Bab 13. Kecap

13 0 0
                                    

Bunda menatap Tiara dari bawah hingga atas.

Tiara masih memakai warna baju yang sama. Hitam.

Sejak hari Sabtu yang lalu, Tiara selalu mengenakan baju serba hitam, perkecualian kalau Tiara ke kantor, dia harus memakai seragam kerja. Dan, seragam kerjanya bukan hitam. Senin, rabu warna merah. Selasa, kamis warna biru. Jumat baju batik.

Sabtu pagi itu, Tiara memakai V neck shirt lengan pendek warna hitam dan rok midi hitam. Di lemari Tiara, ada setumpuk black shirt, V neck, O neck maupun turtleneck. Begitupun dengan rok hitam, midi, mini, ataupun panjang.

Tiara sudah bersiap-siap dengan handphonenya. Hanya bermodalkan kamera handphone, Tiara akan memotret bunda, untuk endors.

"Waaaah! Hari ini bunda ada pesanan sate sama gulai? Kambing?" tanya Tiara melihat lima puluh tusuk sate dan dua kuali besar gulai.

"Iya. Sate kambing dan gulai kambing. Dikirim jam sembilan pagi ini. Untuk syukuran di rumah. Bunda nggak kenal orangnya. Dia pesan masakan Bunda, karena pernah makan sate buatan Bunda, saat dia datang ke acara temannya. Katanya bumbu sate buatan Bunda enak, banyak kacangnya. Dia juga suka gulai buatan Bunda. Katanya rempah di kuahnya terasa. Daging sate dan gulainya juga empuk. Dia tanya nomer kontak Bunda ke temannya," terang bunda.

"Makin tenar nih Semanggi Catering. Siap-siap nambah karyawaaaan," puji Tiara.

"Amin," kata bunda.

"Kok bisa sih, ada yang minta endors Bunda?" tanya Tiara.

"Bisa, donk," kata bunda bangga. "Jadi, pihak marketing kecap lihat IG masakan bunda. Mereka tertarik. Apalagi jumlah follower bunda juga banyak. Like dan komen di IG bunda juga banyak. Jadi deh, mereka DM Bunda, lalu menawarkan kerja sama."

"Keren. Keren," puji Tiara, sambil menunjukkan dua jari jempolnya.

"Kalau endors kali ini sukses. Mereka akan melanjutkan kerjasama. Mereka minta bunda untuk acara masak live di IG," cerita bunda.

"Waaaw. Keren. Keren," puji Tiara sambil bertepuk tangan.

"Jadi, gimana itu cerita pria yang selalu ada saat kamu makan siang. Siapa itu namanya Dhika?" tanya bunda penasaran.

"Dirga!" jawab Tiara ketus.

"Hari jumat kemarin kamu ketemu si Dirga itu lagi?" tanya bunda.

"Iya. Dia ngasih aku balon dan permen," cerita Tiara.

"Haaa? Balon dan permen? Lucu juga ya Dirga itu. Bunda jadi penasaran. Ajak main ke rumah donk," pinta bunda.

"Lucu. Lucu apaan. Nyebelin iya. Orang paling nyebelin sedunia," kata Tiara dengan kesal. "Udah ah, Bun, jangan omongin dia lagi. Sebel banget aku sama dia."

"Baju dan apron Bunda sudah rapi?" tanya bunda sambil menarik-narik baju kuningnya yang tertutup apron putih.

"Sudah," jawab Tiara. "Bunda pegang kecapnya agak diangkat," kata Tiara.

Bunda tersenyum dan memegang kecap dengan sedikit diangkat. Sementara itu, di meja tersaji lima puluh tusuk sate kambing dan gule untuk lima puluh porsi.

"Nih, lihat Bun hasil fotonya," kata Tiara menunjukkan layar handphonenya, hasil foto bunda dengan membawa kecap. Dan pada meja terhidang sate kambing dan gulai kambing

"Aduh, Tia. Ini rambut Bunda kok berantakan gini. Ketiup angin ini. Ditutup saja jendelanya," kata bunda saat melihat hasil foto di handphone Tiara.

Bunda menutup jendela.

"Ulangi lagi fotonya. Jelek gini rambut Bunda," protes bunda.

Bunda kembali tersenyum sambil membawa sebotol kecap. Tiara memotretnya beberapa kali. Bunda melihat fotonya di layar dan tersenyum puas.

Lunch TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang