Bab 19. Bee Radio

13 2 0
                                    

 "Permisi, Mbak. Saya mencari seseorang. Dia perempuan berambut panjang, seragamnya mirip sama seragam Mbaknya. Tapi, saya tidak tahu nama teman saya itu. Mungkin Mbak tahu di mana teman saya itu. Sepatu coklatnya mirip sama sepatu Mbaknya," kata seorang lelaki dari arah belakang.

Seorang lelaki sepertinya berbicara pada Tiara. Tiara pun menoleh ke belakang.

"Dirga!" Tiara kaget dengan lelaki yang menyapanya. Lelaki yang selama seminggu ini dia tunggu di food court. Tiara tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Wajah Tiara terlihat sangat cerah, seperti menemukan mutiara di dasar lautan.

"Kok Mbaknya tahu namaku?" Dirga kebinggungan disapa perempuan asing berambut pendek.

"Dirgantara Rakabumi. Benar itu nama kamu? Siapa kamu sebenarnya?" cecar Tiara dengan berbagai pertanyaan. Kata-katanya kembali pedas. Wajahnya kembali jutek.

Dirga benggong dengan pertanyaan perempuan itu. Bukankah baru saja wajah perempuan itu terlihat sangat bahagia. Sekarang berubah seratus delapan puluh derajat. Perempuan itu terlihat sangat jutek. Mengingatkan Dirga pada Mbak Jutek. Dan, siapa perempuan itu yang mengetahui nama lengkapnya.

"Tapi, itu semua nggak penting!" Tiara masih berbicara dengan ketus.

"Ini!" kata Tiara menyerahkan tas kertas berwarna coklat pada Dirga.

"Itu kemeja kotak-kotak birumu!" Tiara menjelaskan tentang isi yang ada di dalam tas kertas. Karena, Tiara melihat Dirga kebinggungan. Dan tangan Dirga tidak mau menerima tas kertas coklat pemberian Tiara.

"Sebentar. Mbaknya ini siapa ya? Kok kemeja kotak-kotak saya ada di Mbaknya?" Dirga mengejar Tiara yang meninggalkan food court.

Tiara menoleh pada Dirga.

"Itu nggak penting buat kamu!" kata Tiara ketus.

Matanya melotot tajam seperti hendak menelan Dirga.

"Lho, lho, lho. Kok Mbaknya jadi mirip Mbak Jutek ya. Tapi, versi rambut pendek," kata Dirga memperhatikan Tiaara.

"Kamuuu? Kamu Mbak Jutek ya? Mbak Jutek potong rambut?" tanya Dirga penasaran

"Bukan urusan kamu!" kata Tiara ketus.

"Benar! Nggak salah lagi. Kamu Mbak Jutek," kata Dirga menebak dengan mata cerlang.

Dirga mengeluarkan dompetnya. Dan, mengambil sesuatu dari dalamnya, lalu menunjukkannya pada Tiara.

"Namaku Dirgantara Rakabumi. Kamu bisa lihat KTPku," kata Dirga sambil menyerahkan KTPnya.

Tiara mengambil KTP Dirga. Ternyata, baginya penting untuk tahu nama lelaki itu. Tertulis di KTP, Dirgantara Rakabumi. Tiara menatap foto Dirga. Lalu, menatap Dirga. Baru kali itu Tiara menatap Dirga dengan sungguh-sungguh.

Menurut Tiara, lelaki di depannya itu tidak terlalu jelek. Walaupun lebih ganteng Kenzo ataupun Sakha. Ah, kenapa Tiara kembali mengingat Sakha.

Dirga. Rambutnya sedikit bergelombang. Lebat dan agak panjang pada bagian atas. Lelaki itu memiliki mata seperti Garfield, sendu terlihat sangat mengantuk. Tapi bisa menatapmu dengan sangat tajam. Tajam dan sendu, sebuah perpaduan yang membuat perempuan terpesona.

Dirga memiliki senyum yang sangat manis dengan kedua lesung pipi. Membuat semua orang tidak bosan memandangnya.

Dia lebih tinggi dari Tiara. Tentu saja, karena Tiara bisa dibilang pendek, hanya seratus lima puluh lima sentimeter. Tinggi Dirga sepertinya selisih dua puluh senti meter. Dirga seratus tujuh puluh lima sentimeter.

"Bisa saja kamu buat KTP ini sendiri, sesuai keinginan kamu," kata Tiara sambil menyerahkan KTP Dirga. "Sekarang sudah nggak penting siapa nama kamu. Di mana kantor kamu."

Lunch TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang