51 - Hari Yang Menyenangkan

62.4K 5.1K 1.1K
                                    

"Udah belom?" tanya Ghava dalam posisi membelakangi semak-semak mengawasi sekitar.

"Belooomm ... awas, jangan ngintip!" sahut Leona.

"Ngintip Pupuw nangis darah? Gada kerjaan."

"Pupuw bahasa apaan, anjir?"

Tiba-tiba Leona mendorong punggung Ghava dari belakang, lari kecil mendahului cowok itu.

"Udah ditungguin malah ninggalin," gerutu Ghava mengejar Leona.

Mereka berdua memasuki area pantai, di mana semua masih terlihat alami. Tidak ada penjual sama sekali dan hanya terdapat beberapa pengunjung.

Sebenarnya jika mau maju sekitar 2 kilometer lagi, mereka akan menemukan pantai yang sudah dibangun spot foto, tempat bersantai, penjual, dan lain sebagainya. Di sana juga ramai orang berjemur, bersantai, maupun berlibur.

"Harusnya kita ke pantai sebelah sana gak, sih?" tanya Ghava.

"Pemandangannya lebih indah di sini. Lagi pula di sana harus pake tiket satu orang seratus ribu, sayang banget duitnya."

"Worth it dong bisa liat cewek-cewek pake bikini."

Tatapan tajam langsung Leona sorotkan kepada Ghava, seketika cowok itu kicep diikuti cengiran kuda.

Saat melangkah menyusuri pasir putih diiringi suara deburan ombak, Ghava yang melangkah di belakang Leona tiba-tiba menginjak sepatu bagian belakang gadis itu. Berkat keisengan Ghava, Leona hampir tersuruk, untunglah dia bisa menahan keseimbangan.

Melihat sepatu Leona terlepas, Ghava langsung meraih sepatu itu lalu lari melewati Leona. Di ujung sana cowok itu mengejek Leona, memamerkan sepatu gadis itu seraya menggeol-geolkan pantat.

"KODOOOKKK...!!!" seru Leona kesal menggebu-gebu, dia kejar cowok itu.

Sudah lari santai pun Leona tidak kunjung bisa mengejar dirinya, hal itu pun membuat Ghava kian tengil mengejek Leona.

Cowok itu lari mundur seraya menjulur-julurkan lidah.

"Kak Ghava, awas!" teriak Leona.

"Kik Ghivi iwiss ... wlee, kejar kalo bis-"

Brugh

Belum menyelesaikan ejekannya, kaki Ghava menabrak sesuatu. Lagian aneh-aneh aja lari menghadap belakang. Melihat Ghava terlentang di pasir, Leona tertawa puas.

"Makan tuh karma!" kekeh Leona.

Dia ambil sepatunya yang terlepas dari tangan Ghava, lalu memakainya.

Erangan hewan penggonggong mengalihkan atensi Ghava dan Leona. Cowok itu langsung berdiri meski punggungnya masih agak linu. Rupanya yang tadi telah ditabrak oleh Ghava adalah seekor anjing.

Wajah Leona langsung pucat, pelan-pelan melangkah mundur. Anjing itu seolah sudah siap mengejarnya.

"Mas, Mbak, santai aja jangan lari!" teriak si pemilik anjing dari kejauhan lari ke arah Ghava dan Leona.

"GUK!"

Satu gonggongan lepas, spontan Leona lari. Tolong, Leona masih trauma dengan anjing. Gadis itu teriak-teriak ketakutan begitu anjing hitam berwajah galak tadi langsung mengejarnya.

Terlonjak kaget, sontak Ghava ikut lari. Anehnya cowok itu lari bukan karena takut anjing. Entah apa yang ada di dalam pikiran Ghava, dia malah lari menyalip anjing dan menyamai langkah Leona.

Cowok itu masih sempat senyum terpesona melihat wajah takut Leona yang lari sambil menangis, dia ulurkan tangan kirinya ke arah Leona yang seketika langsung disambar oleh gadis itu.

ALGHAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang