Spanduk melintang panjang di depan gerbang SMA Lentera, sebagai ucapan selamat datang menyambut siswa dan siswi baru kelas 10 yang telah menjalani masa MPLS selama 3 hari belakangan.
Turun dari bus, Leona berlari kecil lalu berhenti di ambang gerbang. Memejamkan mata, gadis itu menghirup dalam udara segar pagi ini, ia harap udara pagi ini bisa membawa keberuntungan untuknya.
Di tangan Leona sudah ada kotak berpita merah yang berisi empat buah donat dengan toping coklat keju buatannya sendiri.
Brugh
"EHH...!!!" Kotak yang hampir terlepas dari tangan, berhasil ditangkap lagi oleh Leona.
Baru saja Ratu menabrak bahunya. Sama seperti Leona, dampak dari perkelahian mereka tempo hari membuat Ratu terkucilkan.
Semua orang segan berteman dengan Leona karena dianggap temperamental, dan menjauhi Ratu karena berhasil memberikan kesan gadis licik serta manipulatif.
"Mata lo di mana?!" teriak Leona menjadikannya pusat perhatian.
Setelah agak jauh, Ratu menghentikan langkahnya. Gadis itu berbalik badan dengan ekspresi mengejek.
"Makanya jangan berdiri di tengah jalan, orang lain juga mau lewat, bukan lo doang!"
Tak mau dipandang jelek lebih jauh karena memancing keributan, Leona hanya menghela napas. Tak memedulikan Ratu, Leona melangkah maju, melewati Ratu begitu saja.
***
Semua anak lelaki berjumlah 15 orang di kelas 12 IPS 2 yang rata-rata bagian dari anggota Renzio, pagi ini mereka berkumpul di bangku Ghava.
Memilih duduk sendirian, Ghava berada di bangku paling belakang pojok kiri.
"Woy, kalian tau gak, sih?" tanya Askar, hari ini dia sudah bisa berangkat sekolah meski agak pincang dan tadi dibonceng oleh Femas.
"Paan?" tanya Kenzy.
"Gak jadi, deh, udah lupain aja."
"Yang bener aja lah, cok! Gue udah terlanjur penasaran ini," sahut Femas.
"Gue udah tau ni anak mau ngapain," lirih Fikram.
"Si Putri yang satu angkatan sama kita berenti sekolah gara-gara hamil duluan," ucap Askar bisik-bisik.
"Tuh kan bener." Fikram geleng-geleng. "Pagi-pagi dah gibah aja lo!"
"Udah tau, kemaren gue abis COD popice sama si Putri," sahut Ganes.
"Anjir, jualan popice?" sentak Askar sok kaget, padahal udah langganan.
"Sok kaget lagi lo, minggu lalu noh muka lo jadi testi di story wa-nya Putri," bongkar Ghava membuat Askar mendapat sorakan.
Emang gini kondisi kelas Ghava, di mana yang cowok suka gibah sedangkan yang cewek malah pada kalem-kalem gak banyak omong dan gak suka ngurusin hidup orang lain.
Untung saja Elian sudah pindah ke kelas unggulan. Sejak kelas 12 ini Elian berada di kelas unggulan, kelas yang hanya terdiri dari satu kelas di tiap angkatan dan maksimal berisi 20 orang murid. Jadi siapa yang ada di sana, dialah 20 murid paling cerdas di tiap angkatan yang terdiri dari 3 sampai 5 kelas perjurusan.
Seharusnya Elian ada di kelas itu sejak kelas 10, tapi dia malah menolak karena lebih ingin bersama sahabat-sahabatnya. Entah mendapat kesadaran dari mana, akhirnya setelah kelas 12 Elian baru mau pindah ke kelas unggulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGHAVA
Teen FictionTak pernah terlintas di pikiran Leona Marseille, bahwa dia akan berurusan dengan sosok pemimpin geng motor paling ditakuti di kotanya, yang tak lain adalah kakak kelasnya sendiri. "Maaf, Kak...." "Gue gapernah mau nerima kata maaf dari siapa pun. Ja...