Chapter 16

306 43 8
                                    


Sebentar lagi memasuki musim Ujian, Para murid sibuk mempersiapkan diri agar sukses dalam menjalani nya nanti.

Di musim seperti ini, perpustakaan sudah mulai penuh dengan anak-anak yang sibuk belajar. Cukup sulit untuk menemukan kursi di saat seperti ini.

"Gimana kalo kita belajar di rumah kamu aja Ru?". Arai berujar kepada Biru.

"Ah aku bosen sama rumah aku. Gimana kalo di rumah Jeyden aja?".

Jeyden yang tengah sibuk mengunyah seketika membulatkan matanya karena terkejut.

"Kenapa kaget gitu? Enggak boleh ya?". Ucap Arai dengan sinis.

"Enggak kok. Bukan begitu tapi...". Jeyden terdiam. Ia seperti tengah berpikir untuk mencari alasan. Ia tak yakin untuk membawa Arai dan Biru berkunjung ke rumah nya.

"Boleh ya Jey.. sekali ini aja".
Ucapan Biru terdengar memohon.

"Mmm... baiklah". Jawaban Jeyden seperti sedikit terpaksa. Entah bagaimana nanti jika mereka bertemu dengan ayah dingin nya.

*****

Taxi yang mereka tumpangi telah sampai di pelataran sebuah rumah yang cukup besar. Dengan gerbang berwarna hitam yang menjulang cukup tinggi.

"Ayo turun. Kita udah sampe". Ucap Jeyden membuka pintu depan taxi. Jeyden duduk di samping kemudi dengan Arai dan Biru yang berada di kursi penumpang.

Arai keluar lebih dulu dan membantu Biru untuk turun.

"Awas Ru pelan-pelan". Arai memegangi lengan Biru yang tengah menuruni mobil.

"Apaan sih Rai? Aku bisa sendiri".
Arai hanya terkekeh. Ia hanya ingin membantu sahabatnya itu agar tidak kesusahan.

Jeyden membuka pintu gerbang. Kemudian mempersilahkan mereka masuk.

Biru dan Arai mengedarkan pandangan melihat sekeliling rumah Jeyden.

"Rumah kamu sepi sekali Jey?". Ujar Biru. Jeyden Hanya tersenyum.

Tanpa di persilahkan untuk duduk, Biru langsung mendudukan dirinya di sofa ruang  tamu milik Jeyden.

"Kamu belum di suruh duduk Ru sama tuan rumah". Arai berujar.

"Aku capek Rai". Biru memang terlihat kelelahan dengan terus mengatur nafas nya.

"Kamu gak papa? Kan kamu yang minta kesini".

Biru hanya membalasnya dengan cengiran.

"Kalian mau naik ke kamar aku?".
Jeyden mencoba mengajak Biru dan Arai.

"Kamu gak nawarin kita minuman dulu?".
Biru menyeletuk yang membuat Arai membulatkan mata kemudian menyikut Biru.

Ini adalah kali pertama nya Jeyden membawa teman nya untuk berkunjung ke rumah. Ia sedikit canggung dan tidak mengerti bagaimana cara menyambut teman yang berkunjung.

"Oh iya maaf. Kalian mau minum apa?".

Bukanya merasa bersalah Biru malah tampak berpikir.

"Hmm minum apa ya?".

"Biru !". Arai kembali menyikut Biru.

My favorite Sky [ BTS LOKAL AU ] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang