Chapter 4 Teman

342 61 0
                                    

Keluargaku mengizinkan aku melakukan kegiatan lagi setelah istirahat tambahan selama 1 minggu. Hari ini aku akan coba pergi ke suatu tempat bersama Naruto untuk menemui Ino.

Sakura dan Ino bersahabat di duniaku. Naruto menjemputku dan berusaha mengajakku bicara. Perasaan lega memenuhi dadaku. Setidaknya di dunia yang asing ini ada orang yang menjadi keluargaku sebelumnya.

"INOOOOOOO, SASUKE MAU BICARA PADAMUUUU" Naruto berteriak pada seorang gadis pirang yang sedang berciuman dengan seorang pria berkulit pucat.

"Ino dan Sai .." aku berbisik pada diriku sendiri.

"Oi Sasuke"

"Ino, kamu kenal Sakura?"
"Hah? Sakura? Tidak"

"Tempat apa ini?"

"Ini? Oh kampus, aku bekerja sebagai tenaga medis di sini"

"Dan Sai, apa pekerjaanmu?"

"Eeng, Sasuke, Sai kepala keamanan di perusahaan kita" jelas Naruto.

"Jadi, tidak ada yang kenal Sakura?
Nyut.. hatiku terasa berdenyut sakit mendengar kenyataan bahwa bahkan Ino tidak mengenalnya. Kemana Sakura pergi?. Aku meninggalkan Ino, Naruto dan Sai berjalan tanpa tujuan.

"Heeee Sasuke, aku berjanji pada Ibumu untuk tetap bersama"

"Kalian lakukan apa yang kalian mau lakukan, aku akan duduk di sekitar sini, berpikir"

"Apa sih? Sasuke gila?" Aku bisa mendengar Ino dan Naruto membicarakan diriku. Kepalaku terasa sakit kembali. Aku berjalan dan terus berjalan menjauhi keributan itu. Ketika sampai di sudut taman kampus yang sepi aku merebahkan tubuhku diatas kursi panjang dari beton yang dingin berusaha meredakan panas yang menjalar di kepalaku.

Dari sudut taman aku bisa melihat orang berjalan keluar masuk ruangan dengan tangan penuh buku - buku.

Malam hari, Naruto mengajakku untuk bertemu yang lainnya. Naruto membawaku ke sebuah rumah besar dengan fasilitas yang luar biasa.

"Tempat apa ini?"

"Eeng, tempat kita berkumpul dan mengadakan pesta, kamu membeli rumah ini tahun lalu"

"Hn"

Wajah - wajah yang aku kenal berdatangan, Shikamaru, Neji dan Tenten yang bergandengan tangan, Hinata yang datang kemudian memeluk Naruto malu - malu. Rasanya tidak adil jika hanya Sakura yang tidak ada.

Semuanya ada, Kiba dengan seekor anjing bernama Akamaru, Shino tidak memiliki serangga di sekitarnya tapi penampilan misteriusnya sama, Ino dan Sai yang bermesraan, Gaara dan Temari mereka kembar di dunia ini.

"Oiii, Sasuke kudengar kamu mencari seorang wanita?"

"Eeeeh, hebat Sasuke habis kecelakaan malah jatuh cinta"

"Heeeeee .. wanita? Kamu suka wanita"

Keributan pecah di sekelilingku. Aku menanyakan pada mereka apakah mengenal seorang wanita bernama Sakura dengan rambut pink dan mata hijau?. Tidak ada yang mengenalnya.

"Cantik?" Gaara bertanya padaku dia berkata dia bisa menanyakannya pada teman - temannya yang lain. Naruto menjelaskan kalau Gaara memiliki banyak teman dari kota lain. Gaara yang ini berbeda denga Gaara duniaku.

"Sangat cantik" jawabanku membuat Ino berteriak kaget.

"Gilaaa, Uchiha Sasuke benar jatuh cinta"

"Rambut pink?" Sepertinya aku tahu. Lee memotong teriakan Ino.

"Dimana?"

"Tidak kenal sih, hanya pernah melihat wanita cantik dengan rambut pink"

"Ah, benar, aku juga pernah melihatnya, festival bunga Sakura kan?" Tenten menambahkan perkataan Lee.

Aku memaksa keduanya untuk mengingat lebih jelas, menarik kerah baju Lee mendekatiku.

"Pakai otak bodohmu untuk mengingat!!"

Kiba dan Shino mendorongku hingga terjatuh.

"Dibiarin jadi gila ya Uchiha, apa sih?" Kiba berteriak marah. Naruto membantuku berdiri dan berusaha menenangkan keadaan.

"Festival bunga sakura tahun ini, berjalan dengan anak - anak panti asuhan. Kami bertemu karena salah satu anak terjatuh dan terluka, Lee membantunya" Neji yang diam bergabung dalam pembicaraan

"Aku bisa melihat sesuatu terjadi padamu Uchiha, tapi tenangkan kepalamu itu" Neji menggenggam tangan Tenten menjauhi keributan yang terjadi, Lee meminta maaf padaku dan ikut bersama pasangan itu.

"Maaf" Aku mengucapkan permintaan maaf singkat dan pergi meninggalkan teman - temanku. Naruto berlari menyusulku setelah mencium Hinata sekilas dan berjanji untuk menghubunginya.

Naruto mulai menjalankan mobil, aku terduduk diam di sampingnya. Dalam kepalaku muncul kata asing "berpacaran".

"Naruto, apa kamu dan Hinata berpacaran?"

"Ya, sekitar 1 tahun"

"Aku, apa aku punya itu? Berpacaran?"

"Pacar maksudmu? Tidak, kamu tidak pernah tertarik tapi banyak wanita sih yang mendekatimu"

Aku tidak lagi melanjutkan pembicaraan kami. Naruto mengantarku melewati gerbang besar rumah Uchiha, menurunkanku.

"Eeeng, Sakura, gadis itu pacarmu?

Aku menatap Naruto, "entahlah, mudah - mudahan belum terlambat"

Aku melempar tubuhku dengan keras ke atas kasur. Perbedaan, aku harus mencari perbedaan yang menojol di dunia ini. Aku pergi mengetuk kamar Itachi untuk meminjam handphonenya.

"Handphone? Pakai handphonemu sendiri" Itachi mengambil handphoneku dan melemparkannya padaku.

"Aku tidak tau, cara pakainya, aku mau menghubungi Naruto, bisa kan?" Teringat Ibuku yang menghubungi Itachi di rumah sakit aku berpikir bisa menghubungi Naruto. Itachi menekan tombol dan menyerahkannya padaku.

"Naruto, apa kamu memiliki keluarga?

"Keluarga?, Ya, Ayah, Ibu, adik sepupu perempuanku kami tinggal bersama, nenek dan kakek yang tinggal di kota lain, kamu menelepon menanyakan keluargaku?"

"Adik sepupu? Bukan hanya memiliki orang tua, Naruto memiliki adik.

"Uzumaki Karin, kamu kan kenal dia, eeng saat kecil dia suka padamu kan?, sekarang dia sudah berpacaran hhhhh"

Ternyata Karin, bahkan Karin juga ada "Apakah dia berpacaran dengan Suigetsu?" Terlintas nama anggota tim Hebi yang lain.

"Ya, betul kok kamu bisa tahu? Sepertinya mereka berpacaran setelah kamu kecelakaan, baru sekitar seminggu" Ternyata tebakan asalku benar. Sakura tidak mungkin tidak ada di dunia ini. Sangat tidak adil untukku bila dia tidak ada di sini.

Lingkaran - Sasusaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang