Chapter 11 Penolakan

218 52 1
                                    

Keesokan harinya, Sasuke menemukan Sakura dan Ibunya yang sedang tertawa di ruang tamu. Tawa yang sama, pipi merona yang sama. Sasuke menyadari kebodohannya, begitu banyak waktu yang dia buang.

"Hai, Anakku .. Ibu dari berbelanja mengganti handphone Sakura dan membeli beberapa pakaian cantik" Sakura memandangi kantung kertas berisi pakaian dengan wajah yang berbinar senang. Jadi dia suka hadiah ya. Sasuke mencatatnya dalam hati.

Mikoto berkata pada keduanya untuk beristirahat. Sasuke merebut semua kantung belanjaan Sakura dan membawanya ke kamar Sakura.

"Sana kembali ke kamarmu, mau apa lagi?"

"Duduk" Sasuke berbaring terlentang di kasur yang beraroma lembut.

"Tidak pergi ke club lagi atau ke tempat itu lagi?" Tanya Sakura malas, sebelum Sasuke sempat membalas ucapan Sakura. Sakura mulai bercerita tentang harinya bersama Ibu Sasuke, Sakura ikut berbaring menyamping menghadap Sasuke.

"Kok bisa Ibu yang ramah dan baik begitu punya anak seperti kamu?, lihat keningmu selalu berkerut" Sakura berkata sambil mengurut lembut dahi Sasuke menggunakan jarinya. Sentuhan ringan saja membuat darah Sasuke mengalir deras, kilas balik kehidupan kembali muncul di kepala Sasuke. 

"Sakura, aku menyukaimu, aku akan membuatmu menyukaiku" Sakura terkejut dengan perkataanku dan menolakku. "Jangan ditolak dulu, beri aku sedikit kesempatan, kamu bicara soal happy ending, biarkan aku jadi happy endingmu di dunia ini"

Sasuke menarik Sakura ke dalam pangkuannya dan mulai mencium bibir itu dengan lembut. Sakura mendorong Sasuke menjauh dan menolaknya lagi.

"Tidak mau, aku bukannya tidak menyukaimu, tapi aku ingin dicintai, orang sepertimu tidak akan bisa mencintaiku tau" Sakura menarik tangan Sasuke untuk berdiri dan mendorongnya keluar dari kamar.

"Sakura, aku belum bisa menjelaskan semuanya  tapi kamu harus tahu aku mencintai kamu, lebih lama dari yang kamu tahu, jadi tolong beri aku kesempatan" Sasuke berbicara pada pintu yang tertutup. Hari itu tidak ada jawaban dari Sakura.

Sakura merasa wajahnya terbakar setelah Sasuke menciumnya. Napasnya sempat terhenti sesaat, Sasuke terus mengganggu kewarasannya. Anehnya, Sakura seperti melihat Sasuke dalam tampilan lain setiap Sasuke menciumnya, oleh karena itu dia membenci ciuman Sasuke.

Sebelumnya dia hanya merasa pernah melihat Uchiha Itachi, sekarang bahkan Sasuke terlihat familiar. Saat Sakura melihat Sasuke, Sakura tidak merasakan apa - apa, tapi sekarang ada rasa rindu dan sakit yang terus menyiksa.

"Sepertinya aku sudah gila, lebih baik mencari pekerjaan lain untuk mendinginkan kepalaku, menghabiskan 7 hari bersama Sasuke bisa membuatku kehilangan kewarasan"

🌸🌸🌸

"Tempat ini menyebalkan"

"Bersabar sedikit, Hinata menyukainya, makanannya enak, minumannya enak, tempatnya bagus"

Ino memarahi Sasuke dan Sai yang terus mengeluh di cafe baru yang di temukan Hinata. Sebelumnya, Hinata dan Ino sudah ke tempat ini. Setelah itu kedua wanita itu memaksa semua orang untuk berkumpul di sana.

Ino dan Naruto menyeret Sasuke keluar dari kamarnya. Sakura memilih untuk meninggalkan kediaman Uchiha tanpa pamit pada Sasuke. Kegelapan yang dulu mengejarnya saat kehilangan keluarganya sekarang kembali dalam bentuk ketiadaan Sakura dalam hidupnya.

Seorang pria berambut pirang panjang adalah pemiliknya, orang itu berbicara dengan ramah pada semua orang. Pemilik tempat itu melewati meja Ino dan teman - temannya kemudian menyapa mereka dengan ceria. "Memuakkan" pikir Sasuke, dia membenci orang tersenyum ramah, bau manis dari kue, dan bau kopi dan susu yang bercampur. Sasuke hanya ingin pulang dan mencari Sakura lagi.

Sasuke melihat kearah pintu, Karin, Jugo, dan Suigetsu memasuki ruangan itu bersamaan. Karin yang melihat Naruto berteriak kesal karena harus bertemu lagi dengannya, dia sudah bosan melihat wajah Naruto.

"Apa aku ikuti saja mereka ya?" Saat matanya bertatapan dengan Juugo, suara dalam kepalanya mengajaknya untuk lari dari keluarga Uchiha

Naruto balas berteriak pada Karin kalau dia akan mengadukan Karin pada Ibunya. Karin melarikan diri dari pengawasan rumah, seharusnya Karin diam di rumah karena sedang di hukum. Suigetsu dan Juugo mendorong Karin menjauh dari Naruto yang terus berteriak. 

"Telepon dia, katakan kita sudah sampai" Sasuke melihat Juugo mengambil handphone dari tasnya, disaat yang sama lonceng pintu cafe berdenting.

Ino terkesiap melihat Sakura memasuki cafe dengan santai, dia menyenggol Sasuke yang sedang memperhatikan kawan lamanya

"Katamu dia kabur, itu dia datang, kamu mengajaknya"

"Tidak"

Sakura berlari menyapa Karin, teriakan Karin dan Sakura membuat semua pengunjung cafe menengok kearah mereka.

"Aku akan mengusir kalian, kalau kalian terus berisik"

"Jahatnya, masa Kak Dei mau mengusirku" Sakura memeluk dan mengecup pipi pemilik cafe itu kemudian tersenyum.

Sakura duduk di samping Jugo dan mulai berbicara dengannya. Kepala Sasuke terasa pusing melihatnya, Sakura menjadi bagian dari timnya, dan siapa pemilik cafe ini. Sasuke mengambil foto pemilik cafe secara sembunyi - sembunyi dan mengirimkannya ke Itachi.

Siapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa?

Deidara, temanku, kenapa?

Akatsuki?

Ya, kenapa kamu di cafenya?

Sasuke tidak membalas pesan Itachi, jadi Sakura di dunia ini malah menjadi bagian dari shinobi yang berkhianat. Kenapa?. Dia memejamkan mata dan mempertajam pendengarannya, memasukan semua tawa Sakura yang bisa dia tangkap ke sudut hatinya yang kosong.

Besok kita berangkat ke pantai, pulang ke rumahku.
Aku merindukanmu Sakura

Sasuke mengirimkan pesan dan melihat kearah Sakura yang membaca  pesan teks itu. Sakura menghela nafas panjang dan menyandarkan kepalanya ke pundak Juugo. Pemandangan yang menyakitkan bagi Sasuke.

Lingkaran - Sasusaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang