Tok... Tok...
Leona keluar membukakan pintu. Tanpa mengabari, Ethan datang ke rumah Ghava. Cowok itu membawa sebuket bunga mawar dan paket ayam goreng.
Menyuruh Ethan masuk, Leona mengerutkan kening ketika Ethan memberikan bunga itu untuknya.
"Buat apa?" tanya Leona.
"Tadi lewatin toko bunga, tiba-tiba pengen beliin lo aja."
"Terus kenapa bawa makanan segala?"
"Gue males makan di rumah, makan di luar kesepian. Jadi gue take away ke sini biar ada temen makannya."
"Tapi gue baru makan."
"Yaudah temenin gue aja. Anzel mana?"
"Tcyaaaaaaaakkhh...!!!" Baru saja ditanyakan, suara melengking bayi lelaki itu terdengar.
Segera Leona ke kamar, mengambil Anzel dan membawanya ke ruang tamu. Sambil makan Ethan senyum-senyum sendiri melihat Leona dan Anzel sedang bercanda.
"Ghava kerja?" tanya Ethan.
"Eumm ... kak Ghava ada urusan keluarga di luar kota. Gatau kapan selesainya."
"Lo ditinggalin uang?"
"Iya."
"Ikut gue, yok," ajak Ethan.
"Ke mana?"
"Udah ikut aja, Anzel ajak."
Menyelesaikan aktivitas makan, Ethan memboyong Leona dan Anzel ke supermarket. Cowok itu menyuruh Leona belanja bulanan sekaligus kebutuhan Anzel seperti popok dan susu.
Di parkiran Ethan meminta Leona agar menggendongkan Anzel padanya, jadi sekarang dia menggendong Anzel menggunakan baby wrap sambil membawa troli belanjaan. Di sampingnya Leona berjalan menyamai langkah.
"Kak, gue gaenak ngerepotin lo. Keluar aja, yuk. Kak Ghava ngasih gue 400 ribu sebelum pergi, cukup kok buat belanja sayur di mamang pagi-pagi. Sisanya masih bisa buat beli popok sama susu seminggu ke depan."
"Uang itu lo simpen aja, barangkali ada kebutuhan mendadak. Rezeki gaboleh ditolak, 'kan? Gue udah ngajak lo ke sini loh, masa gamau belanja sama sekali?"
"Bukan nolak rezeki, tapi gue udah sering nyusahin lo."
"Nyusahin itu ketika gue merasa gak legowo saat bantuin lo. Tapi nyatanya 'kan gue gak merasa demikian, malah gue seneng."
"Nyahh, cyaahh!" sahut Anzel berceloteh.
"Tuh Anzel aja setuju."
"Tapi ...."
"Atau mau gue pilihin? Kalo gue yang milih, semua bakal gue borong."
"Eh, j-jangan ... oke, gue mau belanja."
Dengan rasa tidak enak hati dan merasa sedang menyusahkan Ethan, sebisa mungkin Leona mengambil barang yang benar-benar sedang dia butuhkan.
"Udah," kata Leona.
"Cuma segini? Popok? Susu?"
"Nanti biar gue beli sendiri."
Ethan menghela napas, menuju rak susu dan pampers, ia ambil asal dengan jumlah banyak. Leona mendelik lalu berusaha mengembalikan barang yang sudah ditaruh troli ke tempat semula.
"Banyak banget. Lagian popok sama susu Anzel bukan merk itu."
"Makanya pilih sendiri," paksa Ethan.
Tidak ada pilihan lain selain menuruti Ethan, Leona mengambil popok dan susu untuk Anzel. Saat mereka berjalan di rak buah, salah seorang karyawan yang tampak sudah sering bertemu Ethan tiba-tiba menghampiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGHAVA
JugendliteraturTak pernah terlintas di pikiran Leona Marseille, bahwa dia akan berurusan dengan sosok pemimpin geng motor paling ditakuti di kotanya, yang tak lain adalah kakak kelasnya sendiri. "Maaf, Kak...." "Gue gapernah mau nerima kata maaf dari siapa pun. Ja...