...Haruto menindih tubuhnya dan membenamkan wajah diceruk leher Asah.Mengendus lehernya dan sesekali menjilat leher Asahi untuk memberi sedikit rangsangan. Asahi melenguh, mengigit bibirnya, menahan desahannya. Deru nafas dan sapuan lembut lidah Haruto membuat perutnya seakan ada kupu-kupu.
"Haruhh nghh gua gak mau!"tolak Asahi.
Haruto sama sekali tidak mendengar permintaan Asahi. Setiap waktu dia merindukan tubuh Asahi. Aroma floral dari parfum yang dipakai Asahi baginya sangat memabukkan. Sementara tangan kirinya menahan berat badannya, tangan kanan Haruto mulai bergerak, menerobos masuk kedalam sweater yang Asahi kenakan. Meraba perut rata itu pelan hingga kini tangan nakalnya mulai bermain diatas nipple milik Asahi.
Tak dapat di pungkiri bahwa setiap sentuhan Haruto selalu membuatnya menginginkan lebih. Sepertinya Asahi harus menarik kata-katanya barusan, dia berubah pikiran. Siapa yang bisa menolak kenikmatan dunia?
"Ahh... H-haruuhh" desahan Asahi lolos begitu saja.
"Yes, baby?" Sahut Haruto dengan suara rendah. (Bisa dibayangkan?)
Deep voice Haruto membuat Asahi tidak waras sekarang. Apalagi tangan Haruto masih memainkan nipplenya dan jangan lupakan bibir peach Haruto kini menyesap kulit putih Asahi, membuat tanda kepemilikan disana. Asahi mendongakkan kepalanya menikmati setiap sentuhan yang Haruto berikan.
Asahi menggila sekarang.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haruto beralih ke bibir tipis Asahi. Mengecupnya perlahan, entah lipbalm apa yang dipakai Asahi tetapi rasanya manis. Tidak cukup dengan kecupan Haruto mulai menyesap dan melumat bibir Asahi hingga menimbulkan decakan halus memenuhi ruangan kamar Asahi. Bukan pertama kali, tapi selalu membuat Haruto menggila setiap memakan bibir tersebut. Tanpa sadar Haruto menggigit bibir bawah Asahi.
"Mulutnya sayang"kata Haruto mengeluarkan smirknya.
Tanpa mempedulikan Asahi yang terengah mencoba mengatur nafasnya. Haruto kembali melumat bibir Asahi. Ciuman kali ini Haruto lebih menuntut. Asahi sudah terbius dengan lumatan Haruto yang lebih kasar dari sebelumnya, dia pun membalas ciuman tersebut. Pertukaran saliva pun terjadi. Menikmati sisa malam yang dingin dengan kegiatan panas. Berlangsung cukup lama sampai Haruto melepas tautan bibirnya dari Asahi.
Tidak ingin membuang waktu Haruto melepas sweater yang dikenakan Asahi. Dibuangnya asal sweater tersebut, tidak lupa celana yang Asahi kenakan beserta celana dalamnya. Haruto juga melepas seluruh pakaiannya. Tidak ada penolakan dari Asahi, tubuhnya menginginkan sentuhan Haruto.