Chapter 19: I Still Love You

1.7K 145 7
                                    

Author POV

Ketika Jennie sedang membersihkan luka Lisa dengan air hangat, tidak sengaja ingatan Jennie kembali pada malam pertemuannya dengan Lisa pertama kali. Disanalah awal dari segalanya terjadi. Oh... Kalau saja dia tahu akan seperti ini kejadiannya, pasti lebih baik kalau Jennie dan Lisa tidak usah bertemu saja.

Dengan perasaan sedih dan iba, Jennie membersihkan darah yang mengalir di atas kepala Lisa. Hatinya sangat sakit melihat Lisa terluka seperti ini. Seluruh tubuh Lisa babak belur. Mukanya banyak lumuran darah yang keluar dari kepala dan ujung bibirnya. Bahkan darah dari kepala Lisa tidak mau berhenti meski Jennie sudah coba menekannya sedikit kuat dengan cairan antiseptik dan kain kasa.

Jennie terpaksa menelepon Jisoo, berpikir barangkali luka Lisa harus ada yang dijahit. Apalagi melihat Lisa yang tak kunjung sadar meskipun sudah satu jam dia diletakkan diatas tempat tidur Jennie.

Jennie mencoba mengompres kepala Lisa. Bahkan sesekali mengecup bibir Lisa dengan penuh kasih sayang. Siapa tahu sentuhan kemesraan itu dapat menyadarkan Lisa. Sama seperti dulu, saat Jennie membangunkan Lisa yang tertidur di rumah Jennie atau di pantai.

Tetapi kali ini bibir Lisa yang seperti membeku itu tidak bergerak sama sekali. Matanya masih tidak mau terbuka juga meski Jennie sudah berulang kali membisikkan kata-kata mesra penuh kasih sayang.

"Bangun... Sayang... Aku disini." Bisik Jennie.

"Sayang... Aku merindukanmu. Aku ada disini bersamamu sekarang." Bisiknya lagi.

"Hon... Tolong aku. Ayah ingin menjodohkan ku dengan laki-laki lain. Aku tidak ingin yang lain. Aku hanya ingin kamu." Bisiknya sambil menangis.

Namun Lisa tetap diam tidak bergerak sama sekali. Jennie benar-benar khawatir. Masih bisakah Lisa membuka mata? Masih dapatkah dia melihat mata indah kekasihnya itu yang penuh dengan daya tarik?

Jisoo yang datang pun sudah kehilangan tawanya. Tiba-tiba dia muncul ke dalam kamar Jennie. Padahal biasanya kalau dia datang tawanya lah yang lebih dulu Jennie dengar.

Saat Jisoo masuk, Jennie sedang memeluk Lisa sambil menangis. Tanpa berkata apa-apa Jisoo menaruh tas di atas meja belajar Jennie. Dan langsung memeriksa keadaan Lisa.

"Kamu keterlaluan, Om Kim." Kata Jisoo sambil menggelengkan kepalanya, tidak percaya apa yang terjadi pada Lisa sampai seperti ini. Padahal Mr. Kim tidak ada di kamar Jennie.

"Eonni. Bagaimana keadaan Lisa?" Tanya Jennie cemas.

Jisoo tidak menjawab sama sekali. Dia masih memeriksa sambil menghela nafas berulang-ulang.

"Sepertinya robekan di kepalanya harus di jahit, J. Ayo bantu aku."

"Aku takut, Eonni..." Rintih Jennie ketakutan.

"Takut? Kamu ini kan calon dokter. Masa seperti ini saja kamu takut?"

"Tapi, Eonni..."

"Masa menjahit luka saja takut? Ayo kesini. Pegang gunting ini. Kalau aku bilang gunting, kamu gunting benangnya ya."

Terpaksa Jennie mengikuti perintah Jisoo. Setelah mendapat dua kali suntikan, akhirnya Lisa siuman. Dan hal itu malah menambah pekerjaan Jisoo.

Lisa terus menerus mengerang kesakitan. Dan tidak bisa diam. Gelisah. Mungkin karena sakit. Mungkin juga karena menahan marah.

Terpaksa Jisoo meletakkan kepala Lisa di pangkuan Jennie. Barangkali dengan begitu, Lisa bisa jauh lebih tenang.

Jennie yang memegang gunting dengan tangan kanannya, dan tangan kirinya meremas tangan Lisa . Kadang mengelus badannya juga. Jennie benar-benar tidak tega melihat Lisa sampai seperti ini.

FIRST LOVE (JENLISA) (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang