Be a couple (Double 'A')

4.7K 212 4
                                    

Whoooaaaa..!!! So happy to see you again readers..!! hehe,,

Kayaknya cerita ini udah lama banget saya anggurin..heuheu,,, Banyak kerjaan di dunia nyata saya yang nyita waktu di dunia khayal ini... Belum lagi,, writer's block.. Hasilnya,,, Move On-nya jadi terbengkalai gini... Maaf yaaa buat yang nunggu (kalo ada yg nungguin itu juga..xixixi). Mudah-mudahan part ini bisa ngobatin kerinduan kalian sama saya,,, eeeh,,, sama Move On.. ceilllah,,, bahasanya.. :-D

Oke deh,, met baca ajj yaaa... Please,,, bilang sama aku kekurangan cerita ini... Dengan gitu bisa aku perbaiki. Keep comment, and vote,, yaaa.. *wink

*****

Aya menatap dirinya sekali lagi di cermin. Baju semi formal berwarna peach yang cantik. Kaki jenjangnya dibalut jeans. Dan terakhir flat shoes warna senada dengan bajunya. Simpel tapi cantik. Itulah Aya.

Senyum Aya mengembang sempurna ketika terdengar suara motor yang dikenalnya. Ia melihat keluar melalui jendela dan mendapati Arvin sedang melepas helm dan turun dari motornya yang terparkir di depan rumah. Kemudian berjalan menuju pintu.

Bunyi bel bergema. Dengan segera mama Aya membukakan pintu untuk tamunya.

"Malam, Tante." Arvin mengangguk sopan dan dibalas senyuman oleh mama Aya.

"Malam," timpal mama Aya. "Siapa, ya?" tanyanya kemudian.

"Saya Arvin, temennya Aya. Aya-nya ada, Tante?"

"Oh, temen Aya." Arvin mengangguk. "Ada, Nak. Masuk dulu, yuk!" ajaknya. Arvin menurut. Mengikuti langkah mama Aya ke ruang tamu.

"Silahkan duduk. Tante panggil Aya dulu," katanya kemudian berbalik melangkah menuju kamar Aya.

Arvin pun duduk dan memandangi dinding di sekitarnya dan mendapati foto Aya bersama kedua orang tuanya. Tersenyum sangat manis, khas senyum Aya. Senyum yang selalu diingatnya.

Hingga matanya menatap figura kecil yang di dalamnya terdapat foto gadis kecil yang sedang tertawa. Mirip tawa Aya. Arvin menghampiri dan mengambil figura tersebut. Dan tersenyum saat menyadari betapa manisnya gadis kecil itu.

"Udah lama, Vin?" Arvin terhenyak mendengar suara gadis yang ditunggunya. Kemudian ia berbalik melihat ke asal suara. Mendapati gadis yang menghiasi hatinya tersenyum.

"Baru kok, Ay," jawab Arvin seraya meletakan kembali figura foto ke tempatnya.

"Fotonya kenapa, Vin?" tanya Aya sambil berjalan ke arah Arvin. Mendekatinya.

"Enggak. Fotonya bagus, cantik," puji Arvin. Untuk kesekian kalinya, pipi Aya masih merona mendengar pujian dari Arvin. "Udah siap?"

Aya mengangguk seraya mengangkat tasnya dan tersenyum. Arvin menatap Aya. Entah mengapa, dalam balutan baju sederhana pun Aya tetap terlihat cantik.

"Kok pada berdiri gitu? Duduk dulu," ujar mama Aya memecah keheningan di antara kedua anak muda itu. Tangannya memegang nampan berisikan secangkir teh dan beberapa makanan ringan. Kemudian meletakannya di meja.

Arvin kembali duduk. Begitu pun Aya dan mamanya. Terlihat Arvin sedikit canggung berhadapan dengan ibu dari gadis yang disukainya.

"Diminum dulu, nak," ujar mama Aya.

"Iya, Tante. Makasih," timpal Arvin. Kemudian mengambil cangkir dan mulai menyesap tehnya.

"Mau pergi kemana? Kok kamu udah rapi, Sayang?" tanya mama Aya saat melihat putrinya sudah sangat rapi.

"Kalo boleh, saya mau ajak Aya keluar sebentar, Tante," ujar Arvin meminta izin. Nada suaranya terdengar yakin. Tak ada keraguan dan perasaan gugup sama sekali.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang