tubuhnya ke tembok. Sebelum menyadari apa yang terjadi, Lasmi terkejut bukan main saat tubuh Sigit tiba-tiba menekannya ke tembok,dan bibir pria itu menciumnya dengan brutal.

After One Night Stand (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang