Chapter 13

344 49 4
                                    


Langit telah merubah warna Biru nya menjadi warna Jingga keemasan. menampilkan matahari yang sebentar lagi akan tergantikan oleh bulan.

Langit cukup cerah sore ini. namun tidak dengan Langit nya Juna, Langitnya yang selalu tampak Biru kini terlihat mendung.

Juna terus memandang lekat Langit Biru nya yang kini sedang tertidur damai. Juna tampak begitu kacau, dengan kantung mata yang menghitam karena tak cukup tidur sedari kemarin.

"Juna...". Suara panggilan serta sentuhan di pundak mengalihkan perhatiannya. Juna menoleh, Hana tersenyum manis ketika manik mereka saling bertemu.

"Pergilah beli makan, biar aku yang jaga Biru".

Juna hanya mengangguk. Dan Tanpa jawaban, Juna langsung bangkit begitu saja dari bangku nya.

Hana yang melihat Juna seperti itu hanya merasa iba. Ia tidak dapat membantu banyak selain bergantian menjaga Biru.

Juna membuka pintu rawat Biru hendak keluar, namun ia terkejut tat kala ada seorang anak laki-laki yang tengah mondar-mandir ragu di depan ruang rawat sang anak.

"Jeyden? Bukankah kamu Jeyden?".
Juna memberi pertanyaan dengan kerutan di kening.

"Om ingat saya?".

Lantas Juna tersenyum. "Tentu om inget, wajah kamu gak pernah berubah dari kecil. Masih sama apalagi gigi kelinci kamu itu". Juna berucap dengan cengiran. Tak di sangka itu adalah cengiran pertamanya setelah beberapa hari.

"Kamu mau nemuin Biru? Masuk aja. Di dalem ada Suster Hana, Biru lagi tidur".

Juna mempersilahkan, namun Jeyden tak bergeming, ia terlihat ragu.

"Gak papa, pasti Biru seneng kamu dateng, Biru suka ceritain tentang kamu". Juna kembali tersenyum mengingat raut wajah ceria sang anak ketika bercerita tentang Jeyden.

"Saya?". Jeyden menunjuk diri nya sendiri.

"Iya kamu, dia suka cerita tentang kamu. Gimana pas pertama Biru ketemu kamu, sampe kemarin terakhir dia kasih bekel nya ke kamu itu Biru ceritain, dia seneng banget kamu mau nerima bekelnya".

Jeyden hanya terdiam. hatinya merasa semakin bersalah karena apa yang telah ia lakukan selama ini terhadap Biru.

"Buruan masuk, Biru pasti seneng banget, om mau pergi beli makan dulu ya". Juna berlalu sembari menepuk bahu Jeyden.

Jeyden membuka pintu perlahan. masih ada sedikit keraguan di hati nya tentang apa yang akan di katakan nanti ketika bertemu dengan Biru.

"Per..misi...". Jeyden berujar dengan terbata karena gugup.

"Mau jenguk Biru ya? Silahkan masuk". Hana bangkit dari sofa mempersilahkan Jeyden.

"I..iya Suster Hana". Ucap Jeyden masih terbata.

"Loh? Kamu tau nama saya?". Hana dengan raut wajah yang sedikit bingung.

"Saya Jeyden Suster".

Hana melebarkan matanya kemudian mendekat pada Jeyden.

"Ya ampun Jeyden.. kamu udah besar sekali?". Hana bergerak mengusak surai rambut Jeyden.

Jeyden tersenyum, ia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Rasa kehangatan yang tak pernah ia jumpai di rumah.

"Biru sedang tidur, kamu mau gak gantian jagain? Suster mau keluar dulu sebentar". Sebenarnya Hana tak benar-benar ingin keluar, ia hanya ingin memberi ruang untuk Jeyden dan Biru.

Jeyden Hanya mengangguk, kemudian Hana berlalu meninggalkan ruangan dengan tersenyum.

Jeyden mendekati Brankar milik Biru, ia cukup ngilu melihat keadaan Biru yang begitu banyak terpasang alat medis.

My favorite Sky [ BTS LOKAL AU ] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang