Satu minggu lamanya Jimin sudah tak pulang. Bukan karena marah dengan Yoongi tapi memang karena memiliki pekerjaan di luar negeri. Photoshoot untuk album barunya di negeri Paman Sam, begitu pamitnya pada Yoongi hanya lewat pesan melalui ponsel tak lupa di sertai bukti transferan uang ke rekening Yoongi dengan nominal yang cukup fantastis, katanya untuk keperluan Yoongi sebagai istrinya, sungguh suami yang loyal. Terdengar seperti kompensasi setelah menidurinya bukan?
Tapi tidak. Yoongi tak ingin berpikiran negatif tentang Jimin, dirinya bahkan masih menyesal mengenai percakapan terakhir mereka bertemu. Selama kepergiannya juga Jimin selalu mengabarinya meski hanya via telpon atau pesan singkat, dan disini dirinya masih saja menutup diri dengan membalas singkat pesan Jimin atau bicara seperlunya jika di telfon. Jujur Yoongi benci dirinya yang seperti itu, kenapa sulit sekali untuk lebih terbuka pada Jimin yang sudah sangat sempurna menjadi suaminya. Kalau ibarat kata Jimin itu suami idaman tak ada celanya, tampan, kaya, terkenal, baik dan perhatian, namun di situlah masalahnya. Yoongi takut menitipkan perasaannya kepada seseorang yang lebih dari kadarnya, takut di kecewakan suatu hari nanti karena dirinya yang bukan siapa-siapa. Padahal sudah sepatutnya dia berlapang dada menerima suaminya dan bersedia mencintainya sesuai ikhrar pernikahan mereka.
Maka berbekal rasa bersalah, Yoongi ingin belajar lebih menerima Jimin sebagai suaminya. Selama di tinggal Jimin, Yoongi berusaha mencari segala informasi tentang suaminya di laman internet dan itu tak sulit karena suaminya seorang selebriti terkenal, dia bahkan sering kali menanyai sahabatnya yang merupakan fans berat Jimin. Dan ya... Tak sulit untuk tak jatuh pada pesona bintang top terkenal seperti Jimin. Yoongi akui dirinya juga tergila-gila pada suaminya sendiri. Kemana saja dia selama ini hingga tak mengenal artis terkenal seperti Jimin.
Yoongi bahkan sudah menyiapkan diri jika nanti suaminya pulang, Yoongi akan menjadi istri yang sesungguhnya, dia akan lebih telaten mengurus Jimin baik dalam keperluan sehari-hari juga kebutuhan Jimin di ranjang.
Eh, jadi malu sendiri bayanginnya.
Yoongi juga ingin lebih terbuka mengenai perasaannya untuk Jimin, hingga nanti suaminya tak meragukannya lagi, mengenai keterpaksaannya menjalani pernikahan mereka, yang sudah sebenarnya sudah sangat ia terima itu.
Lewat tengah malam di hari ke tujuh Yoongi sangat senang mendapati Jimin sudah kebali berada di sampingnya saat terjaga di tengah didurnya, suaminya terbaring lelap menghadapnya dengan raut lelah. Yoongi menatapi Jimin penuh kerinduan, saking rindunya sampai menitihkan air mata. Entahlah baru pertama kali ini ia merasakan yang seperti ini untuk seseorang, dan rasanya begitu mendebarkan. Tak ingin menahan kerinduan lebih lama, Yoongi perlahan mendekati Jimin untuk ia peluk, menyalurkan segala rasa dan risau selama seminggu di tinggalkan.
Tanpa Yoongi sadari diam-diam seseorang tersenyum di balik matanya yang terlelap.
*
Pagi harinya begitu bangun, Yoongi harus menerima kekecewaan karena suaminya sudah tak ada lagi di sampingnya. Tidak mungkin mimpi karena rasa hangat yang tertinggal masih bisa Yoongi rasakan, hingga sebuah memo Yoongi temukan di meja nakas sebagai alasan.
Maaf harus pergi lagi
Masih ada jadwal rekaman pagi
Have a nice day istrikuBegitu tulisan di kalimat terakhir memo Jimin, tapi rasanya hari Yoongi sudah buruk karena harus di tinggal lagi. Yoongi menghela nafas mencoba bersabar.
Beginilah kalau jadi istri artis terkenal, di tinggal mulu.
Masih dengan perasaan hati yang buruk, langkah kaki Yoongi menuntunnya berdiri di depan pintu ruangan yang selama ini ingin sekali Yoongi kunjungi.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Superstar Husband
Fanfiction[MinYoon GS] Dijodohkan dengan bintang top terkenal yang lagi naik daun Min Yoongi tidak bisa mengelak. Park Jimin jelmaan pria tampan yang mempesona sedikit demi sedikit menjadi penghuni tetap hatinya. * Bahasa baku non baku