Suara Haruto membangunkan Asahi, tubuhnya menggeliat, dia kemudian mengerjapkan matanya. Pertama yang dilihatnya Haruto baru saja selesai berbicara dengan seseorang di ponselnya. Tidak terlalu peduli dengan siapa Haruto berbicara, dia ingin ke kamar mandi tapi-
"Akhh..."
Asahi meringis memegang bokongnya. Diurungkan niatnya untuk ke kamar mandi.
"Sudah bangun Asa?"
Pertanyaan Haruto basi-basi sekali, bukankah dia sudah melihat Asahi yang sudah setengah duduk. Asahi hanya melirik sinis Haruto, dalam hatinya mengumpati Haruto yang semalam berbuat kejam (menurut Asahi) padanya. Dan karena ulah fantasi gila Haruto kini holenya terasa perih.
"Gara-gara lo lubang gua sakit!"omel Asahi.
Haruto menatap Asahi tak berdosa.
"Sorry baby, kasih aku liat biar aku obati"ujar Haruto.
"Gak!"tolak Asahi mentah, bagaimana mungkin percaya pada Haruto soal ini. Nanti yang ada bukannya diobati, dia malah mulai lagi.
Haruto menindih tubuh Asahi. Dia mengunci pergerakan pemuda pendek itu dan mengunci tatapannya pada manik mata Asahi.
"Oke, peringatan pertama bahasa kamu ngomel. Kedua penolakan kamu, ingin seperti tadi malam sayang?" Tanya Haruto, nadanya sangat rendah dan selalu berhasil membuat Asahi merinding.
Hanya gertakan yang Haruto berikan untuk si manisnya. Dia sendiri tidak tega menghukum Asahi lagi dan lebih dari itu, kecuali jika Asahinya ini nakal. Haruto menegakan tubuhnya, mengambil bathrobe di lemari lalu menggendong Asahi seperti bayi membawanya ke kamar mandi.
"Aku bisa jalan sendiri, Haru"kata Asahi keras kepala.
"Bodoh! Padahal tadi bilang sakit,"cibiran Haruto membuat Asahi mengerucutkan bibirnya.
Asahi mengalungkan tangan di leher Haruto, menyembunyikan wajahnya perpotongan leher Haruto. Sampai di kamar mandi Haruto menurunkan Asahi di bathtub. Dia kemudian melepas bathrobenya lalu masuk ke dalam bathtub, duduk di depan Asahi.
"Keluar Haru, ini sempit"gerutu Asahi.
"Kalo gitu duduk di atas aku!"
Bagus bukan? Ini adalah cara Haruto menyelam sambil minum air. Oh bukan, menyelam sambil makan Asahi.
"Cihh maniac!"desis Asahi pelan, tenang saja karena Haruto jelas mendengarnya tapi dia tidak peduli, ucapan Asahi sepenuhnya benar.
.
Haruto dan Asahi sudah selesai mandi dan berpakaian lengkap. Keduanya kini sudah berada di kamar utama, sudah tidak lagi berada di ruang hukuman. Ruangan luas berwarna abu dan putih, dengan ranjang king size berisi furniture lengkap dan barang-barang kesukaan Haruto salah satunya adalah PlayStation.
Asahi duduk di depan meja rias sembari mengeringkan rambutnya dengan hair dryer dia bertanya"Ini rumah siapa?"
"Rumah kita" jawab Haruto sekenanya.
"Seriously? Ayah tau rumah ini?" Asahi kembali bertanya kali ini dia cukup terkejut, dia menerawang jauh jika ayahnya akan datang dan menangkap basah keduanya. Dan ternyata perkiraan dia semalam salah, rumah ini bukan milik penjahat darkweb.
Haruto terkekeh berjalan mendekati Asahi kemudian memeluknya dari belakang. Haruto menatap wajah Asahi dari pantulan cermin besar di depan mereka. Asahinya yang menjadi lemot ketika sedang overthinking dan ketakutan. Pemuda itu menyangka jika ini rumah keluarga Kim, maksud Haruto kan ini rumahnya bersama Asahi nanti.
"Ayah gak tau rumah ini, Sa"jelas Haruto, jangankan ayahnya, tidak ada satu orang pun yang tau rumah ini kecuali orang suruhannya yang selama ini merawat rumah tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/318810451-288-k105872.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FELICITY| Harusahi (SLOWUPDATE)
FanfictionHaruto yang terobsesi dengan Asahi. -bxb story ⚠️ -little bit 🔞 -bahasa campuran -author amatiran 🙏