18 - Kurungan

17 2 0
                                    

Penawaran untuk bergabung ke dalam Negatana disetujui oleh Anandika, sebagai dasar perlindungan karena kondisi mereka sudah diujung batas dan juga rasa bersalah karena membuat seorang intel salah sasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penawaran untuk bergabung ke dalam Negatana disetujui oleh Anandika, sebagai dasar perlindungan karena kondisi mereka sudah diujung batas dan juga rasa bersalah karena membuat seorang intel salah sasaran. Anggota Negatana tidak ada yang takut jika harus ditangkap dan ditembak sana sini oleh intel, sebab mereka semua sangat pandai mencari jawaban terbaik ketika di interogasi. Selain itu ketika mereka bergabung ke dalam Negatana, maka mereka harus bersumpah 'berani mati demi kebenaran' sebagai syarat diterimanya keanggotaan.

Negatana benar-benar menyambut kedatangan Anandika, Gevano, Alvano dan Alvani. Seluruh anggotanya mempersilahkan kepada keempat orang tersebut untuk menjadikan markasnya sebagai rumah sendiri. Tanpa segan tanpa canggung, anggota Negatana sangat ramah dan solidaritas.

Gevano melakukan operasi pengambilan peluru pada lengan kirinya, oleh dokter Mentari yang masih dinyatakan magang dan satu semester lagi barulah lulus. Akan tetapi Mentari mengaku memiliki keluarga kalangan dokter, sehingga ia sudah mampu menjahit luka, membius sampai melakukan operasi seperti ini.

Setelah setengah tahun Anandika, Gevano, Alvano serta Alvani dihantui oleh tekanan, kekangan dan ketidakberuntungan, bersama Negatana mereka seolah mendapat obat yang sangat mujarab.

Akan tetapi, kebahagiaan tersebut tidak berlaku lama. Beberapa minggu setelah Anandika dan kawannya bergabung, sudah waktunya Negatana melakukan aksi yang selama ini mereka rencanakan. Awalnya Herawan sudah menghimbau kepada keempat orang tersebut agar lebih baik berdiam diri di markas ketimbang ikut-ikutan turun, namun hal ini ditentang keras oleh pemuda berusia 18 tahun tersebut.

Pada akhirnya... kegelapan pun terjadi. Tepat ketika Gevano dan kawan-kawannya akan kembali mundur di tengah malam karena serbuan gas air mata aparat yang sudah tak dapat dikendalikan, keempat orang tersebut dihadang oleh pihak berwajib.

Kemungkinan sudah hampir satu minggu Gevano dan kawan-kawannya ditahan di sebuah kurungan. Disiksa dan dipukuli sana sini. Mereka diinterogasi berbagai macam pertanyaan, mulai dari siapa dalang atas penggerakan demonstrasi tersebut sampai apa tujuan mereka melakukan aksi ini. Satu per satu dari mereka ditanyai, jika kurang puas atas jawabannya maka orang yang bertanya akan siap sedia menyetrum tubuh orang yang ditanya.

Sebuah kunci terdengar di buka dalam pendengaran Gevano, tak lama ada dentuman antara benturan tubuh yang dilempar sembarangan. Gevano terperanjat dari tidur lamanya. Ia sebelumnya memilih tidur untuk merasakan sakit di sekujur tubuhnya, sakit akibat setruman dan pukulan dari lelaki yang memakai seibo.

Saat Gevano mengedarkan pandangan, seluruh benda yang ada di depan Gevano sangatlah buram. Matanya sudah tidak bisa dikondisikan, mungkin sebentar lagi akan berada di posisi kebutaan. Mulai dari seringnya terkena gas air mata, sampai kemarin terakhir dibanjur oleh racun karena Gevano tidak mau menjawab.

Confinement : Perjuangan Melawan Kesepian [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang