Author POV
Tanah pemakaman terlihat sepi waktu itu. Hanya terlihat gundukan tanah di berbagai arah yang dapat Lisa pandangi. Angin bertiup semilir di sela-sela suara daun kamboja yang menghiasi pemakaman. Matahari sore itu hampir terbenam, tidak menyurutkan langkah Lisa untuk mendatangi makam ibunya. Lisa duduk berjongkok di samping makam ibunya seorang diri. Nisan sederhana yang sudah terlihat usang. Di tambah gundukan tanah yang tak terpelihara dan banyak di tumbuhi rumput-rumput liar.
Dengan tangannya Lisa mencabuti rumput liar itu satu persatu. Mencoba merapikan makam ibunya. Dibersihkannya nisan yang terpasang itu dengan jari-jarinya yang lentik namun kuat.
"Mama." Keluh Lisa getir. "Seumur hidup mama berjuang untukku. Sampai saat kematianmu aku belum bisa membalas semua jasa-jasamu, Mama. Aku anak yang tidak berguna. Mama! Aku yang menyebakan Mama pergi dengan sangat merana sepert ini!"
Lisa sangat merasa amat sedih. Sangat terpukul. Dia ingin sekali menangis, tapi seperti sudah tidak ada lagi air mata. Semuanya sudah dia tumpahkan waktu berada di penjara. Ketika keluar dari sana tadi pagi, dia sudah tidak ingin menangis lagi.
Setelah dari makam. Lisa mengunjungi bekas rumahnya. Sudah ada orang lain yang menempati rumahnya itu. Tapi orang itu tidak mengenali Lisa. Beberapa orang tetangga masih ada yang mengenalinya. Mereka cukup ramah meminta Lisa untuk mampir dan memberi Lisa makan dan minum. Bahkan ada yang menawarkan Lisa untuk bermalam di rumahnya.
Tetapi malam itu Lisa kembali ke makam mamanya. Lisa lebih memilih tidur di samping jasad mamanya. Berteman dengan kesunyian malam. Beratap langit dengan sinar bulan diatasnya. Mendengarkann simfoni dedaunan yang berbaur dengan suara binatang malam.
Lisa berpikir damai sekali disini. Ketika sedang terlentang menatap kelap kelip bintang di langit. Bebas. Damai. Tentram. Dekat dengan mama. Lisa berpikir sepertinya akan nyaman jika dia disini saja. Menemani mamanya. Lisa sempat berpikir. Apakah ini akan jadi tempat peristirahatan terakhir dia? Mungkin mama akan senang jika bertemu dengannya di alam yang kini sudah menjadi tempat mama tinggal. Mereka dapat bercakap-cakap sepanjang hari seperti dulu. Mama pasti dapat memanjakan seperti saat dia kecil bahkan setiap Lisa butuh pertolongan mama lah orang pertama yang Lisa cari. Lisa ingat mama sering menasehatinya.
"Mama, betapa rindunya aku padamu... Mama. Aku ingin bahagia bersamamu seperti dulu. Mengapa Mama harus pergi secepat ini? Mengapa Mama tidak menunggu aku pulang dulu, Ma. Aku sangat rindu kamu, Ma" Lisa berbicara seorang diri sambil terus mengingat kenangan dengan mamanya sepanjang malam. Ketika tak sengaja wajahnya melihat bulan di langit. Lisa seperti melihat bayangan Jennie disana. Tersenyum manis menatapnya. Namun saat Lisa memalingkan sedikit wajahnya nampak gambaran wajah Hong-Ki sialan itu.
Lisa seperti ingin menghancurkannya. Ingin melumatkannya. Ingin membalas dendam. Sesudah dendam itu terbalas baru Lisa dapat kembali kesini dengan hati yang lebih damai. Dan dia akan kembali ke sisi mamanya untuk selama-lamanya.
"Tunggu aku, Mama." Bisik Lisa ketika dia terbangun pagi hari. "Suatu hari nanti Lisa akan kembali kesini dan kita akan kembali seperti dulu."
***
Author POV
Jennie mencium pipi ayahnya sesaat sebelum Mr. Kim masuk ke dalam mobilnya.
"Jangan pulang terlalu malam, Ayah."
"Malam ini sepertinya tidak. Mr. Song sudah pulang bertugas. Jadi Ayah bisa pulang lebih cepat."
"Ayah, makan siang dirumah?" Tanya Jennie.
"Sepertinya tidak. Tuan Choi belum kembali dari Busan. Ayah harus ke lokasi proyek." Mr. Kim meraih badan putrinya dan mengecup dahinya. "Hati-hati di rumah ya. Hari ini tidak kuliah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE (JENLISA) (GxG)
Roman pour AdolescentsMari berjanjilah, kita akan bertahan. Bahwa kita tidak akan menyerah, apa pun yang terjadi, tidak peduli bagaimana harapan. Kita berjanji sekarang, dan jangan pernah melepaskan janji itu. Kamu dan aku selamanya. Jangan Lupa Vote dan Komennya ya 🙏🥰